Clothing dari Lampu Merah

Clothing dari Lampu Merah
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Clothing ini konon yang pertama kali menjejakan kaki di Parahyangan Plaza pada tahun 1997. Tahun 1998 mereka sudah bisa melebarkan sayap ke luar Kota Bandung.

Awalnya kumpulan komunitas musik berbagai aliran yang hobi bermarkas di lampu merah. Maka mereka menamakan komunitasnya Prapatan rebel. Prapatan berarti persimpangan jalan, sedangkan rebel diartikan pemberontakan.

"Awalnya komunitas musik, anak jalanan, berandalan yang banyak waktu dan nggak ada kerjaan," papar Imam Mulyadi (30) yang akrab disapa Adi, pengelola Prapatan Rebel.

Komunitas ini sering melakukan kunjungan ke komunitas lampu merah di berbagai daerah di Indonesia. Tapi Adi mengaku pertemuan-pertemuan tersebut dilakukan untuk sharing, bukan untuk ngamen di jalanan.

Usaha Prapatan Rebel sendiri awalnya dari emperan. Sebelumnya produk yang dijual adalah kaset underground. Kaset-kaset tersebut dijual dengan cara disebarkan ke pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Dewi Sartika. Selepas itu ide membuat clothing pun muncul dengan modal usaha awal Rp 100 ribu.

Sekarang, Prapatan Rebel berubah menjadi distro dengan beragam merek clothing dan merchandise dari band-band indie khususnya musik underground termasuk brand Prapatan Rebel sendiri.

Adi menyatakan konsep Prapatan Rebel tidak mengarah pada fashion, beda halnya dengan clothing yang cenderung menonjolkan sisi fashion. "Konsep desain Prapatan Rebel tidak ke arah fashion, tidak umum dan cenderung ekstrim. Misalnya tulisan dalam bentuk protes pada pemerintah" papar Adi. Meski begitu, Adi membantah disebut underground ekstrim.

Harga produk-produk underground pun dinilai Adi lebih murah daripada clothing yang mengarah pada fashion. Seperti di Prapatan Rebel untuk harga kaosnya dari mulai Rp 35 ribu-Rp 60 ribu.

Prapatan Rebel pun tak hanya membuka bisnis distro saja, tapi juga ikut menggarap album-album band-band underground. Sampai saat ini, Adi mengaku dirinya sudah membantu penggarapan 30 album. Diawali dengan album kompilasi berjudul Degradasi Moral yang berisi musik-musik band beraliran punk rock. Di samping itu sering menggelar pagelaran-pagelaran musik underground.
(ema/ern)

0 komentar:

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons