Riotic, dari Studio Musik ke Distro

Riotic, dari Studio Musik ke Distro
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Sejarah berdirinya distro atau industri clothing di Bandung cikal bakalnya berasal dari industri musik, khususnya musik indie. Begitupun dengan distro yang bisa dikatakan senior ini, Riotic, didirikan di tahun 1996. Awalnya adalah salah satu recording company di kota Bandung.

Menurut Pemilik Riotic, Dadan Ruskandar yang biasa disebut Ketu (dari kata ketua), terbentuknya Riotic awalnya dari kumpulan anak-anak muda Bandung yang biasa bermusik dengan genre punk rock yang tergabung dalam Hijau Enterprise. Keinginan untuk mendokumentasikan musik itulah yang memicu didirikannya industri rekaman label Indie dengan nama Riotic.

Riotic sendiri berasal dari kata riot yang diartikan Dadan sebagai kondisi cheos yang dilihat dari segi musik. "Tetapi bukan orangnya yang cheos," ungkap Dadan. Band punk rock pertama yang dibuatkan mini albumnya oleh Riotic Record adalah Turttle Jr. Kemudian Riotic Record membuat album Bandung Burning yaitu 17 kompilasi album punk rock yang kasetnya laku keras dan masih dicari sampai sekarang. Terakhir band yang adalah Authority yang salah satu anggotanya dalah anak almarhum seniman Harry Rusli.

Tak hanya band-band lokal yang dirilis Riotic Record tapi juga band-band indie dari luar negeri. Misalnya dari Belanda, Amerika, dan rata-rata negara di Eropa.

Banyak dari para penggemar musik punk rock tersebut menanyakan merchandise band, maka pada tahun 97 didirikanlah distro Riotic. Menurut Dadan, pada saat itu distro yang ada di kota Bandung baru Riotic dan Harder. Hampir 70 persen dari produk-produk Riotic adalah merchandise band-band musik indie, dimana mayoritas merupakan band lokal Bandung.

Sehingga image sebagai distro yang menjual merchandise band lokal indie seluruh Indonesia melekat di Riotic. Bahkan, salah satu band ternama tanah air, Peterpan menitipkan merchandisenya di tempat ini.

Tak hanya t'shirt juga CD, kaset, topi, pin dan lain-lain. Harga t'shirt berada di kisaran Rp 55-85 ribu, kaset Rp 12-18 ribu, topi Rp 60-65 ribu, pin Rp 5 ribu- Rp 7500. Riotic memproduksi cukup sedikit dalam memproduksi. Dalam satu kali produksi satu design hanya 30 pieces. Itupun tidak ada pengulangan produksi di kemudian hari.

Lokasi Riotic berpindah-pindah dari mulai Cijerah, Cicadas belakang BIP, Dago sampai akhirnya ditahun 2007 memilih Jl Sumbawa No 61. Dalam satu kawasan terdiri atas distro, tempat recording dan latihan serta kantin. Beberapa tempat duduk di sediakan di bagian depan. Setiap harinya Riotic ramai dikunjungi. Entah itu oleh anak band yang latihan ataupun sekedar kongkow hingga yang belanja. Terlebih ketika para pengunjung tahu kalau band-band ternama Bandung seperti Burgerkill, Jeruji, Pure Saturday melakukan latihannya di tempat ini.

(ema/ern)

Percantik Kerudung dengan Aneka Peniti Kristal

Percantik Kerudung dengan Aneka Peniti Kristal
Tya Eka Yulianti - detikBandung

Bandung - Siapa bilang kreasi bagi busana muslim terbatas. Justru dengan semakin berkembangnya fashion di dalam dan luar negeri, makin beragam juga cara untuk mempercantik penampilan para muslimah. Salah satunya yaitu dengan mempercantik kerudung. Bisa dengan mengkreasikan cara pemakaian, sampai dengan mempermanis
kerudung dengan hiasan.

Saat ini, aksesoris yang 'wajib' dimiliki muslimah yang menggunakan kerudung yaitu peniti. Bukan sekedar peniti biasa untuk membuat tatanan kerudung rapi.
Tapi peniti yang satu ini akan memberikan aksen tersendiri yang membuat tampilan kerudung Anda semakin gaya.

Ukuran peniti ini memang jauh lebih besar dari peniti biasa. Hiasan berupa batu-batu kristal dipasang di antara peniti tersebut. Juntaian rantai dengan hiasan kristal dan manik-manik pun membuat peniti ini jadi spesial.

Tak heran, kini di pusat-pusat perbelanjaan, aksesoris ini tengah ramai dijajakan. Seperti di Pasar Baru Bandung, hampir seluruh penjual aksesoris dan kerudung menjual item ini.

"Ini lagi nge-tren, banyak yang beli," ujar Eli (36) salah seorang penjual peniti kristal di Valentine Accessories di Lantai II Pasar Trade Center.

Eli menuturkan peniti kristal ini mulai ramai dicari sejak bulan Ramadan lalu. "Dari sebelum Lebaran ramainya. Banyak ibu-ibu dan anak muda yang nyari untuk
aksesoris kerudungnya. Kerudung biasa jadi lebih cantik pakai hiasan peniti ini," kata Eli.

Warna-warni batu kristal yang memancarkan cahaya akan membuat tampilan kerudung jadi lebih 'wah'. Penti-peniti tersebut dibuat sangat bervariasi bentuknya. Ada yang bandulannya pendek dan panjang. Bandulan panjang, bisa disematkan secara melingkar di samping leher.

"Gaya peniti kristal ini kaya orang India," tutur Eli.

Harganya pun bermacam-macam, tergantung jenis kristal dan hiasan yang digunakan, mulai dari harga Rp 10.000 hingga Rp 65.000 "Makin banyak batu kristal dan bentuknya yang susah, harganya lebih mahal," tuturnya.

Variasi warnanya, memang menggoda penggemar kerudung untuk mengoleksinya. Tak heran, kaum hawa yang menggunakan kerudung begitu antusias membeli peniti kristal ini untuk disematkan pada kerudungnya.
(tya/ern)

Koleksi Incaran Bolamania

Koleksi Incaran Bolamania
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Berbagai merchandise yang berkaitan dengan sepak bola akan selalu diincar para maniak olahraga yang satu ini. Tak hanya dalam negeri tetapi merchandise klub-klub dari luar negeri. Tak jarang, merchandise original dengan harga yang selangit bukanlah jadi persoalan. Kepuasan para kolektor pernak-pernik sepakbola yang diutamakan.

Sebutlah merchandise-merchandise seperti t'shirt, karpet, handuk, tempat tisu, mug, sprei, kap lampu, pin sampai aksesoris mobil seperti jok, safety belt dan lain-lain. Koleksi lengkap segala hal tentang bola ini bisa didapatkan di Chioda, Jl Lembong 28. Lokasi toko yang agak menjorok tidak begitu terlihat dari luar. Ketika memasuki toko sudah disapa dengan aroma olahraga, tak hanya sepakbola tapi olahraga lainnya. Namun, produk-produk sepakbola yang mendominasi koleksi olahraga di toko ini.

Setiap produk olahraga khususnya sepakbola bisa dipilih yang original atau lokal dengan harga yang juga 'original' alias lebih mahal atau harga lokal yang lebih murah. Untuk harga original rata-rata berkisar di angka seratus ribuan sedangkan untuk produk lokal masih terjangkau di bawah seratus. Itupun tergantung produk apa yang dipilih. Tentunya untuk para kolektor sejati harga tidak menjadi masalah.

Diakui salah seorang karyawannya Sandra, beberapa pengunjung sempat protes dengan harga original yang melambung. Namun tetap saja ada pengunjungnya yang mencari produk original.

Naik ke lantai 2, tersedia aneka poster sepak bola dari berbagai kesebelasan dengan dominasi kesebelasan luar negeri. Dari mulai yang lembaran sampai poster yang sudah diblok dengan harga rata-rata Rp 100 ribu. Siapkan saja keuangan, apakah memilih yang original atau lokal?
(ema/ema)

Merangkum Musik, Film dan Tokoh dalam T-Shirt eGo

Merangkum Musik, Film dan Tokoh dalam T-Shirt eGo
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung

Bandung - Tan Malaka, Marlyn Monroe, Pulp Fiction nama-nama yang mengingatkan kita pada tiga hal yakni, tokoh, musik dan film. Ketiga hal berbeda itu terangkum dalam wujud t-shirt yang bisa ditemui di eGo.

Distro yang berdiri sejak Desember 2007 ini memberikan alternatif baru dalam fashion. Jika wajah selebriti sudah sering terpampang di t-shirt, eGo menawarkan wajah-wajah populer di bidang-bidang lain, termasuk politik.

Menurut pemilik eGo, Supriatno Yayat, dirinya memilih tema ini karena ingin memberikan pilihan bagi konsumen untuk mengidentifikasi diri melalui t-shirt.

"Pilihan t-shirt seseorang menjadi representasi orang tersebut. Misalnya jika memilih t-shirt Mao, menggambarkan orang yang cenderung ke aliran kiri" jelas Al, begitu dia akrab dipanggil.

Al juga menambahkan, pemilihan nama eGo karena mudah diingat. Istilah ini juga memiliki arti yang serupa dalam dua bahasa, dalam bahasa inggris maupun indonesia.

Beberapa corak t-shirt lain yang ditawarkan di sini memang tergolong unik. Corak untuk jenis film maupun musik mengusung wajah-wajah dengan aliran yang jarang. Misalnya Bjork dengan jenis musik electronica, atau Trainspotting film bergenre cult classic.

Harga yang ditawarkan untuk t-shirt di sini bervariasi mulai dari Rp 40 ribu sampai Rp 70 ribu. Perbedaan harga tergantung tingkat kerumitan desain baju. Menurut staf operasi eGo, Tiara, desain corak t-shirt dan pemilihan bahan baju dilakukan sendiri.

"Jadi semakin rumit desain dan semakin bagus bahan mempengaruhi harga," tutur Tiara.

T-shirt yang ditawarkan tidak hanya untuk pria yang biasanya identik dengan kegiatan-kegiatan aktivis atau corak pakaian yang unik. Pakaian ukuran wanita juga ditawarkan di sini.

Selain desain yang sudah tersedia, pelanggan juga dapat memesan desain tertentu sesuai selera. Bahkan dapat memesan t-shirt dengan potret diri sendiri. Harga yang ditawarkan untuk pemesanan t-shirt bisa mencapai Rp 100 ribu untuk pesanan satuan, tergantung desain. Jika memesan sebanyak 12 unit, harga yang ditawarkan kisaran Rp 40 ribu.

Menurut Tiara, meski kini hanya menawarkan aneka t-shirt, tidak lama lagi eGo akan meluncurkan produk celana boxer. Produk celana boxer ini nantinya tidak mengubah konsep awal, yakni penggunaan corak wajah musisi, film atau tokoh.

Aneka t-shirt unik ini dapat diperoleh di outlet eGo di Jalan Dipatiukur 7B. Model-model t-shirt dapat dilihat di situs http://egotshirt.blogspot.com. eGo menyalurkan produknya ke beberapa outlet di Bandung, seperti ian's report, Fuku ya dan Achtung. Aneka t-shirt ini juga disalurkan ke Cirebon, di Jalan Kutagara 38. Rencananya akan merambah juga ke Jakarta dan Yogyakarta.

Jadi, t-shirt mana kah yang merepresentasikan aliran anda?(twi/ern)

Bergaya ala Tokoh Komik Jepang

Bergaya ala Tokoh Komik Jepang
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung

Bandung - Komik Jepang seperti Naruto, One Piece, Slam Dunk tentu tidak asing bagi pecinta manga (sebutan komik Jepang-red). Jika biasanya hanya bisa mengamati gambar-gambar di komik, kini pembaca komik juga bisa bergaya ala tokoh komik. Aneka baju-baju tokoh komik atau yang biasa disebut coshplay dapat diperoleh di Gonzo.

Kostum tokoh-tokoh komik yang disediakan di Gonzo didesain sedemikian rupa untuk dapat dikenakan sebagai pakaian sehari-hari. Seperti misalnya jaket Naruto dengan corak biru oranye, sudah bukan barang baru lagi di kalangan pecinta Manga.

Menurut staf pengelola Gonzo, Renny, kostum-kostum tersebut merupakan barang lokal yang diproduksi sendiri. "Jadi kalau pelanggan ingin memesan coshplay juga bisa," tutur Renny.

Di samping pakaian ala komik, beberapa atribut berbau manga dan Jepang juga tersedia di sini. Diantaranya yukata dan bakiak Jepang. Yukata sendiri merupakan pakaian wanita tradisional yang biasa digunakan untuk acara tertentu.

Seiring waktu, yukata kini tersedia dengan model modern. Gonzo sendiri menyediakan kedua model yukata, yang modern dan klasik. Bahkan pelanggan sebelumnya dapat memesan yukata sesuai keinginan. Melengkapi gaya Jepang anda, di sini juga tersedia sandal bakiak.

Atribut-atribut lain seperti tas, pin, aneka t-shirt, kalung dan lainnya juga tersedia di sini. Sebagian besar atribut yang tersedia di sini merupakan barang impor. Demikian juga dengan barang-barang berbau Jepang lainnya, semisal CD musisi Jepang atau film-film Jepang yang jarang tersedia.

Kolektor juga dimanjakan dengan barang-barang seperti action figure komik-komik Jepang, aksesori-aksesori seperti jam tangan, kalung sampai gantungan kunci berbau anime Jepang tersedia.

Harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Mulai dari harga Rp 1000 sampai ratusan ribu rupiah, tergantung dari jenis barang. Coshplay ditawarkan berkisar puluhan sampai ratusan ribu rupiah. Untuk yukata sedikit lebih mahal, berkisar Rp 200 ribu sampai Rp 850 ribu.

"Harga jual yukata tergantung pada bahan dan modelnya," jelas Renny.

Barang-barang koleksi seperti figure action juga termasuk terjangkau, mulai dari Rp 15 ribu sampai dengan Rp 200 ribu. Sementara untuk film-film Jepang original ditawarkan berkisar Rp 165 ribu sampai Rp 300 ribu.

Penasaran ingin berkostum ala tokoh komik? Anda dapat mengunjungi outletnya di Jalan Cihampelas 42A. Dua cabang Gonzo lainnya tersedia di Jatinangor Townsquare serta di Surabaya, tepatnya di Pakuan Trade Center Jalan Puncak Indah 2.
(twi/ern)

Seni Rajah Modern, Aset Wisata Kota Bandung

Seni Rajah Modern, Aset Wisata Kota Bandung
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Bandung sebagai kota jasa dan wisata tak hanya memiliki distro dan ribuan jajanan lezat yang wajib disambangi. Satu bentuk sub kultur seperti tato pun kini menjadi ikon baru wisata, tak hanya di kota Bandung, juga Jawa Barat.

Kent Tatoo Studio & Piercing. Studio tato dan tindik yang berdiri sejak 8 September 1990 ini mendapatkan penghargaan oleh dari Dinas Pariwisata Kota Bandung sebagai salah satu aset kebudayaan dan pariwisata Jawa Barat. Didirikan oleh Yusefthia Suwardi yang akrab dipanggil Kent Kent.

Ketika ditemui di studio utama Kent Studio,Jl Wangsareja Gg Ardisasmita No 20, manager studio, Ari yang didampingi salah satu senimannya Kent Tatoo, Bunda mengatakan Kent Studio tak hanya dipublikasikan di Jawa Barat. Sebuah tabloid Taiwan pun pernah memuat tentang Kent Studio.

Tato yang dahulu dianggap sebagai simbol premanisme dan kekerasan kini bisa digunakan untuk menutupi kekurangan tubuh. Itulah salah satu permintaan para pelanggan Kent Tattoo khususnya kaum hawa. Bunda menuturkan, banyak wanita yang meminta tato dibuat untuk menutupi bagian-bagian tubuh yang kurang enak dipandang. Misalnya, bagian perut yang memiliki bekas operasi usus buntu atau bekas luka lainnya.

Biasanya, tato dibuat sesuai dengan anatomi tubuh pelanggan. Sehingga tak hanya aman tetapi memenuhi unsur estetika. "Misalnya jika tato akan dipasang di bagian tangan maka akan gambarnya pun disesuaikan dengan anatomi tangan si pelanggan," tutur Ari.

Kent Tattoo sudah mendapatkan berbagai sertifikat dari banyak lembaga sebagai bentuk dukungan atas legalitasnya. Jadi, untuk para pelanggan yang ingin 'merajah' tubuhnya tak perlu takut untuk mengunjungi Kent Tatto karena dari segi medis, Kent Tattoo terbilang aman. Meski demikian, harus dipikirkan matang-matang sebelum menato tubuh. Menurut Bunda, biasanya setiap pelanggan ditanya terlebih dahulu tentang kesungguhannya agar tidak menyesal di kemudian hari.

Tak hanya rekomendasi dari Dinas Pariwisata, sebagai pionir budaya tato menato di Bandung, Kent Tattoo sudah mencetak berbagai prestasi. Salah satunya masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan prestasi melukis pada tubuh (body painting) dengan peserta terbanyak pada Mei 2007 dan sederetan prestasi lainnya.

Jika sudah mantap untuk menato tubuh, bisa datang ke Kent Tattoo, bisa ke studio utama yang cukup berliku-liku di gang kecil atau ke Metro Soekarno Hatta Estate, Jl Venus Timur 10. Selain di Bandung, Kent Tattoo membuka cabangnya di Lampung, Palembang dan Surabaya. Tersedia juga jasa tindik atau piercing. Penasaran informasi lengkapnya? Silakan klik www.kent-tattoo.com.
(ema/twi)

T-shirt, Media Baru Membaca Berita

T-shirt, Media Baru Membaca Berita
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Informasi terkini seputar peristiwa yang menjadi sorotan ternyata tak hanya terekam oleh media elektronik maupun cetak. Kreatifitas anak muda Bandung yang seolah tak surut bisa membuat sebuah peristiwa terekam dalam t'shirt. Itulah yang menjadi jualan distro Ian's Report.

Ian's Report, nama ini diambil dari nama si pemilik, Andrian Tristianto yang akrab dipanggil Rian, putra raja FO Bandung Ferry Tristianto. Lokasinya pun bersebelahan dengan Galeri Lelaki yang dikelola oleh sang ayah, yaitu di Jl RE Martadinata No 36.

Menurut Manager Ian's Report Licky Chandra, report bisa diartikan berita, berita dari Ian untuk masyarakat yang terdokumentasikan melalui fashion. Berita tersebut bisa menjadi pesan moral yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang peristiwa yang berlangsung. Maka, an Daily Read Wear pun diambil sebagai tagline dari distro yang satu ini.

Kasus Adam Air misalnya, dalam t shirt digambarkan adanya kapal terbang yang tersangkut di sebuah pohon. Tulisan bernada pertanyaan 'Where's Adam?' menjadi triger yang menunjukan bahwa desain dan tulisan tersebut menggambarkan kasus Adam Air. Kasus IPDN digambarkan dengan bentuk telapak kaki yang digantungkan label di jempol kaki seperti di kamar jenazah, labelnya bertuliskan 'Death During Training'. 'Run Forest Run' dibuat sebagai bentuk keprihatinan akan perusakan hutan di tanah air. Atau tulisan sederhana seperti 'Choose Me' untuk mendukung Jawa Barat yang kini dalam atmosfer Pilkada.

Menurut Licky, distro yang berdiri pada tahun 2006 ini awalnya berupa clothing. Namun beberapa bulan ini, tepatnya d 2008 Ians Report mulai mengambil beberapa koleksi dari clothing lain. "Agar koleksi kami lebih banyak," tutur Licky. Meskipun diakui Licky koleksi Ians Report masih mendominasi sebanyak 70-80 persen. Produk-produknya pun lebih banyak untuk kaum laki-laki.

Ditambahkan Sandy, desainer Ian's Report ada sekitar 10 clothing yang produknya ada di tempat ini seperti Indigo, Almost, Battle Royale dan brand lain Ians Report, Peep Pin. Menurut Sandy, desain-desain t'shirt Ian's report menggunakan vektor Grafis.

Sebelumnya, ungkap Licky, Ian's Report selalu meng up date setiap informasi ke dalam t'shirt seminggu setelah peristiwa berlangsung. Namun, kini lebih memfokuskan pada hal-hal yang sifatnya lebih global. "Pasar ternyata tidak terlalu antusias terhadap berita-berita yang spesifik," tutur licky.

Ian's Report memproduksi t'shirt, sweater, jaket, topi, tas, aksesoris, dompet juag ikat pinggang. Untuk t'shirt harga standar dari Rp 75-85 ribu, jaket Rp 100-150 ribu, tas sekitar Rp 1000 ribuan. Jika sudah biasa membaca berita di koran, televisi atau lainnya, kenapa tidak mencoba membaca informasi itu di Ian's Report Daily.

(ema/twi)

Bergaya dan Berkilau Bersama Flashy

Bergaya dan Berkilau Bersama Flashy
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Seiring waktu, hidup digiring kepada segala bentuk kepraktisan. Seperti halnya laptop, karena lebih portable, laptop yang dulu masih menjadi barang mewah pun kini sudah menjadi 'teman' dalam aktivitas sehari-hari. Tak hanya di tempat kerja, ruang pendidikan tetapi juga di sudut-sudut tempat hiburan, cafe, atau mall yang sudah begitu banyak menyediakan fasilitas hotspot.

Trend penggunaan laptop ternyata dilirik dunia fashion. Untuk para wanita, Flashy menyulap tas-tas laptop yang terkesan kaku menjadi lebih stylish dan eye catchy.

Besar tas tak jauh beda dengan tas laptop yang biasa ada di pasaran. Hanya saja, Flashy mendesain tas laptop dengan bahan dan corak berbeda yang membuat tas ini lebih terlihat sebagai tas kepit biasa. Berbahan dasar PVC dengan pemilihan corak dan warna-warni yang beragam yang membuat tas tak hanya enak dijinjing tetapi juga enak untuk dilihat. Tas laptop ini bisa didapatkan dengan harga Rp 140 ribu.

Flashy, distro ini produk awalnya adalah tas. Tas-tas kepit yang girlie menjadi salah satu ciri khas tempat ini. Permainan corak yang ramai sekaligus warna yang cerah menjadi andalan. Di tahun 1997 tas-tas flashy sudah beredar walaupun by order dari pelanggan. Barulah pada tahun 2000 Flashy membuka gerainya di Jl Dipatiukur No 1. Akhir 2007 cabang lain di Jl Sultan Agung pun dibuka.

Menurut pemilik Flashy, Windy Wulandry, produk Flashy memang dibuat khusus untuk wanita dari usia 15-25 tahun. Tak hanya tas, juga tersedia dompet, jaket, t'shirt, blous, tempat handphone dan lain-lain. Flashy yang diartikan berkilauan diharapkan Windy bisa membuat pemakainya terlihat lebih 'berkilau'.

Desainer Flashy membuat setiap desain produk disesuaikan dengan trend saat ini. Tak hanya berlaku untuk tas kepit tetapi juga untuk blous. Misalnya blous-blous panjang selutut yang sedang nge-trend dipadukan dengan legging.

Untuk kaum adam, manajemen Flashy mengeluarkan brand clothing lain dengan nama Liquid. Maka, nama Flashy pun ditambahkan menjadi Flashy, Liquid Shop. Jadi tidak perlu bengong jika menenemani pasangan ketika berbelanja ke Flashy. Satu ruang lain yang disebut room mate disediakan untuk brand clothing lain. Lebih dari 10 clothing seperti Indigo, Cosmo, Insomnia, dan lain-lain.

Untuk harga tak jauh beda dengan distro lainnya. Tas dari Rp 40-70 ribu, T'shirt dari Rp 65-200 ribu, dompet dari Rp 45-80 ribu.

(ema/ern)

Anonim, Satu Distro Seratus Merek


Anonim, Satu Distro Seratus Merek
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung

Bandung - Kota Kembang telah dikenal banyak dengan berbagai jenis clothing company yang makin menjamur di kalangan muda. Jumlah merek clothing company yang lebih dari seratus tidak mengharuskan anda mengunjungi satu persatu, Anonim menyediakan hampir semua merek.

Pemilik Anonim, Dede menceritakan berdirinya distro ini diawali hobi menonton film dan mendengarkan musik. Pada September 1999 Anonim didirikan dengan menawarkan produk-produk merchandise film import, seperti poster dan t-shirt dari grup band / film yang sedang terkenal saat itu. Sebagai strategi untuk mengisi toko, Anonim mengundang clothing company lokal untuk bergabung, serta menjual juga kaset-kaset dan merchandise beberapa grup musik underground Bandung.

Kini, sekitar 100 merek clothing company ditawarkan di distro berukuran 150 meter persegi ini. Berbagai merek yang ditawarkan berasal dari Bandung, Jakarta sampai Bogor. Menurut Dede, Anonim menawarkan konsep one stop shopping.

"Jadi orang tidak perlu jauh-jauh untuk mencari produk-produk clothing company," jelas Dede.

Meski demikian, tidak serta merta semua jenis produk clothing company dapat dipajang di sini. Diakui Dede, gaya fashion yang diusung di sini tergolong kasual.

"Kami lihat dulu model dan desainnya sebelum dipajang di sini. Jadi ada standar tertentu," jelasnya.

Seiring berjalannya waktu, tidak hanya mengusung gaya busana untuk kalangan muda. Setelah sembilan tahun berdiri, kini tersedia jenis pakaian untuk anak-anak bahkan ada juga untuk bayi. Namun jangan harap dapat menemukan jenis pakaian bayi bergambar kartun seperti pada umumnya. Model pakaian anak yang ditawarkan disini tidak jauh berbeda dengan desain pakaian orang dewasa.

"Sesudah sembilan tahun, pelanggan juga tentu bertambah usia. Nah, pelanggan yang ingin memberikan gaya kasual layaknya orang dewasa, gaya yang berbeda dari anak-anak pada umumnya, di sini kami sediakan," tutur Dede.

Keunikan produknya tidak hanya sampai di situ. Salah satu produk yang juga banyak diminati yakni pakaian untuk pasangan. Tersedia ukuran untuk pria dan wanita dengan tulisan-tulisan unik tertera pada t-shirt. Misalnya, "Say hello to your future girlfriend" untuk wanita dan "say hello to your future boyfriend" untuk pria.

"Rencananya akan dibuat pakaian untuk orangtua dan anak," ungkap Dede.

Produk-produk selain pakaian di sini juga ditawarkan aneka sandal, sepatu, tas sampai topi. Tersedia juga berbagai merchandise band-band lokal sampai majalah-majalah lokal terbitan Bandung.

Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 1500 untuk stiker sampai yang paling mahal mencapai Rp 250 ribu atau Rp 300 ribu. Selain dimanjakan dengan produk-produk clothing yang khas dan berkualitas, pengunjung juga dapat bersantai di sini. Meski belum terlalu luas, kafe kecil yang tersedia di sini dapat menjadi tempat nongkrong pas bagi anak muda. Harga yang ditawarkan untuk berbagai jenis makanan di sini tidak sampai Rp 10 ribu.

Siap berburu aneka produk clothing company? Anonim bisa ditemui di Jalan Teuku Umar Dago, buka pukul 10.00 WIB sampai 20.00 WIB.(twi/ern)

Black ID, Ungkapkan Identitas dengan Fashion

Black ID, Ungkapkan Identitas dengan Fashion
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Setujukah anda jika nama mencirikan identitas? Mungkin tak selalu, tapi sepertinya akan setuju jika identitas bisa diungkapkan dengan berbagai cara termasuk fashion. Untuk para fashionista Bandung pastinya mengenal brand clothing bernama Black ID.

Black ID, identitas gelap atau tak terdeteksi, begitulah Store Manager Black ID di 18 Park, Jl RE Martadinata, Doni, mengartikan nama Black ID. Ketika begitu banyak ketidakadilan, ketimpangan dalam kehidupan sekeliling maka Black ID menginterpretasikannya dengan tagline Every Day Is Hell. Mungkin tak seekstrim itu, karena produk-produk yang ditawarkan Black ID memberikan kenyamanan untuk setiap pelanggannya. Sekelas grup band papan atas tanah air seperti Letto, Ungu, Vagetoz, VJ Daniel pun menjadi endornya Black ID.

Black ID didirikan pada 9 Februari 2004. Angka kelahiran itupun seringkali tertera dalam desain Black ID yaitu 924. Nyeleneh, begitulah konsep fashion Black ID. "Nyeleneh, di luar kebiasaan dan unik," tutur Doni. Konsep itu dipadukan dengan desain yang simple. Sekadar tulisan Black ID atau logo Black ID yang terinspirasi dari gambar pesawat tempur sebuah game.

Konsumen Black ID sendiri diungkapkan Doni dari pelajar SMU ke bawah, artinya produk-produk untuk usia 2 tahun pun tersedia di Black ID. Harga tetap kompetitif dengan clothing lainnya. Setiap bulannya, Black ID selalu mengeluarkan desain-desain baru.

Jika ingin alternatif lain, Diery, second brandnya Black ID bisa menjadi pilihan lainnya. Menurut Doni, Diery bisa diartikan die your diery, matilah keseharian kita. Logo jamur Diery menjadi pengharapan agar produk-produk Diery menjamur di masyarakat.

Produk-produk kedua brand tersebut Black ID maupun Diery, baik itu t'shirt, jaket, celana, sepatu, tas, celana boxer, ikat pinggang, dompet hingga pin hanya bisa didapatkan di tujuh toko Black ID, tidak di distro lainnya.

Black ID antara lain ada di 18 Park di Jl Martadinata 18, Jl Belitung No 3, di Jl Merdeka, samping Holand Bakery atau Jl Buah Batu. Selain di Bandung,produk-produk Black ID juga sudah tersebar di seluruh Indonesia.


(ema/twi)

Belanja Murah Meriah di Pasar Kota Kembang

Belanja Murah Meriah di Pasar Kota Kembang
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Belanja sudah seperti bagian dari rutinitas keseharian yang seolah sudah menjadi kewajiban. Tak hanya barang-barang FO atau distro yang menjadi sasaran, pusat perbelanjaan berkelas hingga pedagang pinggiran pun tak luput dari incaran para shopaholic.

Satu tempat berbelanja untuk mencari 'jajanan awet' murah meriah beragam kelengkapan fashion bisa didapatkan di Pasar Kota Kembang. Pasar Kota Kembang yang sering juga disebut Kokom (Kota Kembang-red) berada di kawasan Dalem Kaum, Alun-Alun Bandung.

Ratusan lapak-lapak para penjual berderet mengapit jalanan selebar sekitar 1 meter. Menyusuri pasar kota kembang yang sepanjang seratusan meter lebih ini akan membuat mata 'kalap' untuk belanja. Sepatu merupakan produk yang paling dominan dijual di tempat ini, selain tas, aksesoris, kain dan kosmetik. Mungkin tak sekelas barang-barang bermerek dengan kualitas tinggi, tapi jangan salah, model-model sepatu maupun tas yang dipajang tak kalah fashionable dengan produk keluaran merek terkenal.

Hampir semua lapak menjual produk yang tengah trend di pasaran. Misalnya flatshoes yang masih memiliki banyak penggemar, sepatu sandal, hingga sepatu yang memberi kesan glamour dengan warna-warna shocking yang kian digemari. Begitupun dengan tas. Replika-replika tas merek perancang terkenal seperti Dolce&Gabbana, Versace, Gucci dan lainnya menjadi tawaran yang menggiurkan karena trendy dan murah meriah.

Tentu saja, para pedagang di Pasar Kota Kembang tidak begitu saja menjual produk, mereka pun menjual barang-barang yang sedang trend di pasaran. Farhan (42) misalnya, yang sudah 13 tahun berjualan sepatu di Pasar Kota Kembang. Dirinya mengaku sepatu-sepatunya dibuat oleh pengrajin di Cibaduyut. Menurut Farhan, dirinya memproduksi sepatu dan sandal melihat trend di pasaran. "Sampai saat ini ada beberapa model yang masih digemari," tutur Farhan.

Menurut Asep, 90 persen sepatu yang dijual di Pasar Kota kembang berasal dari Bogor. "Hanya sedikit dari Cibaduyut karena Bogor memiliki model dan bahan yang lebih bervariasi," ujarnya. Sebelum tahun 2003, Farhan bisa mendapatkan omzet per harinya di atas Rp 1 juta, tetapi sejak adanya kenaikan BBM dinyatakan Farhan dia hanya mendapatkan di bawah Rp 1 juta, kadang setengahnya pun tidak.

Lain lagi dengan Jeyrohim (50) di mana sepatu yang dijualnya didominasi buatan Bogor. "Model-model dari Bogor lebih variatif," tuturnya. Dia mengaku sudah berjualan di Pasar Kota Kembang selama 27 tahun. Menurutnya, Pasar Kota kembang sudah ada sejak tahun 70-an.

Lain sepatu lain lagi tas, Dadan (32) yang sudah menjadi pedagang tas selama tiga tahun mengatakan tas-tas yang dijualnya dikirim dari Jakarta. Tas-tas tersebut diakuinya merupakan impor dari Cina. Meski bukan produk asli, koleksi-koleksi tas yang ada di sini tak kalah fashionable. Termasuk trend tas-tas besar dari mulai tas jinjing, tas kepit, dengan ornamen-ornamen yang bisa dipilih sesuai selera, feminin, glamour, atau casual.

Sepatu-sepatu di pasar Kota kembang berada di kisaran Rp 15 ribu-Rp 60 ribu. Bisa jadi, ada produk-produk tertentu yang memiliki harga di atas itu. Begitu pun dengan tas, harga terkecil bisa Rp 15 ribuan sampai yang ratusan, tergantung jenis tas yang dipilih.

Latihlah kepiawaian seni tawar menawar anda jika ingin mendapatkan produk idaman di tempat ini. Dijamin akan selalu takkan ketinggalan gaya tanpa harus mengeluarkan kocek besar.

Tempat ini cukup mudah karena memiliki lokasi terbilang strategis. Dari terminal Kebon Kalapa bisa menggunakan jurusan Sederhana-Sukajadi atau Elang Cicadas, menuju arah alun-alun Bandung dan Mesjid Raya. Berhenti di muka Jl Dalem Kaum lalu berjalan beberapa puluh meter ke arah kiri. Selamat berbelanja!

Order, Clothing Yang Diawali By Order

Order, Clothing Yang Diawali By Order
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Mengawali sebuah usaha bukan hal yang mudah. Untuk menjadi besar harus meniti langkah demi langkah dari sesuatu yang kecil. Begitu pula dengan clothing yang satu ini. Berawal dari hal kecil kini sudah bisa berkembang menjadi sebuah usaha permanen yang menjanjikan.

Order, itu di namanya. Di tahun 1999, tiga orang anak muda yang berkreasi membuat tas dan dompet by order, alias berdasarkan pesanan perorangan. Nama itulah yang akhirnya diambil sebagai nama brand merek, Order. Seiring perkembangan pasar, di tahun 2001 Order tak hanya memproduksi dompet dan tas tapi juga merambah industri clothing. Meskipun kini dari ketiga pendirinya hanya tinggal satu yang bertahan.

Menurut Store Manager Order, Irma, pusat pembuatan produksi Order sendiri ada di Kopo. Untuk toko ada di Jl Lombok 11/S dan di Trunojoyo 23 bergabung dengan brand Blank Wear. Pertama kali Order dibuka di Jl Lombok dengan petak yang kecil, namun akhirnya berkembang menjadi sebuah store yang akan membuat pelanggan nyaman berbelanja.

Dengan tagline Explore The Concept, ungkap Irma, produk-produk Order pun menyesuaikan dengan keinginan pasar. Corak-corak full print di jaket atau t'shirt pun bisa ditemukan di sini. Dalam setiap desainnya, nama Order selalu ditonjolkan, entah itu dalam tulisan besar atau desain lain yang simple.

Produk-produk Order bisa juga ditemukan di Anonim, Dicconnect atau Toilette. Begitupun di Order bisa pula menemukan brand Dagmar meskipun hanya sebagian kecil. Jika kebetulan keluar kota, Order pun sudah merambah ke provinsi lain di Indonesia

Untuk t'shirt kisaran Rp 70-80 ribu, jaket RP 120-145 ribu, celana Rp 90-125 ribu, dompet Rp 60-70 ribu, ikat pinggang dengan kepala terbuat dari metal seharga Rp 150 ribu.

Tentu saja, sekarang Order tak lagi menerima pesanan perorangan, namun untuk partai besar masih memungkinkan. Tapi sepertinya tanpa memesan pun, semua keinginan bisa saja terpenuhi di Order.
(ema/ern)

Berburu Sepatu Sneakers, Casual dan Formal di Seba Shoes

Berburu Sepatu Sneakers, Casual dan Formal di Seba Shoes
Tya Eka Yulianti - detikBandung

Bandung - Sepatu Seba, yang merupakan hasil karya anak muda Bandung memang berkembang cukup pesat. Siapa sangka, sepatu seba yang sebelumnya dirintis Sebastian Reza
dengan cara door to door dan ditipkan pada distro temannya itu, kini mulai besar. Bahkan Sepatu Seba kini telah memiliki 3 outlet, yang terbaru, ada di Jalan Riau Nomor 114.

Kini nama Sepatu Seba sudah tak asing lagi. Begitu juga dengan sepatunya yang kini jadi tren tersendiri.

"Karena 2 toko sebelumnya bisa dibilang cukup sukses, makanya Seba buka lagi toko. Ini yang kedua di Bandung. Baru buka sekitar 3 minggu," ujar Mochamad Rezki, General Manager Seba Shoes saat berbincang dengan detikbandung.

Desain outlet Seba Shoes terlihat begitu simple dan minimalis. sepatu-sepatu ditata rapi di atas papan kayu. Modelnya pun beragam. Mulai dari jenis sneakers, casual hingga formal seperti vantopel. Mulai dari sepatu slip on, bertali, hi cut, dan low cut. Kisaran harga di Seba mulai dari Rp 450 ribu hingga Rp 850 ribu.

"Variasi sepatu di Seba ada 200 lebih model," tuturnya.

Kalau Anda punya kreasi sendiri, bisa juga loh minta dibuatkan. "Asal polanya masih sama dengan yang ada di Seba," syarat Rezki.

Rezki menjamin, kualitas sepatu di Seba merupakan kualitas terbaik karena dari bahan dan pembuatan dipercayakan pada ahlinya. Bagi mojang-mojang yang suka
sepatu Seba, tersedia juga sepatu untuk wanita. "Tapi modelnya ya bukan yang feminim," katanya.

Selain di Jalan LRE Martadinata, pusat Seba berada di Jalan Ciumbuleuit. Di Jakarta juga ada, yaitu di Jalan Mendawai Nomor 84. Jadi, bagi Anda Shoe Fetish rasanya belum lengkap koleksi Anda jika belum punya sepatu Seba.
(tya/ern)

The Butiku Usung Konsep Suasana Rumah

The Butiku Usung Konsep Suasana Rumah
Tya Eka Yulianti - detikBandung

Bandung - Saat berbelanja di butik, biasanya seorang pembeli datang untuk mencari pakaian yang cocok serta pas lalu bayar dan pergi. Tak ada alasan berlama-lama. Apalagi jika datang bersama pasangan atau anggota keluarga lainnya. Tak jarang sang pengantar yang biasanya kaum pria itu malah bete karena mengantar belanja.

Namun tak perlu khawatir terjebak kondisi seperti itu saat datang ke The Butiku di Jalan RE Martadinata 114, Kota Bandung. Karena konsep di butik ini dibuat hommy agar pengunjung merasa betah.

Di bagian tengah butik, terdapat sofa empuk yang bisa jadi ruang tunggu. "Sengaja dibuat ada ruang seperti ini, biar pengunjung lebih santai, seperti di rumah," ujar perempuan cantik pemilik The Butiku, Senny (34) saat berbincang dengan detikbandung.

Senny menuturkan, yang datang ke butiknya tak jarang diantarkan kekasih atau keluarga lainnya. Untuk membuat pengunjung dan pengantarnya nyaman, sebuah ruang yang berada di tengah butik disetting sebagai ruang tunggu. Deretan sofa ungu kontras dengan karpet bulu merah lengkap dengan tv flat terpasang di bagian depan atas. Ditambah mangkuk berisi permen yang tentu saja boleh dicomot.

"Kasian kan kalo nunggu sambil berdiri dan enggak ada hiburan. Kalau disini kan pacar atau yang ngantar bisa duduk-duduk sambil nonton siaran televisi. Yang diantar pun jadi enak milih-milihnya. Santai dan enggak ngerasa diburu-buru," katanya.

Interior butik pun terlihat sangat feminim dengan dominasi warna ungu. Pas dengan item yang dijual di butik ini, yang serba chic dan casual.

Nah, sekarang tak perlu ragu lagi meminta sang pacar untuk menemani Anda berbelanja kan?

(tya/bbn)

Serasa Punya Konsultan Fashion

The Butiku
Serasa Punya Konsultan Fashion
Tya Eka Yulianti - detikBandung

Bandung - Pengunjung terkadang merasa kebingungan saat mencari pakaian yang pas atau memperpadukan baju yang akan dikenakan. Seringkali pegawai butik tak terlalu membantu. Tapi di The Butiku, Anda justru bisa berkonsultasi dengan Senny (34) pemilik butik yang dengan senang hati memberikan saran untuk penampilan Anda.

"Kadang orang suka bingung, apa yang cocok dengan dirinya. Kalau bingung nyari yang cocok, saya biasanya carikan sesuai dengan pembawaanya," kata perempuan cantik berambut panjang itu saat berbincang dengan detikbandung di The Butiku, Jalan Martadinata 114, Kota Bandung.

Senny yang memang sangat tertarik dengan dunia fashion itu juga akan membantu memadu-padankan pakaian yang pas dan cocok. Lihat saja pada display, Senny akan memajang pakaian yang telah ia pilihkan.

"Saya sendiri yang pilihkan baju untuk display. Ini untuk memberi ide, kalau rok sepeti apa pas dengan atasan apa," katanya.

Dengan pelayanan seperti ini, diakui Senny banyak pengunjungnya yang suka dan merasa nyaman hingga berimbas pada penjualan. "Kalau pegawai saya yang melayani 'kan ya cuma melayani begitu saja. Tapi kalau sama saya, kita bisa sambil konsultasi. Makanya pas ada saya di butik, biasanya up selling-nya jadi tinggi," tutur Senny.

Ia sendiri mengaku tertarik di dunia fashion sejak zaman kuliah. Saat itu, Senny yang senang berbelanja ke luar negeri sering membeli pakaian lalu ia tawarkan pada teman-temannya.

"Memang seneng jualan, bawa dari luar lalu ditawar-tawain ke temen. Sukses, lalu saya seriusin," ceritanya.
(tya/bbn)

Asyiknya Bergaya Dengan Jaket Full Print


Asyiknya Bergaya Dengan Jaket Full Print
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Anda penggemar jaket? Mungkin jaket dengan motif full print cukup menggoda untuk menjadi koleksi.

Model football jacket yang tak pernah usang sangat cocok untuk anda yang ingin tampil kasual. Tentu saja, jaket-jaket seperti ini memang menjadi incaran anak muda atau orang-orang bergaya sporty.

Jaket full print kini sedang in di industri clothing. Hingga hampir di setiap distro atau clothing bisa ditemukan jaket motif full print dengan desain bervariasi. Setiap desain disesuaikan dengan kekhasan masing-masing clothing. Bisa hanya sekedar gambar, atau tulisan nama clothing biar lebih menunjukan identitas gaya anda.

Dengan dipadukan bersama t'shirt, jeans dan sepatu keds akan membuat penampilan terlihat lebih energik.
(ema/ema)

Datangnya Sakura di Kota Bandung

Datangnya Sakura di Kota Bandung
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Jepang, negara matahari terbit ini kian menerbitkan cahayanya dalam dunia fashion Bandung. Penggemar fashionnya yang terus bertambah, membuat pengusaha mulai banyak yang melirik industri fashion berbau Jepang.

Di tahun 2008 ini, dalam hitungan bulan sudah banyak berdiri home industri berbagai produk Jepang di Bandung, dari mulai baju tradisional, modern hingga pernak-perniknya yang sangat Jepang.

Bolehlah Indonesia tak punya bunga sakura, tapi tak ada yang bisa menolak hadirnya beragam budaya Jepang yang mulai menggurita. Sebut saja Sakura, sebuah tempat baru yang akan membawa anda pada beragam fashion tradisional khas Jepang.

Jika tempat yang lain lebih memilih fashion harajuku atau cosplay, pilihan Sakura adalah fashion tradisional seperti yukata (pakaian tradisional Jepang untuk dewasa), Jinbei (pakaian tradisional untuk anak-anak), lengkap dengan obinya serta sandal tradisional, geta.

Yukata adalah sejenis kimono berbahan katun yang digunakan hanya selapis. Berbeda dengan kimono yang pemakaiannya harus dua lapis. Yukata biasa digunakan saat festival musim panas di Jepang misalnya Festival Hanabi (kembang api) atau festival Bon-Odori (Tarian musim panas khas Jepang).

Tak hanya produk-produk Sakura yang mayoritasnya asli buatan Jepang, sang pemilik pun memang asli kelahiran Jepang. Dituturkan Yuyun, suaminya adalah warga negara Jepang. Nama Sakura sendiri diambil dari nama anak laki-lakinya, Sakura. Animo yang tinggi dari masyarakat Indonesia, Bandung khususnya terhadap budaya Jepanglah yang membuat Yuyun dan suaminya mencoba membuka Sakura di kota Bandung.

Meski asli Jepang produk-produk yukatanya adalah barang second, karena menurut Yuyun jika barang baru harganya akan lebih selangit. Untuk barang second asli Jepang saja bisa mencapai angka ratusan ribu.

Selain karena originalitas desainnya, yukata asli terbuat dari kain katun asli Jepang yang tidak bisa ditemukan di lokal. Namun, untuk yang ingin mendapatkan dengan harga miring, Sakura menyediakan produk-produk berbahan lokal yang bisa didapatkan dengan harga di bawah seratus ribu.

Yukata memiliki desain yang unik. Tabrak warna merupakan salah satu ciri khasnya. "Makin tabrak warna makin bagus," tutur Yuyun. Terlebih jika melihat jinbei, sepertinya akan membuat para ibu segera tertarik untuk mengenakan pada putra-putri mungilnya.

Jika membeli yukata atau jinbei, jangan lupa juga membeli geta, yaitu sendal tradisional Jepang atau bakiak ala Jepang. Geta memang unik karena memiliki dua hak di bagian bawahnya. Meski haknya terbilang rendah tapi untuk awal penggunanya akan cukup kesulitan. Jika sudah terbiasa lama-lama mungkin akan merasakan keunikan yang khas dari geta.

Geta tersedia dari mulai anak-anak, hingga dewasa. Untuk lelaki dewasa, geta lebih persegi dan tidak diwarnai, sedangkan untuk perempuan dan anak-anak, geta lebih lancip dan memiliki desain dan warna yang bervariasi.

Tak sabar ingin segera mencoba? Bisa datang ke Sakura, Jl Asmarandana No 2B Turangga atau bisa klik www.hikaru.co.id. Mungkin saja, ketika menggunakannya, anda akan merasakan sensasi festival di Jepang yang diwarnai indahnya bunga-bunga sakura.
(ema/ema)

Warna-warni Jepang Suguhan Hikaru

Warna-warni Jepang Suguhan Hikaru
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Jepang, negara matahari terbit ini kian menerbitkan cahayanya dalam dunia fashion Bandung. Penggemar fashionnya yang terus bertambah, membuat pengusaha mulai banyak yang melirik industri fashion berbau Jepang.

Di tahun 2008 ini, dalam hitungan bulan sudah banyak berdiri home industri berbagai produk Jepang di Bandung, dari mulai baju tradisional, modern hingga pernak-perniknya yang sangat Jepang.

Bolehlah Indonesia tak punya bunga sakura, tapi tak ada yang bisa menolak hadirnya beragam budaya Jepang yang mulai menggurita. Sebut saja Hikaru, sebuah tempat baru yang akan membawa anda pada beragam fashion tradisional khas Jepang.

Jika tempat yang lain lebih memilih fashion harajuku atau cosplay, pilihan Hikaru adalah fashion tradisional seperti Yukata (pakaian tradisional Jepang untuk dewasa), Jinbei (pakaian tradisional untuk anak-anak), lengkap dengan obinya serta sandal tradisional, geta.

Yukata adalah sejenis kimono berbahan katun yang digunakan hanya selapis. Berbeda dengan kimono yang pemakaiannya harus dua lapis. Yukata biasa digunakan saat festival musim panas di Jepang misalnya Festival Hanabi (kembang api) atau festival Bon-Odori (Tarian musim panas khas Jepang).

Tak hanya produk-produk Hikaru yang mayoritasnya asli buatan Jepang, sang pemilik pun memang asli kelahiran Jepang. Dituturkan Yuyun, suaminya adalah warga negara Jepang. Nama Hikaru sendiri diambil dari nama anak laki-lakinya, Hikaru. Animo yang tinggi dari masyarakat Indonesia, Bandung khususnya terhadap budaya Jepanglah yang membuat Yuyun dan suaminya mencoba membuka Hikaru di kota Bandung.

Meski asli Jepang produk-produk yukatanya adalah barang second, karena menurut Yuyun jika barang baru harganya akan lebih selangit. Untuk barang second asli Jepang saja bisa mencapai angka ratusan ribu.

Selain karena originalitas desainnya, yukata asli terbuat dari kain katun asli Jepang yang tidak bisa ditemukan di lokal. Namun, untuk yang ingin mendapatkan dengan harga miring, Hikaru menyediakan produk-produk berbahan lokal yang bisa didapatkan dengan harga di bawah seratus ribu.

Yukata memiliki desain yang unik. Tabrak warna merupakan salah satu ciri khasnya. "Makin tabrak warna makin bagus," tutur Yuyun. Terlebih jika melihat jinbei, sepertinya akan membuat para ibu segera tertarik untuk mengenakan pada putra-putri mungilnya.

Jika membeli yukata atau jinbei, jangan lupa juga membeli geta, yaitu sendal tradisional Jepang atau bakiak ala Jepang. Geta memang unik karena memiliki dua hak di bagian bawahnya. Meski haknya terbilang rendah tapi untuk awal penggunanya akan cukup kesulitan. Jika sudah terbiasa lama-lama mungkin akan merasakan keunikan yang khas dari geta.

Geta tersedia dari mulai anak-anak, hingga dewasa. Untuk lelaki dewasa, geta lebih persegi dan tidak diwarnai, sedangkan untuk perempuan dan anak-anak, geta lebih lancip dan memiliki desain dan warna yang bervariasi.

Tak sabar ingin segera mencoba? Bisa datang ke Hikaru, Jl Asmarandana No 2B Turangga atau bisa klik www.hikaru.co.id. Mungkin saja, ketika menggunakannya, anda akan merasakan sensasi festival di Jepang yang diwarnai indahnya bunga-bunga sakura.

(ema/ern)

Hunting Barang Langka di Limited Shop

Hunting Barang Langka di Limited Shop
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Untuk para fashionasta yang jelas selalu ingin beda, sebuah corner baru menyediakan koleksi barang-barang perlengkapan fashion yang akan langka anda temui di dunia. Produk-produk limited edition yang hanya sedikit diproduksi ini hadir di Limited Shop, corner baru di sudut Stamp Factory outlet.

Limited Shop yang baru hadir di Mei ini memang baru soft opening. Sangat berbeda dengan konsep Stamp sendiri, Limited Shop seolah dibuat khusus untuk produk-produk terbatas yang unik dan begitu langka. Ide pendirian Limited Shop sendiri dituturkan manager Stamp, Ari, di luar negeri manajemen Stamp menemukan ada barang-barang edisi terbatas yang tidak banyak diproduksi.

Kelangkaan itulah yang mencetuskan nama Limited Shop. Barang-barang yang ada di sana bukan barang sembarangan dan tidak banyak produsen yang mengeluarkan jenis barang yang sama. Kekhasan itu tak hanya terlihat dari barang-barang di Limited Shop, konsep store yang di desain berbeda dengan Stamp secara keseluruhan pun di desain seunik mungkin. Kesan simple nan uniknya interior ruangan terlihat dalam sapuan warna biru yang mendominasi.

Menurut Ari, semua barang-barang di Limited Shop adalah barang impor. Tak akan anda temukan satu barang dalam jumlah yang banyak. Kalaupun ada, hanya beberapa pieces saja. Tak hanya produk fashion, lighter set langka keluaran Zippo pun akan anda temukan di sini. Untuk penggemar Jim Bean, anda akan menemukan yang lighter set Jim Bean nomor 6641 dari 7500 yang diproduksi Zippo. Untuk pengemar The Beatles, Zippo edisi The Beatles bisa pula ditemukan di sini.

Atau sepatu merek Merrel seharga Rp 1.250.000 dengan sol vibramnya yang akan jarang anda temukan di Indonesia. Tak hanya produk Merrel, produk asli Gianni Versace, sepatu-sepatu Levi Strauss, dan produk edisi terbatas lainnya seperti kemben unik dari Cina atau rancoat keluaran Prideglide. Jangan khawatir, aneka produk langka lainnya akan segera menyusul. Its on the way!

(ema/ern)

Tampil Lebih Chic dengan Trench Coat

Tampil Lebih Chic dengan Trench Coat
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Tak bisa dielakan, gaya berbusana global terus mempengaruhi perkembangan fashion di Indonesia. Penggunaan trench coat misalnya. Untuk negara-negara empat musim penggunaan trench coat sudah menjadi hal yang lumrah. Ketika musim dingin tiba trench coat mampu melindungi dari gempuran hawa dingin dengan kehangatannya.

Mantel yang juga sering disebut sebagai overcoat ini awalnya dibawa desainer Thomas Burberry sekitar 1914. Trench coat memiliki ukuran panjang di bawah pinggul dengan detail kancing di bagian depan. Pada saat itu, pemakainya terbatas pada kalangan tentara yang sedang berperang. Tujuannya, menjaga tubuh mereka tetap hangat di tengah suasana perang yang cuacanya tidak menentu.

Tapi rasanya tak ada salahnya mencoba bereksperimen dan tampil beda dalam berbusana. Apalagi trend trench coat kini di desain lebih fashionable dan variatif. Aksen ikat pinggang plus zipper atau kancing-kancing besar yang berjajar dengan ramai membuat trench coat tak hanya terkesan busana musim dingin saja, tapi bisa menyuguhkan tampilah yang lebih chic asal dipadu padankan dengan tepat.

Meskipun awalnya adalah baju musim dingin, trench coat kini dibuat dengan bahan-bahan berbeda-beda disesuaikan dengan kesempatannya. Bisa dari bahan semi parasut, wol yang pas untuk mengusir dingin atau bahan suede dan jersey yang lebih feminin. Jangan sampai anda membeli tapi tidak pas dengan kebutuhan. Alih-alih menjadi trendi tetapi malah membuat tidak nyaman.

Trench coat dengan aksen ikat pinggang menggantung yang ada di Limited Shop, Stamp Factory outlet mungkin akan menjadi pilihan anda untuk menyempurnakan busana kerja. Trench coat bisa digunakan di luar busana kerja. Blus, kamisol, dipadukan dengan rok mini ataupun denim. Jangan sampai ketinggalan pasangan wajib trench coat yaitu sepatu boots tinggi. Untuk tampilan lebih feminin, trench coat pun bissa dipadu padankan dengan tubedress dari bahan sifon.

Trench coat yang berikat pinggang sangat tepat untuk anda yang ingin bentuk tubuh terlihat berbentuk. Untuk tubuh-tubuh bertipe boyish, model trench coat akan menyamarkan bentuk tubuh yang lurus lebih terkesan berpinggul.

Sebaliknya, untuk menyembunyikan pinggul dan paha yang besar pilih trench coat dengan garis vertikal hingga sepanjang lutut untuk memberikan efek ramping. Tapi hati-hati dalam pemilihan trench coat, jangan asal bergaya tapi membuat tubuh mungil anda tenggelam di balik panjangnya trench coat.

Bisa jadi, musim hujan yang seringkali dibenci akan menjadi sesuatu yang dinanti dengan trench coat trendi yang tak hanya menghangatkan badan tapi membuat diri serasa berada seperti di negara empat musim. Limited Shop ada di FO Stamp Factory Outlet, Jalan LRE Martadinata, tepat berhadapan dengan Heritage Factory Outlet.

(ema/ern)

Kreasi Jeans Seperti yang Anda Mau

Kreasi Jeans Seperti yang Anda Mau
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Denim yang lebih populer dengan nama jeans tentunya pakaian favorit tanpa mengenal strata atau gender. Pembawaan jeans yang santai, praktis dan paling aman karena selalu fashionable sepanjang masa. Jeans akan memberikan kenyamanan, terlebih jika dipadukan dengan pasangan sejatinya t'shirt.

Tapi tak sedikit tentunya yang kesulitan dalam memilih jeans yang pas. Setelah bolak-balik ke fitting room pun jeans yang didambakan tak kunjung ketemu. Kalau sudah begitu, mungkin anda harus membuat sendiri model jeans yang diinginkan.

Kenapa tak coba ke Oasis Factory Outlet? Di FO yang terletak di Jl RE Martadinata 51 inilah anda akan menemukan tempat jahit jeans plus bisa langsung memilih jenis kain yang diinginkan.

Dituturkan Supervisor Oasis, Eri Furqon, bahan jeans yang ada di Oasis berasal dari Cihampelas. Meski bukan bahan original tapi anda bisa memilih bahan jeans merek-merek terkenal seperti Lea atau Levistrauss.

Tempat jahit jeans ini berada di tengah-tengah FO, bisa dikatakan pekarangan bagian tengah. Tumpukan-tumpukan kain berderet rapih dalam rak. Anda tinggal memilih, tentukan modelnya, paling lama dua hari jeans idaman siap dipakai.

Menurut Eri, jangan khawatir hasil akhirnya akan di luar keinginan sebab penjahitnya sudah paham benar mengenai seluk beluk jeans.

Tapi tentunya anda pun harus tahu betul jeans yang cocok dengan proporsi tubuh. Potongan low rise misalnya, di mana bagian pinggang celana jatuh kira-kira di tulang panggul akan cocok untuk yang berkaki panjang juga kaki pendek.

Bedanya, untuk yang kaki panjang jangan terlalu ketat tapi bebas model apapun sedangkan yang berkaki pendek cocok potongan low rise yang pas di tubuh atau slim fit, dengan ujung bawah yang agak lebar. Jika ingin kaki terlihat lebih panjang pilihlah kain yang berwarna gelap.

Lain lagi untuk yang bokong besar, agar tidak kelihatan begitu menonjol sebaiknya pilih potongan low rise dengan bagian bawah agak melebar untuk menyeimbangkan tubuh. Jangan pilih saku yang terlalu rendah karena akan membuat bokong makin besar. Sebaliknya untuk bokong yang kecil bisa memilih model dengan saku agak tinggi untuk menambah volume bokong.

Potongan standard rise, di mana bagian pinggang celana sedikit jatuh di bawah pusar cocok dipilih oleh yang memiliki perut besar, asal jangan terlalu ketat. Pilih detil yang vertikal dan ujungnya melebar. Ingat, jika pilih low rise hanya akan membuat perut terlihat lebih membuncit.

Bagaimana sudah siap untuk menjahit? Kain di Oasis sudah dijual per satu bahan celana dengan harga tergantung jenis kainnya. Harga kain antara Rp 39-59 ribu. Bahan strecht merupakan kain yang paling tinggi harganya. Untuk ongkos jahit Rp 40 ribu. Sehingga untuk satu celan jeans anda hanya mengeluarkan uang dalam kisaran Rp 100 ribu-an. Tapi tentunya harus ditambah biaya pegiriman jika anda enggan untuk mengambil kembali dalam waktu yang sudah ditentukan.

Tak hanya jeans, celana bahan katun atau army look tersedia dan bisa dijahitkan di sini. Namun untuk ongkos jahit celana army ditambah Rp 10 ribu yaitu Rp 50 ribu, tentu saja penambahan saku-saku khas celana army menjadi tambahan kerja untuk para penjahitnya.

Jadi jika selama ini anda cukup puyeng dalam memilih model jeans yang cocok, sepertinya harus mencoba berkreasi dengan gaya anda sendiri. Siapa tahu lebih pas.

(ema/ern)

Benarkah Pamor Cibaduyut Lesu?

Benarkah Pamor Cibaduyut Lesu?
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Beberapa waktu lalu sentra sepatu dan sandal Cibaduyut pernah dikeluhkan mengalami kelesuan. Adanya infrastruktur dan penataan kawasan yang tidak mendukung Cibaduyut sebagai kawasan belanja dianggap sebagai salah satu penyebab melemahnya daya tarik Cibaduyut.

Padahal nama besar yang disandang Cibaduyut sebagai sentra industri sepatu, sejak berdirinya tak hanya populer di negeri sendiri, tapi gaungnya terdengar hingga mancanegara.

Dua buah patung sepatu besar laki-laki dan perempuan yang berdiri kokoh sebagai pintu gerbang menuju kawasan wisata ini merupakan ciri khas yang akan selalu terekam dalam memori siapapun yang melihatnya.

Luas areal kawasan belanja Cibaduyut yang mencapai 14 kilometer meliputi lima kelurahan di Kota Bandung dan 3 kelurahan di Kabupaten Bandung ini, kini memiliki 828 pengrajin sepatu dan sandal.

Awalnya, sekitar tahun 1920, Industri Kecil Menengah (IKM) Sepatu Cibaduyut hanya dirintis oleh beberapa orang warga setempat yang kesehariannya bekerja pada sebuah pabrik sepatu di Bandung.

Pesanan demi pesanan sepatu terus mereka dapatkan. Maka warga sekitar pun ikut direkrut sebagai pekerja, sehingga keterampilan itu pun menyebar secara turun
temurun. Kesuksesan itu tertular pada warga lainnya. Mereka pun turut jejak menjadi pengrajin sepatu.

Tahun 1940, jumlah pengrajin sudah mencapai 89 orang. Dari tahun ke tahun para pengrajin terus bertambah. Seiring itu pula namanya kian populer di tengah
masyarakat.

Pada tahun 1950 saja jumlah pengrajin sudah mencapai 250 unit usaha. Cibaduyut pun menemukan masa jayanya di era 1990-an. Bagaimana di era milenium? Benarkah adanya kelesuan pasar di Cibaduyut?

Kepala Instalasi Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) Persepatuan, Odang Koswara menepis hal itu. Dia menduga isu itu muncul karena adanya persaingan bisnis.

Dikatakannya, isu sepinya wisatawan yang berkunjung dengan alasan penurunan kualitas pun merupakan wacana yang tidak bisa dibuktikan. "Counter sepatu makin banyak jadi bagaimana caranya agar orang tidak datang ke Cibaduyut maka ditiupkanlah isu itu," ujarnya.

Menurutnya wacana itu pun pernah dipertanyakan oleh komisi B DPRD Kota Bandung tetapi tidak ada yang bisa membuktikan.

Hal itu diakui pula oleh Wakil Direktur salah satu pusat pertokoan di Cibaduyut, Grutty, Medi Heryanto. Meski sempat ada penurunan pengunjung ketika munculnya pusat-pusat perbelanjaan yang menyediakan sepatu, Medi mengungkapkan, hal itu tidak berpengaruh banyak untuk Grutty. Sampai sekarang omzet Grutty masih stabil.

Menurut Medi, Grutty yang bekerjasama dengan 70 pengrajin sepatu di Cibaduyut sampai saat ini masih bisa bertahan sebagai salah satu pusat pertokoan besar di Cibaduyut. Untuk itu Medi pun menepis adanya kelesuan pengunjung ke Cibaduyut.

Hal berbeda dinyatakan pemilik toko jaket kulit, Dangjung, Tanjung. Dirinya mengaku ada penurunan omzet sampai 30 persen sejak dua tahun ke belakang, antara tahun 2006-2007.

Dia pun meminta pemerintah untuk melakukan revitalisasi kawasan Cibaduyut. "Buatlah Cibaduyut semenarik mungkin, revitalisasi ulang," tegasnya.

Berdasarkan data dari Instalasi Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut, jumlah unit usaha atau pengrajin memang mengalami penurunan. Tahun 2003 sebanyak 861 pengrajin, 2004 sebanyak 848, tahun 2005 sebanyak 845 pengrajin dan tahun 2006 hingga 2007 stabil di jumlah 828.

Namun dibandingkan tahun 2006 produksi tahun 2007 mengalami peningkatan, di mana tahun 2006 sebanyak 3 juta lebih pasang sedangkan tahun 2007 menjadi 4 juta lebih. Seperti yang pernah terjadi di tahun 2005 yang juga memproduksi 4 juta lebih.

Begitupun jumlah showroom dan outlet, perbandingan antara tahun 2005 dan 2006 menunjukan adanya penambahan. Di tahun 2005 ada 150 unit showroom/toko, tahun 2006 jadi 154 unit. Pusat perdagangan dari 4 unit menjadi 7 unit di tahun 2006. Penambabahan jumlah pun terjadi untuk toko bahan baku dan industri shoelast.

Mungkinkah penambahan itu menjadi indikasi bahwa sepatu dan sandal produksi Cibaduyut masih banyak penggemarnya?

Jika memang seperti itu, di tengah maraknya FO, distro, menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan di Kota Bandung, kawasan wisata belanja sepatu Cibaduyut sepertinya memang masih layak menjadi kebanggaan masyarakat Bandung. Menjadi salah satu bukti kalau produk dalam negeri masih dicintai.

(ema/ern)

Jaket Lokal Rambah Pasar Internasional

Jaket Lokal Rambah Pasar Internasional
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Tak sedikit Industri Kecil dan Menengah Indonesia yang sudah melebarkan sayapnya ke pasar internasional. Semisal para pengrajin di Cibaduyut.

Meski Cibaduyut lebih dikenal dengan industri sepatu dan sandalnya. Usaha jaket kulitnya pun ternyata cukup diminati.

Itulah yang membuat Tanjung memfokuskan dirinya untuk bergelut dalam pembuatan jaket kulit bersama tokonya yang bernama Dangjung.

Empat tahun lalu tokonya ini berbentuk distro. Jaket-jaket yang dibuat pun, jaket tipikal distro berbahan kaus.

"Karena banyak yang menanyakan jaket kulit baik itu dari Sulawesi, Kalimantan maupun luar negeri, maka saya coba jual jaket kulit," jelasnya.

Awalnya dengan cara makloon atau mengambil produk dari yang lain. Karena permintaan cukup banyak Tanjung pun mulai memproduksi sendiri.

Tahun lalu, dia mendapatkan order sebanyak 315 potong jaket untuk dikirim ke Australia. Pesanan itu didapatkan setelah dia mengikuti bisnis meeting di negeri kangguru tersebut bersama atase perdagangan dan para buyer. Menurutnya, produk jaket kulitnya dilirik pula oleh Australia, Singapura dan Amerika.

Berbagai pameran diikuti sebagai media promosi misalnya di Bali, Jakarta dan di luar negeri. Tanjung mengatakan, permintaan produknya dari luar negeri semakin meningkat. "Agustus mendatang saya pameran ke Australia lagi," ungkapnya.

Berbagai model jaket kulit dari sport, jas, jaket junkies hingga jaket dengan potongan overcoat dibuat di Dangjung.

Harga jaket ditentukan dari kualitas kulit dan proses produksi. Jika jaket menggunakan ornamen yang lebih detil akan menambah waktu dalam pengerjaannya.

Misalnya jaket sport yang lebih tebal dan rumit dijual dengan harga Rp 1 juta, warepart dijual Rp 3-4 juta. Namun rata-rata harga jaket berada di kisaran ratusan ribu. Untuk jenis jas bisa mencapai Rp 1 juta.

Selain jaket, Dangjung juga menjual tas kulit, dompet, sabuk, juga sepatu boots. Datang saja ke Jl Cibaduyut No 120.

Jika ingin melihat dulu ulasan produk sebelum datang atau langsung membelinya bisa ke www.pocima-indonetwork.co.id.
(ema/ema)

Merdeka Belanja Bersama Keluarga

Merdeka Belanja Bersama Keluarga
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Menyenangkan rasanya jika setiap kegiatan dilalui bersama orang-orang tercinta, berbelanja misalnya. Siapkan saja waktu akhir pekan untuk rekreasi bersama si kecil sambil membelikan beberapa kebutuhannya sekaligus kebutuhan anda sendiri.

Coba datang ke tempat yang berada di Jalan Merdeka yang terkenal dengan pusat perbelanjaan Bandung Indah Plaza atau oleh-oleh Bandung shoes Merdeka. Ada juga sebuah FO yang menamakan FO-nya dengan nama Merdeka Arcade Factory Outlet.

Merdeka Arcade tak hanya bisa diakses melalui Jalan Merdeka. FO yang terletak di depan BIP ini memiliki jalan tembus langsung ke Jalan Purnawarman. Makanya nama Arcade pun dipilih untuk mengartikan lorong penghubung antara kedua jalan tersebut.

Jika ukuran kepuasan belanja adalah kelengkapan produk dan area yang luas mungkin Merdeka Arcade bisa jadi pilihan. Semua produk fashion seolah tumpah ruah. Beragam produk untuk wanita, pria, anak-anak baik itu kasual atau formal disediakan untuk memberikan anda pilihan.

Ragam fashion yang ada memungkinkan untuk lebih bebas mengeksplorasi gaya fashion. Kebebasan untuk mempadu padankan sesuai dengan kebutuhan.

Naiklah ke lantai dua jika ingin secara khusus mencari produk untuk anak anda. Naik satu tingkat, aneka jaket untuk beragam suasana akan memberikan referensi baru untuk dipadu padankan.

Setelah lelah berbelanja, lepaskan dahaga dan lapar di food courtnya yang menghadap Jalan Purnawarman. Di lantai bawah food court, anda bisa menikmati sensasi kopi di Ngopi Doeloe. Sementara di lantai 2 terdapat deretan kuliner yang menyajikan aneka makanan termasuk untuk penyuka makanan Jepang.

Sepertinya tempat ini akan cukup memenuhi hasrat berbelanja sekeluarga. Nikmati kemerdekaan berbelanjanya.(lom/lom)

Tak Hanya Berpolemik, T'shirt Juga Bisa Romantis

Tak Hanya Berpolemik, T'shirt Juga Bisa Romantis
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Konon, keberadaan t'shirt sebagai bagian dari dunia fashion berawal dari polemik. Polemik dimulai ketika aktor Marlon Brando memakai t'shirt dalam sebuah lakonnya di pementasan Broadway pada tahun 1947.

Saat itu sebagian kalangan menilai t'shirt adalah pakaian yang dikenakan sebagai pakaian dalam untuk kaum pria. Kaum muda memberontak pemikiran itu. Mereka menjadikan t'shirt sebagai idola dan ekspresi kebebasan mereka.

Mari kita tinggalkan Marlon Brando dan polemik yang diciptakannya. Memang bukan Marlon Brando tapi tentang melandanya demam distro dan industri clothing. T'shirt memiliki makna tersendiri buat anak muda Bandung.

Sebagian bercerita pendirian distro berawal dari musik. Musik underground yang diidentifikasi masyarakat sebagai musik yang identik dengan kekerasan menjadikan kaumnya minoritas.

Maka untuk membiarkan musik ini tetap 'hidup' sekaligus membebaskan kreatifitas para penganutnya, t'shirt dibuat sebagai merchandise bagi komunitas musik bawah tanah ini.

Dari sinilah industri clothing mulai terbit. Meski awalnya hanya merchandise dari band-band tertentu, industri makin dilirik.

Dengan bermunculannya brand-brand clothing baru, distro yang merupakan singkatan dari distribution outlet pun menjamur untuk memasarkan produk-produk clothing. Dari Jalan Sultan Agung, Trunojoyo, Buah Batu, Jl Aceh, dan di beberapa tempat lain toko sejenis distro pun terselip.

Setiap dari distro itu tak begitu saja berdiri, tak hanya sekedar nama. Nama mereka adalah filosofi. Entah itu dengan pondasi musik, humor, cinta sampai protes-protes terhadap carut marutnya tatanan sosial dan politik bangsa yang akan mengingatkan kita pada sejarah t'shirt sebagai simbol pemberontakan.

Misalnya ketika isu global warming sedang ramai-ramainya, tak sedikit distro yang menjadikan itu sebagai tema dari desain mereka. Jika musim hari kasih sayang tiba yaitu 14 Februari, clothing pun beramai-ramai membuat desain seputar cinta.

Salah satunya dengan t'shirt bertema soulmate atau couple yang dibuat untuk pasangan. Jika laki-lakinya memakai t'shirt bertuliskan Spiderman maka perempuan bisa memakai t'shirt bertuliskan Mari Jane.

Ada pula yang membuat desain dengan lelucon ringan yang membuat pembacanya terkekeh. Misalnya t'shirt dengan tulisan 'Sumpah Aku Pernah Kurus' yang digunakan oleh orang bertubuh tidak kurus.

Kreatifitas anak muda Bandung pun tak berhenti sampai di situ. Ketika Bandung didaulat sebagai kota wisata beragam t'shirt bernuansa tanah parahyangan pun bermunculan.

Dari mulai penggambaran ikon Kota Bandung Gedung Sate, jalanan Braga, sampai peta Bandung yang membuat kaos itu menjadi unik.

Beragam tema menunjukan beragam kreatifitas, beragam identitas. T'shirt tak hanya menjadi bagian dari fashion tapi menjadi media komunikasi untuk menyampaikan identitas itu. Meski idealisme seringkali tergerus pasar, t'shirt takkan pernah ditinggalkan.(ema/lom)

Peringatan, Dilarang Menyetrika!

Peringatan, Dilarang Menyetrika!
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - 'Do Not Iron On Print Detail' Itulah kalimat yang tertera dalam setiap t'shirt keluaran Independent Flag Clothing.

Tentu saja, peringatan ini bukan sekadar peringatan. Sayang sekali jika t'shirt dengan permainan sablon desain Independent Flag yang semarak, harus terhapus dengan cepat karena mengabaikan peringatan ini.

Selain sablon yang semarak, t'shirt-tshirt buatan Independent Flag pun bermain dengan detil. Mungkin akan jarang anda temukan t'shirt dengan detil seperti aplikasi bordel, tulisan yang dipadukan dengan pernik unik seperti resleting. Store Independent Flag yang didominasi oleh t'shirt laki-laki berada di Jl Buah Batu.

T'shirt alias kaos oblong memang tak hanya bermain dengan desain tetapi pengaplikasian sablon. Sebut saja beragam jenis sablon seperti rubber, air brush, glitter atau lainnya memiliki hasil aplikasi yang berbeda. Misalnya rubber yang menyembul, baik itu membulat atau kotak.

Tapi satu hal, setiap jenis sablon harus diperlakukan sama ketika sudah teraplikasikan dalam kaos, jangan disetrika!

Jika pun terpaksa harus disetrika, setrika jangan menyentuh langsung detil sablon. Tutupi bagian sablon dengan kertas HVS, baru bisa disetrika dengan suhu yang tidak terlalu panas.

Tak hanya dari segi penyeterikaan, untuk mempertahankan sablon jangan direndam dengan deterjen secara berlebihan. Sebab kandungan yang ada dalam detergen akan mengakibatkan sablon cepat rusak atau terkelupas. Begitu pun dengan pemutih akan membuat sablon terkelupas.

Agar tidak merusak sablon, kaos jangan disikat. Apalagi untuk berbahan katun yang memiliki tektur lembut tentunya akan merusak tekstur kain.

Agar warna sablon lebih lama jrengnya, jemur dalam posisi terbalik di bawah sinar matahari. Sebab sinar matahari yang berlebihan dapat mengakibatkan warna kaos dan sablon cepat pudar.

Terakhir, hindari mencuci dengan mesin cuci. Cucilah kaos dengan manual alias kucekan tangan. Mencuci dengan mesin cuci selain mempercepat kerusakan sablon juga membuat kaos lebih cepat melar.

Rendamlah kaos seperlunya, jangan terlalu lama, apalagi untuk kaos baru cukup dengan waktu 30 menit. Jangan terlalu keras mengucek kecuali bagian-bagian yang menjadi sarangnya kotor yaitu bagian leher dan ketiak.(ema/lom)

Rumah Distro Anyar di Kawasan Setiabudhi

Rumah Distro Anyar di Kawasan Setiabudhi
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Distribution outlet atau distro hingga kini masih terus berjaya. Jika mencari distro biasanya yang teringat adalah Jalan Trunojoyo, Jl Sultan Agung atau 18 Park di Jalan RE Martadinata yang ada di dalamnya terdapat beragam clothing.

Baru-baru ini tepatnya 17 Mei lalu, sebuah tempat belanja untuk para penggemar produk distro hadir di Jl Setiabudhi yang berada di lantai dua Mode Plus, bersebelahan dengan Rumah Mode.

Seperti namanya, konsep distrohouse yaitu menyatukan clothing-clothing dalam satu rumah. Menurut Supervisor distrohouse, Bambang S, clothing-clothing yang dipilih distrohouse memiliki konsep yang berbeda-beda. Sekitar 20 clothing di satukan untuk memberikan banyak pilihan kepada konsumen.

"Kami mengambil distro-distro yang punya idealisme, bukan desain semata," aku Bambang S, Supervisor distrohouse. Menurutnya, idealisme itu penting untuk menunjukan kekhasan dari setiap brand clothing.

Setiap clothing menempati kapling seluas 3x3,5 meter tanpa sekat. Ruangan dibiarkan terbuka hingga menciptakan kesan luas. Tak hanya keberagaman produk tetapi mereka mendesain 'rumah' mereka di distrohouse dengan gaya berbeda.

Di bagian depan, anda akan langsung disuguhi Ian's Report dan Peepin yang storenya juga ada di Jl RE Martadinata. Ians Report dengan konsep laporan beritanya dan Peepin yang lebih ceria dengan gambar-gambar bernuansa kartun.

Ke bagian belakang anda bisa menemukan Liftwear dengan sebagian besar desain khasnya adalah ekspresi wajah perempuan. Kemudian Val yang memiliki desain t'shirt yang sama antara laki-laki dan perempuan, Saint Evil dengan kata-kata tegasnya, Toilette, United Holic, atau Qumo dengan desain 'Q'nya yang unik dan brand clothing lainnya.

Diharapkan Bambang, distrohouse bisa menjadi alternatif belanja lainnya di kawasan Setiabudhi karena di kawasan ini jarang terdapat distro. Selain itu, anda bisa pula melihat produk-produk clothing di distrohouse secara online di distroonline.com.

Wah, sepertinya dengan kehadiran distrohouse setiap akhir pekan Bandung akan bertambah semarak begitu pula dengan kemacetannya.
(ema/ema)

Unjuk Gigi Lewat Pin

Unjuk Gigi Lewat Pin
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Pakar aliran Humanisme, Abraham Maslow menyatakan bahwa kebutuhan aktualisasi diri merupakan salah satu kebutuhan hirarki tingkat tinggi dalam diri manusia dari lima kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan itu, manusia senantiasa mencoba mengaktualisasikan diri dengan berbagai cara, berbagai media. Entah itu dengan organisasi, komunitas, sebuah karya atau media hasil trend peradaban, misalnya dunia fashion dengan segala pernik yang ada di dalamnya.

Jika industri clothing mengkomunikasikan identitas melalui t'shirt dan segala bentuk produk fashion lainnya, maka Pinholic mencoba mengkomunikasikannya dengan benda bulat pipih kecil bernama pin. Meskipun pin kini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari industri clothing atau distro. Trend pin memang begitu menjamur saat ini. Tulisan-tulisan atau desain di dalamnya bisa berupa ungkapan identitas atau hanya sekedar pelengkap fashion untuk sekadar terlihat lebih bergaya.

Peluang itu dimanfaatkan Ivan Sitorus, pemilik industri kreatif bernama Pinholic. "Setiap orang butuh komunikasi, setiap orang dilahirkan untuk berkomunikasi . Pinholic menjembatani komunikasi itu dengan pin. Pin bukan hanya sebagai merchandise atau gimmick tetapi sesuatu agar komunikasi bisa lebih efektif," ungkap Ivan.

Katakan tanpa suara, begitu kata Ivan. Ia mendirikan Pinholic pada tahun 2003. Menurut Ivan, Pinholic yang pertama kalinya menggunakan bahan dasar pin dengan laminasi dove. Laminasi dove memiliki permukaan yang lebih tebal dibandingkan laminasi lainnya. Ada dua macam laminasi pin lainnya yang biasa dipakai yaitu glossy atau glitter.

Menurut Ivan, kualitas pin bisa dilihat dari unsur ketebalan laminasi, peniti berkualitas yang tebal dan tidak mudah berkarat serta finishing yang rapih.

Media komunikasi pin tak hanya dimanfaatkan oleh perusahaan untuk branding merek, juga bagi pribadi, corporate, termasuk pelajar dan mahasiswa. "Pelajar itu lebih cerewet lagi dalam berkomunikasi," tutur Ivan.

Tulisan-tulisan seperti 'High School Babe' dibuat oleh para pelajar yang ingin menunjukan diri. Begitu pula dengan kampanye-kampanye sosial seperti AIDS dan Global Warming. Ivan mencontohkan mahasiwa fakultas psikologi yang membuat pin 'Curhat Bayar'.

Pinholic store bisa ditemukan di Trunojoyo 23. Sederetan pin bisa menjadi pilihan untuk mengekspresikan diri. Kalau belum merasa terekspresikan dengan pin yang ada, tinggal pesan saja ke pinholic. Meski harganya terbilang cukup mahal, pinholic memiliki kualitas.

"Kami yang termahal tapi yang terbaik," tutur Ivan.

Untuk harga satuan bisa Rp 7.000 per pieces, jika membeli banyak diskon 20-30 persen dengan minimum pembelian 100 pieces. Jika ingin memesan desain sendiri harganya berkisar Rp 1500-5.000 dengan minimum pemesanan 25 pieces. Siap tunjukan diri?

(ema/ern)

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons