Tak Hanya Berpolemik, T'shirt Juga Bisa Romantis

Tak Hanya Berpolemik, T'shirt Juga Bisa Romantis
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Konon, keberadaan t'shirt sebagai bagian dari dunia fashion berawal dari polemik. Polemik dimulai ketika aktor Marlon Brando memakai t'shirt dalam sebuah lakonnya di pementasan Broadway pada tahun 1947.

Saat itu sebagian kalangan menilai t'shirt adalah pakaian yang dikenakan sebagai pakaian dalam untuk kaum pria. Kaum muda memberontak pemikiran itu. Mereka menjadikan t'shirt sebagai idola dan ekspresi kebebasan mereka.

Mari kita tinggalkan Marlon Brando dan polemik yang diciptakannya. Memang bukan Marlon Brando tapi tentang melandanya demam distro dan industri clothing. T'shirt memiliki makna tersendiri buat anak muda Bandung.

Sebagian bercerita pendirian distro berawal dari musik. Musik underground yang diidentifikasi masyarakat sebagai musik yang identik dengan kekerasan menjadikan kaumnya minoritas.

Maka untuk membiarkan musik ini tetap 'hidup' sekaligus membebaskan kreatifitas para penganutnya, t'shirt dibuat sebagai merchandise bagi komunitas musik bawah tanah ini.

Dari sinilah industri clothing mulai terbit. Meski awalnya hanya merchandise dari band-band tertentu, industri makin dilirik.

Dengan bermunculannya brand-brand clothing baru, distro yang merupakan singkatan dari distribution outlet pun menjamur untuk memasarkan produk-produk clothing. Dari Jalan Sultan Agung, Trunojoyo, Buah Batu, Jl Aceh, dan di beberapa tempat lain toko sejenis distro pun terselip.

Setiap dari distro itu tak begitu saja berdiri, tak hanya sekedar nama. Nama mereka adalah filosofi. Entah itu dengan pondasi musik, humor, cinta sampai protes-protes terhadap carut marutnya tatanan sosial dan politik bangsa yang akan mengingatkan kita pada sejarah t'shirt sebagai simbol pemberontakan.

Misalnya ketika isu global warming sedang ramai-ramainya, tak sedikit distro yang menjadikan itu sebagai tema dari desain mereka. Jika musim hari kasih sayang tiba yaitu 14 Februari, clothing pun beramai-ramai membuat desain seputar cinta.

Salah satunya dengan t'shirt bertema soulmate atau couple yang dibuat untuk pasangan. Jika laki-lakinya memakai t'shirt bertuliskan Spiderman maka perempuan bisa memakai t'shirt bertuliskan Mari Jane.

Ada pula yang membuat desain dengan lelucon ringan yang membuat pembacanya terkekeh. Misalnya t'shirt dengan tulisan 'Sumpah Aku Pernah Kurus' yang digunakan oleh orang bertubuh tidak kurus.

Kreatifitas anak muda Bandung pun tak berhenti sampai di situ. Ketika Bandung didaulat sebagai kota wisata beragam t'shirt bernuansa tanah parahyangan pun bermunculan.

Dari mulai penggambaran ikon Kota Bandung Gedung Sate, jalanan Braga, sampai peta Bandung yang membuat kaos itu menjadi unik.

Beragam tema menunjukan beragam kreatifitas, beragam identitas. T'shirt tak hanya menjadi bagian dari fashion tapi menjadi media komunikasi untuk menyampaikan identitas itu. Meski idealisme seringkali tergerus pasar, t'shirt takkan pernah ditinggalkan.(ema/lom)

0 komentar:

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons