Melebur di Rock House

Melebur di Rock House
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Kemunculan clothing memang berasal dari komunitas. Meski awalnya terbatas pada komunitas tertentu misalnya skateboard dan musik, tapi sebuah komplek clothing baru ingin meleburkan sekat itu dan merangkul semua komunitas yang ada di Bandung.

Dinamakan Rock House. Rock diambil karena cukup mewakili misi awal pendirian komplek ini yaitu kepanjangan dari Revolusi, Objective, Clothing, dan Komunitas. Maka Rock House bisa diartikan rumah tempat ngumpulnya clothing dan komunitas.

Komplek yang berdiri di perempatan Jalan Dewi Sartika dan Jalan Kautamaan Istri ini, boleh dibilang masih di kelola manajemen yang sama dengan Distro Chanel di Jalan Dalem Kaum. Tapi tentunya dengan konsep yang berbeda.

Perry Penge, pengelola Rock House mengatakan tempat ini adalah wadah untuk mendekatkan clothing dengan komunitasnya. Di mana setiap clothing memiliki komunitas masing-masing sesuai dengan ciri khas clothing tersebut.

"Memang, clothing awalnya muncul dari komunitas skateboard dan musik, namun Rock House ingin merangkul semua komunitas bahkan komunitas reptil sekali pun," terang Perry saat ditemui di Rock House.

Dengan pembawaannya yang santai Perry menuturkan misi Rock House bukan cuma jualan, tapi juga menyediakan tempat untuk komunitas. Komunitas bisa menggunakan fasilitas ruang yang disediakan di Rock House secara gratis.

"Kita membangun fasilitas untuk komunitas tanpa harus ada biaya sewa tempat. Selain itu di sini juga bisa jadi pusat informasi komunitas-komunitas yang ada di Bandung," ujar Perry.

Dari settingan tempat pun sengaja dibuat sebagai tempat tongkrongan. Tidak dibiarkan penuh dengan outlet-outlet clothing tapi disandingkan dengan lantai luas tanpa marmer, yang rencananya akan dijadikan area hot spot sebagai penunjang anak muda untuk ngumpul.

Sehingga setiap orang bisa dengan leluasa menyapukan mata ke sekeliling ruangan tanpa dibatasi dengan sesaknya clothing-clothing.

Demikian juga dari lantai dua bisa dengan mudah melihat ke lantai satu. Di sana sebuah stage berukuran sekitar 5x3 meter disediakan untuk kegiatan komunitas termasuk band-band indie yang ingin unjuk gigi.

Manajemen Rock House sendiri, aku Perry, bukanlah perencana even-even yang akan dilangsungkan. Pihaknya memberikan kesempatan pada setiap clothing untuk membuat even sendiri, yang bisa dengan mudah mengajak komunitas mereka untuk datang.

Mengenai berapa jumlah komunitas yang sudah terdaftar, Perry mengaku masih dalam proses karena usia Rock House pun masih sangat muda. Grand opening baru digelar awal Nopember lalu dan berlangsung hingga awal Desember 2009.

Rencananya, setiap akhir pekan akan menghadirkan band-band lokal untuk menghibur pengunjung sekaligus mengaungkan keberadaan Rock House. Sebelumnya sebuah festival di Tegallega yang dinamakan Rock House festival pun, telah digelar sebagai pre-event dibukanya komplek Rock House. Rencananya, festival ini pun akan rutin diadakan setiap tahun.(ema/ern)

0 komentar:

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons