Mahanagari, Kampanye Kota Bandung Lewat Fesyen
Ema Nur Arifah - detikBandung
Bandung - Ketika distro sedang mencetak kejayaannya, 4,5 tahun lalu nama Mahanagari muncul menghadirkan warna baru dalam industri fesyen di Bandung. Seperti menentang arus, Mahanagari tidak sekadar berbicara tren tapi memberi lebih dari itu.
Si empunya Mahanagari Ben Wirawan S (33) pun tidak menyebut Mahanagari sebagai perusahaan kaos. "Kita adalah perusahaan kampanye, kampanye budaya Bandung," tutur orang Bandung yang lahir di Samarinda ini.
Bersama rekannya Hanafi, Ben lebih memilih untuk tidak ikut pada arus. Mereka mengambil ruang yang tidak disentuh oleh industri distro saat itu. Berpijak pada lokal konten, Mahanagari pun mengibarkan benderanya dengan mengekplorasi segala sesuatu tentang Bandung.
Ide yang menjurus pada konten lokal tersebut, menurut Ben terinspirasi dari Bandung Heritage yang sempat menjadi tempatnya berkegiatan. Memperkenalkan Bandung kepada publik melalui industri fesyen.
Dengan modal Rp 5 juta, awalnya Ben memfokuskan Mahanagari sebagai souvenir untuk para turis yang datang ke Bandung. Tapi peristiwa bom Bali pada tahun 2002 tak urung membuat para turis pun 'kabur'. Imbasnya, Mahanagari harus gulung tikar karena penjualan turun drastis sampai 70 persen.
Sampai akhirnya pada tahun 2005, saat seorang kawan menawarkan modal untuk membangun kembali Mahanagari, bendera Mahanagari pun kembali dikibarkan. Pasar pun jadi bergeser. Tidak lagi menembak wisatawan, tapi juga didasari keinginan untuk mengedukasi masyarakat Bandung sendiri tentang kotanya.
"Mahanagari adalah cerminan apa yang ada di Kota Bandung," ujar Ben daat ditemui di toko baru Mahanagari di Bandung Indah Plaza.
Lulusan Desain Produk ITB ini, menekankan selain konsep kekuatan Mahanagari terletak pada desain. Tidak sembarangan, dituntut desain yang matang karena melalui desain itu edukasi itu akan sampai pada konsumen.
Meski produk hanyalah titik akhir dalam lingkaran kampanye budaya yang diusung Mahanagari. Kampanye dilancarkan melalui film, tour heritage atau diskusi-diskusi publik yang semuanya berbicara tentang Bandung. Dampak dari kampanye tersebut, konsumen akan tertarik untuk datang dan membeli produk Mahanagari.
"Kami memberikan benefit pada konsumen, konsumen memberikan profit," ujar suami dari Fanny Indrafanti ini.
Namun menurut Ben, buah dari kampanye budaya tersebut tidak akan datang secara instan, mungkin baru akan dipetik 40 tahun mendatang. Tapi bibitnya sudah Mahanagari tanamkan.(ema/ern)
0 komentar:
Posting Komentar