Sutera Cacat yang Digemari

Sutera Cacat yang Digemari
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Sesuatu yang dibuang tak berarti tak menghasilkan. Kepompong cacat sekalipun masih bisa dimanfaatkan untuk membuat kain sutera. Bahkan hasil olahannya menjadi produk eksklusif dengan penggemar yang tak sedikit.

Misalnya produk kain sutera berbahan baku kepompong cacat dari Pa Tomo Hand Weaving Product. Menurut bagian produksi Pa Tomo Hand Weaving Product, Usiaty (50), kain-kain sutera cacat ini tak hanya digemari orang lokal tapi sudah terbang ke berbagai negara. Beberapa desainer Indonesia pun menjatuhkan pilihannya pada kain sutera cacat daripada silk atau sutera dari kepompong utuh.

Kelebihannya terletak pada kelembutan serat yang tak kalah dengan sutera dari kepompong utuh. Meski tekstur benang yang tidak rata dan ukurannya yang lebih tebal tapi menjadi ciri khas yang menjadi pembeda.

Proses pengolahannya pun masih dilakukan secara manual. Untuk menjadi benang, kokon atau kepompong tidak ditarik dengan alat reeling tapi dengan alat pintal. Sebelumnya, kokon atau kepompong harus diproses dalam berbagai tahap. Diantaranya kokon dimasak untuk dijadikan kapas, kemudian kapas diurai menjadi bentuk kapas lain dan dibentuk jadi lempengan kapas terakhir barulah dipintal.

"Dalam prosesnya pun kita tidak menggunakan bahan kimia tapi bahan-bahan organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan," tutur Usi.

Alat yang digunakan untuk membuat kain adalah Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Sebab menurut Usi bagi para perajin menggunakan Alat Tenun Mesin cukup memberatkan karena minimal harus memiliki 2 ton benang.

Proses produksinya melibatkan perajin di wilayah Pekalongan. Selain dilakukan oleh Pa Tomo dan 40 pegawainya, ratusan perajin lain pun ikut terlibat dalam melakukan proses produksi.

Dalam satu bulan Pa Tomo Hand Weaving Product bisa memproduksi 1 ton benang dan 500 meter kain. Namun menurut Usi tergantung berapa banyak pesanan yang datang. Pa Tomo Hand Weaving Product pun tidak secara langsung mengekspor produknya tapi memasarkan melalui beberapa tangan. Selain itu produk-produk Pa Tomo juga dipasarkan melalui pameran-pameran.

"Di pameran-pameran biasanya pembeli banyak dari luar negeri. Dibandingkan kain silk mereka lebih memilih kain dari kepompong cacat," ujar Usi.

Ada tiga jenis kain yang diproduksi yaitu sutera, trikula dan atakus. Ketiganya berasal dari kepompong cacat namun dari jenis yang berbeda. Untuk kain sutera bahan bakunya berasal dari kepompong yang sama dengan kain silk. Sedangkan trikula jenis kepompongnya lebih keras dan atakus berasal dari kepompong liar. Harga setiap kain berbeda-beda, untuk sutera Rp 85 ribu per meter, trikula Rp 25 ribu per meter dan atakus Rp 200 ribu per meternya.

(ema/ern)

0 komentar:

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons