Ditolak Distro, Malah Jadi Trendsetter
Ema Nur Arifah - detikBandung
Bandung - Awalnya sempat ditolak oleh distro-distro. Tapi kini banyak distro membutuhkan jasa Brian Aditiawarman (27), sang seniman airbrush.
Airbrush yang lebih dikenal untuk pewarnaan dalam industri otomotif ini dipopulerkan oleh Brian dalam industri tekstil tahun 2004. Sebelumnya Brian menggunakan airbrush untuk pewarnaan kendaraan.
Bagaimana akhirnya Bria bisa terjun ke industri fesyen?
"Karena Bandung kota fesyen terpikirkan juga kenapa airbrush tidak digunakan untuk fesyen," ujar Brian yang pernah berguru ke Singapura untuk memperdalam ilmu airbrush.
Tapi Brian tidak langsung membuka usaha sendiri. Tahun 2003, dia menjual jasa airbrush untuk butik. "Saat itu saya menggunakan airbrush untuk gaun pesta atau busana muslim," tutur lulusan Manajemen Universitas Maranatha ini.
Kala itu Brian menjual karyanya dengan tarif mahal. Berhubung komposisi cat airbrush yang tepat untuk tekstil belum dia temukan di Indonesia jadinya harus impor. "Satu botol 30 mililiter harganya 5 dollar," ujar Brian. Nggak heran harga yang dia tawarkan pun untuk satu gaunnya di angka ratusan ribu.
Tahun 2004, Brian bertemu dengan kawan yang bisa membuat komposisi cat airbrush khusus tekstil. "Akhirnya saya pun pakai cat merek sendiri," ujar Brian.
Dengan menggunakan cat milik sendiri, otomatis harga cat juga lebih murah hingga mempengaruhi harga jual ke konsumen.
Brian menutup kerjasamanya dengan butik. Dia mulai membuka usaha sendiri yaitu airbrush untuk t shirt. Untuk mendapatkan hasil yang optimal Brian mengaku harus melakukan eksperimen sampai beberapa kali. "Awalnya saya mengerjakan sendirian," ujar Brian.
Brian menuturkan, awalnya dia menawarkan karyanya kepada distro-distro tapi mereka menolak. Akhirnya Brian pun menitipkan kaos-kaosnya ke toko-toko baju biasa.
Dari sanalah kaos-kaos airbrush Brian mulai dikenal. Dia mulai kebanjiran pesanan jasa airbrush dari FO-FO juga distro, bahkan dari distro yang dulu sempat menolak tawarannya.
Brian sendiri belum menjual kaos airbrush dengan labek miliknya sendiri. Dia mengerjakan produksi untuk klien-kliennya.
Barulah tahun 2009, nama label milik Brian sendiri The Body Rave mulai diluncurkan. Bertepatan dengan pembukaan gerai barunya di Renariti Factory Outlet.
Menurut Brian, kini sudah ada yang mengikuti jejaknya dengan menggunakan airbrush sebagai pengganti sablon. Penggemar teknologi ini dinilainya juga kian meluas. Dalam satu bulan, Brian bisa memproduksi 2.000 pieces kaos.
Tahun 2007 lalu, Brian sempat akan memecahkan rekor MURI sebagai pelukis airbrush terbanyak dengan melukis di atas 10 ribu kaos dalam waktu 24 jam. Namun karena kekurangan sponsor hanya mendapatkan rekor sebagai pelukis airbrush tercepat. Dia berhasil melukis 30 kaos dalam waktu 1,5 jam.
0 komentar:
Posting Komentar