Ekspansi Distro ke Braga
Ema Nur Arifah - detikBandung
Bandung - Ada yang baru di antara deretan bangunan-bangunan tua di Braga. Salah satu bangunannya yang kosong selama 20 tahun kini sudah berpenghuni. Tidak seperti bagian luar yang masih berasa 'kunonya' bagian dalam bangunan ini sudah berubah jadi tempat belanja dalam bentuk distro.
Dulu dikenal dengan nama Toko Populair yang berganti menjadi Forguy Braga Distro Concept sejak 15 April 2009. "Tempat ini sebelumnya juga berfungsi sebagai toko baju tapi sudah 20 tahun bangunan kosong," papar Firman, Pengelola Forguy Braga Distro Concept.
Pemilik distro anyar ini juga pemiliki label Ian's Report dan Peepin, putra raja FO Perry Tristianto. Braga dipilih sebagai lokasi karena menurut Firman Braga sarat akan sejarah yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Bagian depan bangunan arsitekturnya tidak diubah begitupun dengan nama Toko Populair yang juga tetap tertera di muka bangunan. Namun menurut Firman, pihaknya menambahkan satu kata 'boekan' di atas tulisan toko, sehingga akan terbaca 'boekan Toko Populair.
"Kita nggak boleh ngerubah bagian depan bangunan tapi kalau bagian dalam boleh," ujar Firman (24), Pengelola Forguy Distro Concept.
Untuk interior dalam, imbuh Firman, nggak ubah seperti distro lainya yang sasarannya kebanyakan anak muda, didesain lebih bergaya muda. Disapu dengan cat warna putih dan sedikit sentuhan desain berwarna hanya di beberapa bagian.
Bagian depan yang lebih mirip lobi kini difungsikan sebagai tempat kasir sekaligus untuk mendisplay produk baru. Lantainya yang terbuat dari marmer tetap mempertahankan bangunan asli.
Dari lobi menaiki tiga anak tangga melalui ruang utama dan dibatasi dengan pintu kaca. Di ruangan ini lantainya sudah diganti karena berbeda dengan lantai asli di bagian lobi. "Kalau lantai di ruangan ini (utama-red) pas kita pindah ke sini sudah diganti. Mungkin karena pemiliknya berganti tangan," ujar.
Lebih lanjut dituturkannya, bangunan ini memiliki dua lantai. Lantai dasar ternyata berada di bawah ruang masuk utama dan saat ini masih ruang kosong. Sedangkan lantai kedua yaitu ruang utama memiliki anak lantai yang di atasnya yang dijadikan rumah tinggal. Sehingga langit-langit di lantai ini tampak lebih pendek, tidak menunjukan ciri khas bangunan tempo dulu dengan langit-langit tinggi.
Pengubahan beberapa bagian bangunan menurut Firman tidak berarti pihaknya tidak tertarik untuk mempertahankan warna dari bangunan asli. Firman menyatakan kondisi bangunan lama yang tak terawat tidak memungkinkan untuk itu.
Saat disinggung apakah biaya sewa bangunan ini mahal daripada di lokasi lain, Firman mengiyakan tanpa menyebutkan angka pastinya. "Ya lumayanlah," pungkasnya pendek.
0 komentar:
Posting Komentar