C59, Pelopor Clothing di Jawa Barat
Ema Nur Arifah - detikBandung
Bandung - Geliat industri fashion di Bandung sepertinya terus merekah. Didukung kreatifitas anak muda melalui distro dan clothing yang masih memperlihatkan kejayaannya. Tapi di tengah persaingan beragam label clothing, sepertinya nama besar brand C59 masih terus terngiang. Bahkan seperti akar yang keberadaannya tak bisa dilepaskan dari kreativitas Kota Bandung.
Tahun 2007 lalu, C59 mendapatkan Hade Award yang diberikan Disperindag dan Kreativity Independent Clothing Kommunity (KICK), sebagai pelopor industri clothing di Jawa Barat. Sang pelopor yang nama besarnya berawal dari sebuah rumah di Jalan Caladi No 59.
Kesuksesan C59 adalah buah dari tekad seorang Marius Widyarto (53) bersama istrinya Maria Goretti Murniati(53) yang memulai usaha di bidang kaos pada 12 Oktober 1980 lalu.
Usaha ini berawal dari sebuah ide yang tak biasa. Wiwied, demikian sapaan akrab Marius, mendapatkan modal awal dengan menjual kado pernikahan. Dari hasil penjualan tersebut Wiwied membeli satu buah mesin jahit dan dua mesin obras untuk menjalankan usahanya.
"Dari SMU saya sudah senang membuat kaos-kaos kelas atau kaos ekstrakurikuler," tutur Wiwied yang menghabiskan masa SMP dan SMU di Aloysius ini. Kesupelannya dalam bergaul dari satu komunitas ke komunitas lain mengasah kemampuan Wiwied dalam seni berinteraksi dengan orang lain.
Kemampuan bergaul itulah yang dia jadikan sebagai modal. Wiwied mencari klien dari komunitas ke komunitas. Bersama sang istri Wiwied pun bergerilya mencari klien yang ingin dibuatkan kaos.
Saat itu pengerjaan kaos pun masih dilakukan secara manual. Tapi dalam waktu singkat, C59 dapat menunjukan keunggulan produk dari mulai bahan kaos, jenis sablon dan tekhnik pengerjaan kaos.
Wiwied mengaku dirinya sempat kesulitan untuk mendapatkan modal agar usahanya bisa diperbesar. Namun berkat kegigihan Wiwied dalam membangun relasi. Wiwied pun berhasil menggandeng sebuah bank swasta yang bisa memberinya kucuran dana untuk mengokohkan nama C59.
Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1990 Wiwied berhasil mendirikan sebuah pabrik di Cigadung Permai yang dibangunnya dengan mencicil. Di pabrik ini, pembuatan kaos tak hanya dilakukan secara manual tapi sudah berbaur dengan teknologi.
Mulai saat itu, usaha Wiwied pun mengalami perluasan dari semula pembuatan kaos pesanan merambah ke retail. Di tahun yang sama pula Wiwied mendirikan toko retail yang pertama di Jalan Tikukur No 10.
Untuk mengukuhkan usahanya, pada tahun 1993-1994 C59 resmi berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Caladi Lima Sembilan. Kini Wiwied mempekerjakan sekitar 300 karyawan. Bahkan kadang mencapai 700 karyawan jika sedang dibanjiri pesanan.
Sejak berubah menjadi perseroan, Wiwied mulai mengepakan sayap C59 ke luar Kota Bandung. Mendirikan toko dan bekerjasama dengan department-department store di beberapa kota untuk penjualan produk C59. Pada tahun 2000, C59 berani melangkah memasarkan produknya ke Eropa Tengah seperti Ceko, Slovakia dan Jerman. Begitupun di dalam negeri pemasaran si departemet-department store kian digencarkan.
Selain berada di departement-depertement store. Produk-produk C59 juga bisa ditemukan di showroom C59 Jalan Merak No 2.
Tetap Bertahan By Order
Tak pernah meninggalkan usaha awalnya melalui by order atau pesanan, sampai sekarang pun C59 masih menerima pesanan produksi kaos. Pesanan tak hanya datang dari instansi atau komunitas yang bersifat individu, tapi datang juga dari label-label lain yang ternama sampai beberapa clothing di Bandung.
"Kami juga memproduksi merek-merek besar dan beberapa merek clothing di Bandung," tutur PR & Marketing C59 Bambang Hariyanto. Dengan adanya kantor cabang di delapan kota, kata Bambang, C59 tak pernah sepi klien.
Meskipun diakui Bambang dari sisi retail penjualan menurun. Hal itu terjadi karena banyaknya pesaing dari luar dan adanya pemain-pemain baru dalam industri clothing di Bandung. Saat ini dalam satu bulan C59 bisa memproduksi sampai 6.000 pieces untuk pesanan di seluruh Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar