Bandung - Bermula dari usaha keluarga, tidak disangka berkembang menjadi sebuah sentra usaha di sepanjang Jalan Surapati-Cicaheum (Jalan Suci). Sentra Kaos Suci, kini menjadi satu dari lima kawasan yang dicanangkan Pemkot Bandung sebagai salah satu tujuan wisata.
S Sunarto Sasmito (57) yang akrab disapa Anto, mengawali usaha sablon di tahun 80-an bersama dua saudaranya. Tidak hanya sablon kaos tetapi juga spanduk, stiker, kartu nama, pin, dan ragam marchandise lain. Tiga bersaudara tersebut bisa dikatakan sebagai perintis usaha sablon di Jalan Suci.
Ketika usaha ini memperlihatkan prospek yang cukup cerah, gairah membuka usaha sablon pun tertular pada anggota keluarga lainnya.
"Adik-adik saya, adik-adik istri saya, kemudian adik-adiknya lagi sampai adik ipar, semuanya turut membuka usaha sablon," jelas Anto saat ditemui di kantornya, SAS Advertising, Jalan PHH Mustofa, Kamis (10/7/2008).
Tak hanya keluarga, sambung Anto, pegawai-pegawainya yang sudah ahli membuka usaha sablon sendiri.
Akhirnya usaha sablon di sepanjang jalan Suci pun menggeliat. Pada tahun 1990-an, sudah terdapat 25 perajin di jalan ini. Kini jumlahnya mencapai 200 perajin. Tak hanya di sepanjang kiri dan kanan Jalan Suci, tetapi menyusup sampai gang-gang.
"Sebagai pembelajaran, semua berawal dari perajin kemudian menjadi pengusaha," jelasnya.
Dari para pengusaha itu tidak semuanya mengerjakan produk sampai jadi. Ada yang hanya bagian-bagiannya, seperti konveksi atau hanya perusahaan yang mencari order untuk dikerjakan pihak lain.
Untuk terus mengembangkan Sentra Kaos Suci ini menurut Anto, pemerintah kerap memberikan pelatihan-pelatihan kepada para perajin baik dari Dinas Perdagangan, Dinas Pariwisata juga dari Dinas Koperasi.
Pelatihan-pelatihan sudah dimulai sejak tahun 1995 sebagai satu proses pembelajaran. "Pemerintahkan tidak merintis tapi membina yang sudah jadi," ungkap Anto.
Terlebih, ketika Sentra Kaos Suci akan dijadikan tujuan wisata banyak pelatihan, pengarahan, perbaikan SDM, sarana dan infrastuktur pun dilakukan untuk meningkatkan kualitas.
Namun dalam perjalanannya Sentra Kaos Suci juga tak selalu di atas awan. Seiring pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif, pesanan pun mengalami kemerosotan. Dituturkan Titi (40), pada tahun 92-an sampai 97-an order banyak, tetapi ketika mulai krisis moneter order pun merosot hingga 50 persen.
"Kalau dulu sebulan bisa mengerjakan 75 desain, kini hanya 30 desain saja," tandas Titi.
Lain lagi dengan Dedi (32) yang banyak menerima order kaos dari partai politik. Menurut Dedi, usahanya selalu ramai order. Setiap hari dia memproduksi sekitar 3000 kaos.(ema/lom)
0 komentar:
Posting Komentar