BANDUNG, (PR).-
Sejumlah perajin Sentra Kaus Suci Kota Bandung mengalami kerugian hingga Rp 4 miliar akibat kampanye pemilu legislatif beberapa waktu lalu. Masih banyaknya pesanan kaus kampanye calon anggota legislatif (caleg) yang belum dibayar membuat sejumlah perajin terancam bangkrut.
Menurut Ketua Koperasi Sentra Kaus Suci Marnawi Munamah kepada "PR", Rabu (15/4), kerugian diperkirakan mencapai kisaran Rp 3 miliar-Rp 4 miliar. Jumlah itu berasal dari beberapa perajin kaus yang melayani order kaus kampanye dalam jumlah besar, sedangkan perajin yang menerima order kecil tidak mengalami kerugian.
"Pihak asosiasi tetap akan memberikan dukungan dan membantu advokasi para perajin kaus yang dirugikan. Bagaimanapun mereka bagian dari keluarga besar Sentra Kaus Suci dan kami akan membantu sampai masalah ini selesai dan para perajin mendapatkan haknya," katanya.
Marnawi mengatakan, pihaknya sedang menyusun laporan mengenai masalah kerugian itu. Ia mengungkapkan, apabila sampai batas waktu pengumuman resmi pengangkatan caleg menjadi anggota legislatif belum juga ada pelunasan, pihaknya akan memerkarakan masalah tersebut kepada pengadilan.
Sementara pemilik Planet Production di Sentra Kaus Suci, Wawan Gunawan, kebingungan dengan banyaknya tunggakan. "Saya rugi besar karena sekitar 220.000 pieces lebih atau senilai Rp 1 miliar belum dibayar. Itu karena beberapa caleg belum melunasi sisa kewajiban pembayaran order kaus hingga batas waktu yang sudah disepakati," ucapnya.
Menurut dia, caleg yang menunggak berasal dari berbagai macam daerah dan partai politik. Sebagian besar caleg yang belum membayar berasal dari luar Pulau Jawa. Wawan mengatakan, tunggakan terbesar berasal dari salah seorang caleg DPR RI dari Sulawesi Utara yang menunggak sekitar Rp 570.000.000,00 atau sekitar 130.000 kaus. Padahal, sebelumnya sudah disepakati pembayarannya pada awal April sebelum pemilu.
"Keuntungan dari kaus kampanye kan hanya sedikit, jadi ruginya hampir sama dengan jumlah yang ditunggak, apalagi saya juga memiliki rekanan yang belum dibayar. Saya jadi pusing mikirin-nya, bisa-bisa usaha saya bangkrut," ujarnya dengan nada lemas.
Ia mengakui, dari lima belas caleg yang belum membayar, beberapa berniat membayar. Namun, ujar dia, beberapa caleg sulit sekali dihubungi. Sementara untuk caleg yang jauh akan ditempuh jalur hukum karena sebagian besar sudah melalui perjanjian tertulis, sedangkan yang dekat akan didatangi langsung. "Ada dua caleg dari Kota Banjar yang belum bayar. Kami pun akan segera menagihnya langsung," ungkapnya.
Hal senada dikatakan pemilik CV Rovolin, Lumbangaol yang mengaku rugi sekitar Rp 2,3 miliar. Ia mengungkapkan, setidaknya ada empat parpol yang seharusnya sudah melunasi sisa tunggakan saat pembuatan atribut kampanye selesai dilakukan. Beberapa caleg, kata dia, juga masih menunggak hingga sekitar Rp 1 miliar.
"Tunggakan paling besar itu berasal dari satu parpol baru. Order atribut kampanye mereka berasal dari DPP pusat di Jakarta. Tapi bukan hanya partai itu yang masih menunggak kepada kami," ujar Gaol. (A-190)***
0 komentar:
Posting Komentar