Kaus "Cap Duit"

Coba lihat baik-baik, logo apa saja yang tercantum di dada kaus pemain bola. Semua logo itu artinya uang atau duit, sebab logo sponsor itu hasil rundingan serius antara kesebelasan finalis Liga Champions dengan suatu perusahaan. Entah itu bank, maskapai penerbangan, perusahaan otomotif dan elektronik, merek bir, hotel sampai kasino, itu sah-sah saja tercetak di kaus bagian dada pemain yang keringatan dan jungkir balik di lapangan.

Pemasangan logo sponsor di kaus pemain zaman sekarang sudah terang-terangan dan kagak pake malu-malu lagi. Semua finalis jagoan itu akan berlari-lari memainkan bola sebagus mungkin sambil mengenakan kaus kebanggaan berikut logo sponsor yang berani bayar mahal. Cuma sayangnya, di antara semua kesebelasan itu ada yang unik.

Coba lihat dan perhatikan kaus FC Barcelona, apakah Ronaldinho cs yang kausnya loreng biru-merah itu ada logonya. Sebab, kaus Barcelona sampai tutup tahun 2006, memang polos-polos saja. Meski klub kaya raya dari Spanyol ini seumur-umur emoh pake sponsor, meski mulai 2007 akan memakai logo juga, bermerek "Unicef". Uang pemasukan sponsornya akan diserahkan bundar-bundar ke badan sosial PBB. Bravo!

Sponsor dalam dunia olahraga memang sudah merambah ke mana-mana. Malah pesta olimpiade yang seharusnya kelas "amatiran" dunia sejak dua dekadean ini mottonya yang "citius altius fortius", mungkin jamak kalau diimbuhi kata "sponsorius". Dunia panggung olahraga memang arena ngeceng dan gelanggang nampang paling tepat buat logo perusahaan besar. Penonton, suporter, dan pemirsa tayangan peristiwa olahraga, khususnya sepak bola, memang menjadi incaran sponsor untuk menyertakan logo atau nama perusahaan sebagai penyandang dana.

Sepak bola yang konon tontonan olahraga paling top menjadi sasaran utama. Tercatat kesebelasan Ajax dari Belanda menjadi kesebelasan voetbal pertama di Eropa yang berani nempelin merek ABN AMRO di kausnya di gelanggang Liga Champions 1995. Sejak itu pula, perusahaan besar lain pun ikut mengincar kesebelasan yang mau deal agar mau disponsorinya. Mulailah logo sponsor menjadi hiasan dada dan punggung kostum pemain kelas dunia.

Warna ada maknanya

Kaus berbahan tahan robek dengan celana pendek menjadi kostum bola sejak permainan ini distandarkan organisasi dunia. Dulu ya dulu, begitu kisahnya "jadul" alias jaman dulu, kaus dengan warna-warninya, konon memiliki makna dan arti keramatnya. Katanya kata, warna merah menjadi warna favorit karena dianggap macho, berani, garang macam dongeng film Rambo. Warna biru yang juga amat disukai, katanya anggun dan harmoni, damai dan indah.

Pokoknya warna-warni khusus itu menjadi merek khas tiap kesebelasan nasional ataupun klub sepak bola. Warna pun menjadi lambang dan "karakter" setiap kesebelasan.

Soal kaus saja, tahun akhir 1980-an pernah turun tim penelitian psikologi. Pakar ilmu kejiwaan ini sempat membahas dan menganalisis dan akhirnya berstetmen: "Warna-warni seragam pemain sepak bola, itu suatu ekspose yang rada ekshibisionis kalau pemain bola itu hendak dirinya diperhatikan lawan, juga pemujanya," begitu katanya. Juga jenis warna pun sempat dihimpun dari berbagai sudut positif dan negatifnya. Hingga tersebutlah kalau ada warna yang "ragu-ragu, banci, lemes, ketakutan, kematian, dan lainnya".

Kini yang terjadi pun terjadi sudah. Finalis Liga Champions yang tahun 2007 akan mejeng dengan kostum full sponsor. Mereka akan terang-terangan pakai kaus "cap duit", tanpa malu-malu dan malu-maluin klubnya. Juga asal tahu saja, misalnya Manchester United yang pasang logo AIG, duit kontrakkannya setahun 14,13 juta poundsterling. Malah, perusahaan minyak Tamoil dari Libya berani bayar 15 juta pound untuk sponsorin Juventus.

Samsung berani bayar per tahun untuk Chelsea sebanyak 10 juta pound, Liverpool menerima 5 juta pound per tahun dari Carlsberg, Real Madrid dapat 14 juta pound dari BenQ yang telkomnya Taiwan. Tottenham Hotspur dibayar 8,5 juta pound oleh Mansion yang punya rumah judi. Arsenal pun menerima 5,5 pound per tahun dari Emirates, termasuk penamaan Emirates bagi stadion selama 10 tahun yang dibayar lagi 1.000 juta pound.

Berapa banyak rupiahnya, ya hitung saja kalau kurs poundsterling itu sebiji menjadi 18.000-an rupiah, jadi berapa rupiah kalau 15 juta pound itu.

Wah, banyak uang gara-gara kaus bola "cap duit". Mudah-mudahan kesebelasan Indonesia yang kini masih ribut-ribut dengan ribet, soal pemasangan logo merek rokok di kostumnya, bakalan terima rezeki dari sponsornya. Namun, katanya ada klub menolak karena hanya kebagian berita, bukan berjuta-juta uang rupiah. Payah!

RUDY BADIL Wartawan, Tinggal di Jakarta

0 komentar:

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons