Ditulis oleh : Lisa Febriyanti, Feb 27, 2009, di Usaha Kreatif
Dari namanya saja, CakCuk, sudah langsung bisa ditengarai dari mana brand ini berasal. Yup, ini adalah salah satu kreasi arek-arek Suroboyo. Dengan memanfaatkan bahasa lokal, CakCuk mengisi ruang kreativitas di Surabaya. Dan itu diaplikasikan pada media yang tak pernah usang di makan zaman, kaus.
Jika Bali punya Joger, Jogja punya Dagadu, Surabaya pun sudah punya CakCuk. Produsen kaus CakCuk memang menangkap segala napas khas Surabaya yang dituangkan dalam gambar dan kata-kata dalam designya. Disajikan dengan lugas, kadang dengan parodi dari brand-brand ternama, dipadu dengan lokalitas daerah yang kental. Bukan hanya menarik, CakCuk yang berkibar dengan tagline Kata Kata Kota Kita, kerap mengundang senyum atau bahkan misuh-misuh sendiri jika melihat designnya. Suroboyo pol, pokoke.
Ada juga design lain dengan frasa-frasa nakal yang dikaitkan dengan lokalisasi terbesar se Asia Tenggara, Dolly. Kata Dollywood misalnya, dipajang bersama dengan kata Hollywood dan Bollywood. Biasanya, design yang berhubungan dengan Dolly ini kerap membuat orang tersenyum. Tapi ada juga design-design yang bicara tentang sejarah Surabaya.
CakCuk saya kenal sejak dua tahun yang lalu saat pulang ke Surabaya. Awalnya, produsen memanfaatkan ruang pameran untuk memperkenalkan produknya. Dengan memajang banner contoh-contoh designnya, counter CakCuk tak pernah sepi pengunjung.
Sekarang ini, CakCuk sudah membuka outlet kecil di Jl. Dharmawangsa. Saya pikir, pemilihan lokasi di sana pas, karena Jl. Dharmawangsa tak jauh dari pusat kota dan banyak kampus yang bertebaran di sana. Di outlet kecil itu, puluhan design dan warna dipajang. Sepanjang pengamatan saya, designnya pun terus bertambah dan makin menggelitik.
Perluasan produk pun mulai dijalankan. Jika semula hanya kaus, CakCuk sekarang juga menawarkan tas dan sandal. Untuk kaus, ukuran S hingga XL dipatok dengan harga Rp49.000, untuk ukuran XXL harga bertambah Rp10.000. Bahan kausnya pun enak dipakai dan tidak melar. Sedangkan untuk tas selempang, bisa dibawa pulang dengan harga Rp10.000.
Kreativitas lokal tak pernah mati. Sentuhan yang jeli dalam melihat pasar, mampu meningkatkan daya saing dengan pasar global. Bayangkan saja, Surabaya bukanlah kota wisata, seperti Bali dan Jogja, tapi Surabaya punya banyak cerita lokal yang menarik dan jika diramu dengan kreativitas bisa menjadi usaha yang cukup menjanjikan. Jadi, sekarang jika cari oleh-oleh dari Surabaya, tak melulu kerupuk udang atau petis saja, CakCuk-in saja!
catatan: foto diambil dari koleksi pribadi
0 komentar:
Posting Komentar