Cerianya Kaus Pelangi

Siapa tak kenal Nidji, band top yang terdiri atas Giring, Rama, Ariel, Adrie, Andro, dan Randy? Tak hanya konsep musik yang memadukan unsur-unsur rock, pop, progresif, dan funk, penampilan Nidji juga penuh warna seperti pelangi.

Maklum saja, nama Nidji pun diambil dari "niji", kata dalam bahasa Jepang yang berarti pelangi. Tak heran kalau sang vokalis, Giring, kerap memakai baju kaus bercorak pelangi.

Kini, kaus bermotif pelangi itu menjadi tren di kalangan anak baru gede (ABG). Yang memakainya bukan cuma para fan Nidji. Dari cewek, cowok, orang tua, hingga anak-anak suka mengenakannya.

Kaus yang ngetop dengan nama kaus pelangi atau laskar pelangi itu tidak beda dari kaus bergambar barong khas Bali atau kaus bergambar candi ala Yogyakarta. Bahannya pun sama, yakni dari katun rayon, santung, atau kaus.

Yang membedakan hanya gambar motif. Seperti namanya, kaus pelangi menonjolkan motif abstrak dengan permainan warna-warni yang ceria dan mencolok.

Kaus pelangi dalam bahasa fashion lebih dikenal sebagai tie-dye yang dipopulerkan oleh kaum Hippies atau Flower Generation pada era 1960-an.

Istilah tie-dye sendiri memang dipakai untuk menggambarkan proses pembuatan seni tekstil ini. Memang, biasanya baju ini dibuat dari kaus putih yang kemudian diikat lalu dicelupkan ke zat pewarna untuk menghasilkan motif abstrak berwarna tertentu.

Kaus pelangi kini tidak lagi hanya dijumpai di distro-distro favorit. kaus itu dengan mudah bisa ditemukan di pusat-pusat perbelanjaan modern sampai pasar-pasar baju tradisional. Harganya pun murah meriah, dari Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu per potong dalam berbagai ukuran.

Homsiatun, 25 tahun, karyawan gerai Tas & Accessories di Gading Food City, Kelapa Gading, mengaku, dalam sehari kaus tersebut laku empat sampai lima potong.

"Kalau hari Sabtu dan Minggu untuk yang harganya Rp 25 ribu bisa laku sampai tujuh potong dan yang Rp 35 ribu laku empat potong," dia menjelaskan kepada Tempo Gading, Jumat pekan lalu.

Menurut dia, model yang sering dicari pembeli adalah kaus laskar pelangi dengan tali yang berada di pinggang. Karena stok yang tersedia terbatas, banyak yang terpaksa memesan.

Begitu pula pengakuan Ana, penjaga toko baju di Hypermall Kelapa Gading. Dalam sehari gerainya bisa menjual lima potong, sedangkan pada akhir pekan bisa mencapai tujuh potong.

Motif yang banyak dicari para ABG, kata Ana, adalah yang bercorak gambar. Sedangkan para ibu lebih menyenangi model daster. Harga kaus model daster adalah Rp 50 ribu.

Wanti, 27 tahun, salah satu penyuka kaus pelangi, mengaku membeli karena bahannya yang tipis, tidak terlalu panas, terasa nyaman, dan adem saat dipakai. "Lagi pula ketika dicuci, ternyata tidak luntur," ujar dia.

Rohman, salah seorang pengunjung gerai yang dijaga Ana, mengaku sedang mencari model kaus laskar pelangi yang berbeda dari yang lainnya. Setelah berputar-putar mengelilingi Hypermall, ia akhirnya mendapatkan model unik.

"Saya menemukan model kaus laskar pelangi dengan kerah karet. Selama ini kan kaus laskar pelangi yang saya lihat model kerahnya selalu dibordir," katanya kepada Tempo Gading, Senin lalu.

Nah, jika ingin tampil ceria penuh warna seperti pelangi, mengapa tak coba kaus laskar pelangi? DODY HIDAYAT | M. FAHRIZAL

0 komentar:

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons