Rabu, 5 November 2008 | 09:48 WIB
Zaralde
Adalah Ninit Yunita (30) dan Muti Hudiyana (30), dua sekawan yang punya mimpi sama sejak masih berteman di bangku SMU, yakni punya bisnis yang bisa dijalankan dari rumah.
Setelah masing-masing menikah dan punya anak, hasrat berbisnis dari rumah tersebut ternyata semakin besar. Akhirnya, tepat 1 Februari 2008, keduanya lantas meluncurkan www.zaralde.com. Nama ini adalah singkatan dari kedua nama anak Muti dan Ninit, yaitu Aisya Tazara (putra Muti), dan Aldebaran Rahman Adhitya (putra Ninit). Situs ini menyediakan aneka kaos untuk anak-anak (belakangan juga untuk ayah dan bunda).
Kaos yang mereka tawarkan unik, karena berdesain simpel, dengan tulisan-tulisan yang menggelitik. Misalnya, Dangerously beautiful, Most loved by daddy, Cute is my middle name, I'm a genius, atau Got milk?
Kenapa online? "Itu adalah pilihan kami karena Ninit tinggal di Singapura sehingga agak sulit kalau kami membuka toko biasa. Dengan toko online, mau berdomisili di mana saja, tidak jadi hambatan. Selain itu, biaya juga dapat dihemat karena tidak harus membayar sewa tempat maupun listrik, seperti jika memiliki toko," jelas Muti.
Berdasarkan pengalaman sebagai ibu, Ninit dan Muti memilih menjual kaos dengan alasan produk tersebut dapat digunakan sehari-hari. "Batita, kan, biasanya ganti baju beberapa dalam sehari, jadi perlu butuh banget kaos yang bahannya nyaman dan tidak panas. Selama ini tak mudah menemukan kaos yang lucu dan bagus untuk usia batita."
Dari sinilah keduanya sepakat menetapkan target pasar, ibu muda yang baru punya anak. "Setiap ibu pasti ingin anaknya tampil dengan kaos yang nyaman sekaligus lucu desainnya. Nah, hampir semua orang tersenyum bila melihat anak-anak yang mengenakan kaus zaralde," ujar Ninit dan Muti yang yakin produk mereka bakal memikat pembeli.
"Masalahnya, kan, enggak mudah menemukan kaos anak-anak dengan desain kata-kata yang positif, simpel, dan lucu. Itu kelebihan kami. Kebanyakan yang ada di pasaran, kan, kaos anak-anak bergambar saja."
Promosi dari Mulut ke Mulut
Ternyata jalan pemikiran Ninit dan Muti tak meleset. Bisnis mereka berkembang pesat dan mendapat respon yang sangat positif dari pasar. "Para konsumen senang dengan t-shirt kami. Puas dengan bahan dan desainnya. Baru sebentar ada di situs, sudah sold out."
Yang membuat keduanya tambah senang, "Cita-cita kami bekerja di rumah dan tetap produktif, tercapai. Jadi, tetap ada di dekat anak sehingga bisa memantau perkembangannya setiap hari," papar Ninit yang juga seorang penulis novel laris.
Sementara ini, Zaralde baru menyediakan ukuran hingga usia 36 bulan. "Sekarang kami sedang menyiapkan untuk anak di atas 36 bulan." Tak hanya itu, Ninit dan Muti pun memikirkan pengembangan produk di luar t-shirt. "Saat ini, selain t-shirts, zaralde juga menyediakan diaper bag, diaper clutch, t-shirt satu set untuk ayah-ibu-anak agar kompak, t-shirt untuk ibu hamil, dan juga nursing cover untuk kenyamanan ibu memberikan ASI di mana saja," jelas Muti yang sering kesulitan mengikuti event pameran gara-gara partnernya tinggal beda negara.
Lalu, trik apa yang dilakukan keduanya agar pembeli selalu tertarik kembali? "Kami mengedepankan desain baru, kualitas bagus, dan menangani web dengan serius. Serius di sini dalam arti membalas e-mail atau merespon dengan cepat. Pasti semua pembeli ingin dilayani dengan cepat, kan?"
Untungnya, para konsumen yang puas mempromosikan zaralde ke teman-temannya. "Jadinya promosi dari mulut ke mulut. Ini ternyata sangat ampuh," ujar Muti yang memberi servis pengiriman gratis bagi pembelian minimal Rp 300 ribu, ke seluruh wilayah Indonesia.
Bagi Tugas
Untuk urusan desain, dilakukan sendiri oleh Ninit dan Muti. Sementara materi kaos diproduksi di Bandung. "Rasanya lebih puas bila menangani sendiri. Selain itu, Muti yang juga ilustrator dengan latar belakang arsitek, sudah tidak asing lagi dengan dunia desain," jelas Ninit.
Soal modal, keduanya menggunakan UKM. "Dari awal kami enggak mengeluarkan modal yang besar. Tapi alhamdulillah, usaha ini terus berkembang. Yang paling penting adalah tekad dan niat kami menjalankan bisnis dengan serius," jelas keduanya yang mempelajari seluk beluk bisnis secara otodidak.
"Kami berdua belajar dari pengalaman. Terkadang bertanya juga kepada suami. Mereka sangat mendukung usaha kami," ujar Muti yang mengakui, tak mudah menyatukan dua pribadi berbeda dalam sebuah kerja bersama. "Awalnya pasti ada sedikit perbedaan pendapat. Hanya saja kami coba membiasakan diri. Jika ada sesuatu yang kurang berkenan, harus langsung dibicarakan. Lama-lama, kan, kelihatan pola kerjanya dan saling merasa cocok," papar Muti.
Pembagian tugas pun dilakukan. Berhubung Ninit tinggal di Singapura, "Saya di bagian produksi, sementara Ninit di bagian website. Kaos, kan, diproduksi di Bandung, jadi kalau ada pemesanan barang, saya yang menjalankan di sini," cerita Muti sambil memberi tips berbisnis ala Zaralde.
"Yang paling penting dalam menjalankan bisnis online adalah keseriusan, niat yang kuat, kerja keras, dan juga komitmen. Meski terlihat simpel, bisnis online cukup memakan waktu dan diperlukankan keseriusan. Selain itu, karena kami bekerja di rumah, harus bisa mengatur waktu antara urusan rumah tangga dan pekerjaan. Porsinya harus sesuai. Jadi, tidak ada yang terabaikan."
Krisis ekonomi yang diprediksi bakal terjadi, diyakini keduanya tak akan memengaruhi bisnis yang tengah mereka jalani. "Kami yakin, ke depannya zaralde memiliki prospek yang bagus karena tren belanjaonlineakan terus berkembang. Selain lebih nyaman, juga lebih praktis dan hemat. Konsumen tak harus keluar rumah hanya untuk membeli kaos anak. Cukup pesan, transfer, lalu kaos akan kami kirim."
Noverita K. Waldan
0 komentar:
Posting Komentar