Diabolic
Bangun Distro dengan Modal Nekat
Ema Nur Arifah - detikBandung
Bandung - Harus menunggu sampai enam tahun, Dicke Darajat Bhadroen (24) dan Ariandi Aulia (25) untuk mendirikan distro Diabolic. Keterbatasan modal masih jadi kendala, meski pengalaman mereka di industri clothing tidaklah sebentar.
Dicke misalnya yang pernah bekerja di distro Harder enam tahun lalu. Berbekal gaji yang dikumpulkan setelah empat bulan bekerja sebesar Rp 1,5 juta, Dicke memutuskan untuk membuat brand sendiri dengan nama Nerve.
"Nerve sendiri konsepnya musik merchandise," tutur Dicke saat ditemui di showroom Diabolic Jalan Buah Batu No 26. Dari Rp 1,5 juta, Dicke membuat 50 pieces kaos yang kemudian didistribusikannya ke distro-distro, salah satunya Harder.
Makin lama, produksi Nerve kian bertambah hingga mencapai 300 pieces t'shirt per bulannya. Tapi bukan cuma t'shirt ada juga sweater dan jaket.
Di Bandung, Nerve didistribusikan di 9 distro antara lain God.inc, Mordor, Arena, Riotic dan lain-lain. Selain itu didistribusikan pula ke beberapa kota seperti Cianjur, Sukabumi, dan Jogya.
Sebagai brand dengan konsep musik merchandise, Dicke pun menggaet beberapa band indie untuk dibuatkan merchandisenya. Antara lain Beside dan Infamy. "Yang aktif sampai saat ini ada 7 band, kalau dulu sampai 15 band," tuturnya.
Setelah enam tahun hanya berperan sebagai supllier, Dicke pun membuka distro sendiri. Dengan Nerve dan Soul Redemption milik Ari yang tetap jadi brand utama. Dalam tempo setahun ini, mereka mencoba menggaungkan nama Diabolic dan brand mereka sendiri.
Ke depannya baru mereka akan kembali bergerilya mengajak band-band indie untuk kerjasama. Diakui Dicke, dia dan Ari mendirikan Diabolic dengan modal nekat.
Dalam usia Diabolic yang relatif masih muda, menurut Dicke untuk modal belum sepenuhnya kembali malah masih suka nombok. Tapi diprediksi ke depannya akan cukup menjanjikan.
Tidak bisa dipungkiri pula kalau industri ini sudah memberikan hasil yang lumayan untuk membiayai hidup sendiri, tanpa bergantung pada orang tua. Untuk Nerve saja, setiap bulannya Dicke bisa meraih omset Rp 2 juta dari tiap distro.
(ema/avi)
0 komentar:
Posting Komentar