Polisi Diduga Rusak Distro Viking Persib Fanshop

Polisi Diduga Rusak Distro Viking Persib Fanshop
Tya Eka Yulianti - detikBandung

Bandung - Usai pertandingan Persib Bandung lawan Arema Indonesia Minggu (23/1/2011) malam, kerusuhan melebar ke luar stadion. Sebuah distro The Original Viking Persib Fanshop berada di Jalan Banda No 9, rusak cukup parah. Diduga kuat oknum polisi menyerang distro yang jaraknya sekitar 200 meter dari Stadion Siliwangi itu.

Salah satu bobotoh yang berada saat kejadian, Beton (30), mengatakan insiden penyerangan terjadi pukul 22.30 WIB, Minggu malam. Di sekitar distro, banyak bobotoh yang berkumpul. "Distro ini memang tempat berkumpulnya bobotoh dari luar kota," ujarnya saat ditemui di lokasi, Senin (24/1/2011).

Di perempatan Jalan Banda-Belitung, yang jaraknya hanya sekitar 30 meter dari distro, tiba-tiba 30-an polisi berpakaian lengkap polisi huru hara dan seratusan bobotoh yang tengah berkumpul terjadi adu mulut. Hal itu dipicu karena adanya seorang bobotoh perempuan yang dipukuli.

"Kami menyelamatnya bobotoh perempuan itu ke dalam distro. Ya karena kesal, kita beradu mulut ama polisi," ujar Beton. Karena merasa kalah banyak, menurut pengakuan Beton, para bobotoh mundur dan menyelamatkan diri ke dalam distro.

Namun polisi malah merangsek maju dan memukuli bobotoh yang berada di sekitar distro. "Polisi juga melempari kaca distro dan merusak motor serta bus yang terparkir. Itu bus bobotoh luar kota," kata dia.

Akibat kejadian tersebut, Beton mengaku ada 12 bobotoh yang terluka. Tiga di antaranya adalah perempuan. "Mayoritas luka di pelipis, ada juga yang pingsan. Malah ada bobotoh namanya Eki dia muntah-muntah setelah dipukul dan dibawa ke RS Borromues," katanya.

Saat diminta konfirmasi kepada Kasubag Humas Polrestabes Bandung Kompol Endang Sri Wahyu Utami, telepon selulernya tidak aktif.

Pantauan detikbandung, kaca distro tersebut pecah. Hingga pagi ini serakan kaca pecah masih belum dibereskan.
(ern/ern)

Two Clothes Bidik Skaters

Two Clothes Bidik Skaters
Baban Gandapurnama - detikBandung

Bandung - "Serving skateboarding community". Begitulah konsep diusung Two Clothes. Tidak aneh jika distro ini menjadi salah satu acuan para skater untuk shopping.

"Sejak awal hingga kini, Two Clothes fokus menyediakan produk bagi yang hobi main skateboard," kata Feby 'Lorentz' Arhemsyah, pemilik clothing tersebut kepada detikbandung, belum lama ini.

Secara resmi, Two Clothes menancapkan benderanya pada 1998. Berlokasi di Jalan Veteran, No 2, bisnis independen ini menyuguhkan ragam atribut kebutuhan skater. Di gerainya, tersedia papan luncur, sweater, kaos, topi, sepatu dan sandal.

"Soal kualitas dan harga, hasil karya ini bisa bersaing dengan produk impor," katanya. Selain itu, agar si pemakai merasa bangga, Two Clothes mengeluarkan produknya secara limited edition. Bagi pria kelahiran Bandung 1 februari 1980 ini, memilih target market komunitas skateboard merupakan peluang cerah. Sebab, jarang sekali clothing yang menggarapnya.

Usia panjang mengelola usaha, kian terasa. Sekelumit jerih payah di masa lalu, terbalas puas. Kini, produk Two Clothes mulai menjalar ke sejumlah wilayah Indonesia. Di antaranya, Jakarta, Bali, Makasar, Papua, dan Gorontalo. "Saat ini, sudah terjalin kerjasama pula dengan toko skateboard di Malaysia," ujarnya.

Suguhan ciri khas produk Two Clothes, berdesain Rock-Metal. Ya, karakternya condong ke kaum lelaki. "Tampilan gambar tengkorak dan garuda, diibaratkan simbol karakter keras. Selain itu, di setiap produk ada pesan-pesan skateboard. Misalnya, 'Skateboard is Gold'," jelas Feby.

Tak puas berkreasi melalui hasil karya. Rupanya, Two Clothes menebar sumbangsih lebih kepada para skater lokal sarat prestasi. Nama skater professional asal Bandung, seperti Firman Endo, Ega MP dan Adrian S, menjadi bagian melekat di 'tubuh' Two Clothes.

"Menjadi endorse atau sponsor, ialah kebanggaan bagi saya. Ini bentuk dukungan dan kontribusi Two Clothes kepada mereka," ungkap Feby yang tangan kirinya pernah patah saat beratraksi memainkan papan luncur.

Pengurus Kreative Independent Clothing Kommunity (KICK) ini menambahkan, dirinya tidak memilah kategori skater yang pantas disponsori. "Justru saya lagi mencari skater lokal pemula. Syaratnya, harus memiliki bakat dan keseriusan bermain skateboard," ujar Feby, yang bercita-cita produknya berada di Amerika.

Go Skater! Go! Bersiaplah dibidik Two Clothes.


(bbn/ern)

Bobotoh pun Bisa Bergaya

Bobotoh pun Bisa Bergaya
Baban Gandapurnama - detikBandung

Bandung - Nama Persib seolah tak pernah luntur di benak masyarakat Jawa Barat, khususnya Bandung. Tim berjuluk 'Pangeran Biru' ini pun kepalang dicap sebagai salah satu identitas Kota Bandung. Maka itu, Persib dan bobotoh (sebutan pendukung Persib, red), seakan menjadi bagian yang sulit terpisahkan.

Guna menunjang kecintaan bobotoh terhadap 'Maung Bandung', sejumlah orang kreatif asal bandung meracik ragam produk beraroma Persib. Hasilnya, bisnis yang jelas pangsa pasarnya ini, berhasil mendulang rejeki.

"Kami hadir untuk memenuhi kebutuhan bobotoh. Maksudnya, segala atribut Persib tersedia lengkap di tempat ini,' jelas Aping, karyawan distro Viking Persib Fanshop.

Toko tersebut, sepenuhnya dikelola oleh sejumlah orang yang tergabung dalam komunitas suporter Persib, yaitu Viking. Gerai yang berlokasi di Jalan Banda ini, menyajikan produk seperti topi, pin, gantungan kunci, boneka, tas sendal, dan lainnya. Selain itu, ada pula kaos, jaket, kemeja dan sweater. Produk kaos yang tersedia juga ada untuk anak-anak dan cewek.

Uniknya, sebagian besar produk atribut Persib itu, setiap bulannya selalu berganti desain. Jadi selalu ada tampilan terbaru. Tampilan produk yang ditawarkan dibuat lebih gaya dan tidak monoton. Pokoknya, produk dikemas modis.

Desain gambar serta sentuhan visual lainnya, memiliki ciri khas tersendiri. Serta lebih menonjolkan gambar berkarakter keras, ditambah kalimat bernada provokatif. Untuk kupluk, misalnya, bertengger gambar tengkorak. Lalu sendal, yang tertera tulisan "HIDUP MATI TETAP PERSIB"

Aping menambahkan, konsep yang ditawarkan Viking Persib Fanshop, tak lain agar bobotoh bisa bergaya. Bahkan, banyak konsumen yang membeli untuk sekadar menjadi koleksi. Semua produk yang dipajang harganya rata-rata dibawah 200 ribu rupiah. Mulai dari 5 ribu rupiah hingga 120 ribu rupiah.

Setiap weekend, omzet yang diraih bisa berlipat-lipat. Kalau hari biasa, omzet hanya Rp 2 juta. "Beda saat weekend, omzet yang mampu diraih bisa mencapai Rp 15 juta," jelas Aping.

Rupanya, tak cuma warga Bandung saja yang sering berbelanja di tempat ini. Warga luar pun kerap berdatangan. "Ya, warga dari Palembang, Balikpapan dan Jakarta, sengaja datang untuk belanja atribut Persib," ungkapnya

Jelas sekali, Persib kini sudah menjadi milik warga Indonesia. Bravo Persib, Hidup Bobotoh!


(bbn/ern)

1st Store, Distro Rock 'n Roll

1st Store, Distro Rock 'n Roll
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung

Bandung - Tak lengkap rasanya jika penampilan musisi tanpa aksesori atau atribut khas yang mewakili aliran musik yang terkadang nyentrik. Distro kecil di Jl. Ternate, 1st Store, dapat menjadi pilihan bagi anda pecinta musik rock n roll.

Distro ini menyediakan aneka atribut, mulai dari kaos, pin, poster sampai kaset-kaset musisi indie lokal juga tersedia di sini. Menurut Iksan, Supervisor Distro, nuansa yang dibawa memang cenderung rock n roll.

"Pemilik distro ini memang band indie lokal, Speaker First, yang mengusung aliran rock. Jadi kita juga menjual atribut dengan nuansa rock n roll," ujar Iksan kepada detikcom.

Selain menyediakan atribut-atribut rock n roll, pelanggan juga bisa memesan merchandise musik. Jadi pelanggan dapat memesan kaos dengan motif atau gambar kesukaannya.

Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, mulai dari Rp 3000 hingga Rp 100.000-an. Meski identik dengan musik keras khusus kaum pria, kalangan wanita juga tidak perlu berkecil hati, karena di distro ini tersedia juga kaos, tas serta aksesori untuk wanita yang tak kalah uniknya.

Tak hanya berbelanja, di sini juga anda dapat menikmati langsung musik rock n roll. Band Speaker First yang terdiri dari lima orang pria ini, mengadakan latihan di ruang belakang distro setiap Rabu dan Minggu pukul 17.00 WIB.

Jadi, anda siap untuk ber-rock n roll?(twi/ern)

Airplane Eksis di Era 90' hingga 2008

Airplane Eksis di Era 90' hingga 2008
Erna Mardiana - detikBandung

Bandung - Kreatifitas anak muda di Bandung memang engga ada matinya. Meski diserbu dengan pembangunan pusat perbelanjaan besar, distro yang mulai muncul pada tahun 90-an tetap eksis hingga kini. Salah satunya distro Airplane, di Jalan Aceh No 44.

Dimotori oleh tiga sahabat yang senang berkreasi sendiri membuat T'shirt dan celana, Fiki Chikara Satari, Helvi, dan Colay, akhirnya mengusung merek Airplane. Dengan modal awal Rp 300 ribu, mereka pasarkan kaos buatan sendiri itu di lingkungan terbatas.

"Awalnya hanya mulut ke mulut antar teman. Produksi kami pun hanya terbatas, paling beberapa stel kaos. Eh ternyata banyak yang suka, akhirnya kami titipin ke distro-distro milik teman," ujar Fiki yang memulai usahanya 10 tahun yang lalu.

Melihat animo yang bagus, akhirnya pada 2001 atau tiga tahun setelah usahanya dirintis, Fiki dan dua sahabatnya menyewa sebuah tempat di Jalan Aceh 44. "Sewa awalnya dulu hanya Rp 6 juta per tahun, sekarang sudah Rp 60 juta per tahun," ungkapnya.

Tidak hanya memproduksi T'shirt dan celana, jaket, sweater, topi, dan sepatu pun mulai dirambah Airplane. "Tapi ingat, kami ini jualan merek bukan hanya fashion. Merek bagi distro adalah identitas," ujar Fiki.

Menurut Fiki, bertahan selama 10 tahun memang bukan hal yang mudah di tengah-tengah persaingan antara factory outlet dan mall-mall di Bandung. "Distro sendiri jumlahnya sudah mencapai 300-an. Biar merek kami tetap bisa eksis, kami harus melakukan inovasi terus," ujarnya. Kini Airplane telah memasok ke 94 distro yang ada di Indonesia.

Sejak 2007, kata dia, Airplane memakai konsep season. Setiap empat bulan satu kali, dibuat tema khusus. "Untuk season awal tahun ini adalah 'seduce you good'. Kami ingin menjadikan awal tahun ini sangat menggoda, tentunya dalam konotasi yang baik," tuturnya.

Tetap dengan mengusung model yang simpel, T'shirt, celana denim, hingga jaket semua dibuat sedikit 'menggoda'. Menurut Direktur Kreatif Airplane Gino Herriansyah, warna yang mendominasi pada season kali ini adalah biru, merah, dan kuning. "Dengan adanya tema, memudahkan kami pada saat promosi," cetus Gino.

Fiki menambahkan salah satu cara agar Airplane tetap eksis adalah menjadi sponsor band-band lokal, seperti the Sigit."Kami menjadi sponsor bagi The Sigit yang akan konser di Texas pada Maret 2008 nanti," ujar Fiki.

Bahkan untuk pemasaran produk Airplane, Fiki membuat terobosan baru dengan sistem pembelian online melalui website. "Yang pesan dari luar negeri banyak, seperti dari Finlandia, Australia, Filipina, Belanda dan juga Amerika," ujarnya bangga.

Kini jumlah karyawan Airplane sudah mencapai 54 orang. Dengan keseriusan dan inovasi yang terus diasah, Fiki optimistis usahanya akan tetap bertahan di tengah persaingan usaha yang sudah tidak ramah lagi.
(ern/ema)

"Tanah" Baru untuk Tanaman

"Tanah" Baru untuk Tanaman
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Ketika setumpuk pekerjaan membuat anda lelah, tidak ada salahnya melangkahkan kaki keluar. Menikmati aroma rumput dan warna-warni tanaman di taman kantor. Menurut para ahli, dengan melihat warna-warna hijau akan membuat pikiran lebih fresh.

Jika ternyata kantor anda tak memiliki taman. Mungkin anda bisa menyimpan satu pot tanaman di sudut meja kerja. Yang tak hanya menawarkan kesegaran untuk mata tapi juga menambah keindahan interior meja kerja.

Untuk di dalam ruangan, pilihlah tanaman yang tidak terlalu rumit perawatannya. Misalnya, anda bisa memilih tanaman dengan media gel yang hampir tanpa perawatan.

Belum begitu familiar memang tanaman yang menggunakan gel sebagai media tanamnya. Gel biasa kita kenal sebagai makanan. Bedanya, jika gel makanan diberi perasa, gel ini diberikan unsur hara untuk di serap tanaman.

Perawatannya cukup sederhana. Tak perlu menyiram dengan air, cukup dengan menyemprotkan vitamin ke daun dan pangkal batang sebagai pengganti unsur hara yang sudah diserap dari gel. Itupun dilakukan satu hingga dua minggu sekali. Simpanlah ditempat yang cukup sinar terawang matahari.

Karena hingga saat ini tanaman yang cocok ditanam di media gel, adalah tanaman berbatang lunak yang membutuhkan kadar air relatif sedikit seperti sri gading, aglonema, kaktus dan bambu Cina.

Istimewanya, anda bisa memilih gel dengan warna-warna favorit. Bisa hanya satu warna, dikombinasikan atau dicampur acak sesuai dengan selera. Seminggu sekali anda bisa menambahkan gelnya paling tinggi satu sentimeter.

Jika tertarik, selepas berbelanja baju di FO atau distro, singgahlah ke Yasmin Serendipity, Florist, Parcel & Decoration, Jalan Trunojoyo No. 6.

Menurut pemiliknya, Alan Satriyo, untuk Bandung sendiri, tanaman dengan media gel belum begitu populer. Mungkin karena harganya yang relatif mahal. Selain harga gelnya, vas yang digunakan pun haruslah vas kaca untuk memperlihatkan dengan jelas warna-warni gel.

Tapi, untuk anda yang ingin memperindah interior ruangan, baik kantor maupun rumah agar lebih berwarna-warni, sepertinya takkan keberatan mengeluarkan uang berlebih.

Selain tanaman dengan media gel, di Yasmin Serendipity anda pun bisa menemukan tanaman dengan media oasis, baik kering maupun basah. Semoga anda lebih refresh!
(ema/ern)

Mordor, Distronya Rock Mania

Mordor, Distronya Rock Mania
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung


Bandung - Musik rock memang tidak pernah ada habisnya untuk diperbincangkan, mulai dari musisinya, konsernya sampai merchandisenya. Distro di Jl. Cihampelas ini menyediakan aneka merchandise rock, baik bagi musisi rock atau pecinta musik rock.

Mordor, nama yang diusung pemilik distro rock ini. Menyediakan aneka merchandise berbau rock, mulai dari t-shirt, tas, topi, jaket sampai pin-pin kecil. Selain bernuansa rock, merchandise dari sebuah band rock juga tersedia di sini. Misalnya t-shirt atau topi, ada yang berlogo band rock asal Bandung, Burgerkill.

Supervisor Mordon, Marco, menuturkan bahwa memang toko ini bekerja sama dengan band-band rock Bandung. Bahkan tidak jarang menjadi sponsor untuk acara-acara musik rock.

"Baik musisi rock maupun pecinta musik rock sering berkunjung, karena memang kita menyediakan spesial merchandise rock yang beberapa diantaranya tidak ada di tempat lain," ujar Marco.

Selain merchandise, tersedia juga kaset dan CD musisi rock Bandung yang tidak tersedia di toko-toko musik besar. Menurut Marco, kaset dan CD itu sendiri memang di bawah bendera indie label. Jadi hanya di tempat-tempat tertentu saja termasuk salah satunya di Chronic, yang merupakan base camp fans Burgerkill di Jl. Bali.

Harga yang ditawarkan untuk t-shirt berkisar Rp 65.000 sampai Rp 90 ribu, untuk tas sekitar Rp 150.000, jaket pria seharga Rp 110 ribu sampai Rp 125 ribu sementara untuk topi bisa mencapai Rp 60 ribu. "Harga topi mungkin sedikit mahal, karena kita memberikan royalti kepada band-band yang namanya kita gunakan di merchandise itu," jelas Marco.

(twi/ern)

Lebih Glamor dengan Aksesoris Berkualitas

Lebih Glamor dengan Aksesoris Berkualitas
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Perhiasan selalu identik dengan perempuan. Kemajuan dunia fashion menjadikan perhiasan tak hanya sebagai hiasan tapi sudah menjadi aksesoris pelengkap yang cukup penting untuk menunjang penampilan.

Jika penampilan ingin terlihat lebih glamor, selain pakaian, pilihlah aksesoris yang tepat untuk memperlihatkan itu. Tak harus emas atau perhiasan mahal lainnya, cukup dengan aksesoris yang berkualitas.

Di Lynelle, anda bisa memilih berbagai aksesoris berkualitas impor dari Korea dan Cina. Mulai dari cincin, anting, gelang, kalung, bros hingga gantungan telepon genggam. Lynelle, berada diantara distro-distro di kawasan Jl. Trunojoyo 23, bersebelahan dengan Pinholic.

Pemilik Lynelle, Felisia mengatakan, saat ini aksesoris di Bandung belum bisa menandingi kualitas aksesoris dari luar negeri seperti Korea. Maka, Felisia memilih untuk mengimpor berbagai aksesoris itu dari luar negeri.

Aksesoris berkualitas dengan bahan berkualitas akan menentukan keindahan aksesoris itu sendiri. Biasanya menggunakan lapis emas yang warnanya tidak cepat pudar dalam jangka waktu yang lama. Aksesoris dengan bahan yang biasa, warnanya akan lebih cepat pudar. Batu yang digunakan bukan batu kristal tetapi plastik ringan yang kurang berkilau.

Felisia mengaku, produk-produk di Lynelle selalu up to date, karena Korea lebih cepat mengikuti perkembangan terbaru dunia fashion internasional. Jadi, Lynelle takkan pernah ketinggalan zaman.

Memang harus mengeluarkan uang lebih di Lynelle dibandingkan tempat aksesoris lainnya. Dari mulai gelang plastik yang 20 ribuan sampai gelang seharga 100 ribuan. Untuk kalung dari 25 ribuan sampai 300 ribuan. Cincin lapis emas seharga 70 ribuan.

"Untuk yang mengerti kualitas, pasti akan tahu harga," tutur Felisia.

Akhirnya, pilihan ada di tangan konsumen, apakah ingin harga murah dengan pemakaian jangka pendek, atau harga lebih tinggi dengan jaminan pemakaian jangka panjang?

Jangan dulu jatuhkan pilihan sebelum anda datang ke Lynelle.


(ema/ern)

Caboo Attitude Bikin Lebih Akrab

Caboo Attitude Bikin Lebih Akrab
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Berita apapun seputar selebritis seringkali membuat kita membuka mata dan telinga lebar-lebar, termasuk fashionnya.

Nah, jika anda termasuk salah seorang penggemar grup musik beraliran jazz, Maliq & D'Essential yang populer dengan lagu untittlenya, mungkin distro yang satu ini bisa membuat anda tertarik untuk berkunjung.

Caboo Attitude, itu dia nama distro yang terletak di Jl. Sultan Agung 3. Berada di antara deretan distro-distro yang lain, Caboo Attitude pernah dipilih menjadi baju sponsor Maliq & D'Essential.

"Saat itu Maliq sedang promo album. Sekitar dua sampai tiga bulan Maliq menggunakan kostum-kostum Caboo. Kini sudah tidak lagi, paling mereka hanya membeli," tutur Andika Pratama atau Dika, Divisi Distribusi Caboo Attitude.

Dika mengaku, salah seorang owner Caboo pernah menjadi additional player Maliq & D'Essential. Oleh karena itulah, Cabboo memiliki kesempatan untuk mensponsori konser-konser Maliq.

Cabboo yang berdiri di Juni 2007 ini memiliki konsep pop art dalam fashionnya. Namun seiring perkembangan pasar, tema-tema umum seperti kata-kata juga menjadi konsep Cabboo. Saat ini produksi cabboo lebih dikonsentrasikan ke t'shirt. 30 persen produk Cabboo berasal dari clothing-clothing lainnya. Harga-harga t'shirt berkisar antara 70 ribu hingga 90 ribu.

Cabboo sendiri bisa diartikan lebih akrab dengan siapa saja. Caboo Attitude, ya... bisa diartikan sikap yang akrab.

Ehm, mungkin saja anda akan lebih akrab dengan Maliq & D'Eseential jika belanja ke tempat ini.(ema/ern)

18th Park, Bukan Konspirasi Biasa

18th Park, Bukan Konspirasi Biasa
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - "Conspiracy". Apa yang ada dalam pikiran anda jika mendengar kata itu? Mungkinkah sebuah film yang dibintangi dua bintang peraih academy award, Mel Gibson dan Julia Roberts, berjudul Conspiracy Theory?

Mungkin, kata konspirasi memunculkan pandangan negatif atau sesuatu berbau politik. Tapi, konspirasi yang satu ini jauh dari persekongkolan politik manapun. Sebuah konspirasi yang diusung salah satu kawasan distro, 18th Park (baca: eighteen park) yang bertagline 'local distro conspiracy'.

Berawal dari niatan untuk membuat sebuah tempat tongkrongan buat anak muda Bandung. Tak hanya sebagai tempat berbelanja, tapi lebih pada tempat berkumpulnya komunitas remaja.

Untuk mewujudkan itu, marketing 18th Park, Endy mengatakan, 18th Park mencoba membuat skate park, yaitu tempat berkumpulnya para skater. Skate sebagai bagian dari sub kultur masyarakat urban dianggap bisa menjadi sesuatu yang menarik untuk remaja.

Namun, menuju proses itu sempat terjadi kontra dari beberapa pihak skater Bandung hingga memunculkan propaganda-propaganda di kalangan skater akan keberadaan skate park di 18th Park. Issue yang menyebar ternyata memberikan efek positif bagi keberadaan 18th Park sendiri.

Anak muda Bandung menjadi lebih tahu eksistensi 18th Park sebagai salah satu tempat tongkrongan, bagi skater atau siapapun. Dari situlah muncul kata konspirasi. Di satu sisi, konspirasi bisa diartikan sebagai sebuah sinergi. Sinergi yang terjadi dalam satu lingkungan dengan atmosfer persaingan yang sehat.

Nama 18th Park sendiri dipilih dengan alasan yang cukup sederhana, karena tempat ini berada di Jalan R. E Martadinata No. 18. Park sendiri bisa diartikan taman, atau sebuah kawasan.

18th Park yang berdiri Mei 2006 lalu, diibaratkan Endy seperti melting pot, yaitu lelehan dari beragam hal baik industri clothing maupun komunitas remaja. Bukan sekedar kawasan belanja tapi bisa menjadi muara yang menampung aktivitas apapun, seperti seminar, talkshow, fashion show, acara musik, skate, pemotretan, dan lain-lain.

Dari sisi pemasaran, dengan luas sekitar 4000 m2, lokasi 18th Park yang strategis menjadi tempat yang cukup representatif untuk distro clothing.

Distro atau distribution clothing diartikan Endy sebagai kemauan yang tinggi untuk beradaptasi dari sisi pemasaran. Karena berbicara mengenai distro tak hanya tentang fashion, tapi juga komunitas berikut industri kreatif di belakangnya.

Lebih dari 22 distro berada di bawah manajemen 18th Park yang dipilih secara selektif. Dilihat dari prospek bisnisnya, kualitas dan style. Konsep setiap distro di 18th park pun berbeda-beda yang juga merepresentasikan setiap perbedaan.

Misalnya Skaters yang nge-skate, Dutcman yang militer, Black ID yang identik dengan musik, Thyo Pernik tempatnya pernak-pernik, juga ada yang berbau adventure hingga tempat monovideo atau film dan lain -lain.

Jelajahi juga distro lainnya seperti TRB/ Folker, Pro Shop, Castle Rock, Mighty/Verbotten, Naps, Roben Norm, 18th shop, Diery, Warning, jail, Tandem, RBG, Rockster, Plan B. Mondo Vidco dan D'joker.

Selain belanja, bisa juga ngopi dulu di cafenya yang homy, lengkap dengan internet dan PS3 untuk para gamers. Ikut bermain skate atau sekedar menonton di skate park, makan risoles di De' risol atau jika beruntung datang di saat sedang berlangsungnya even musik.

18th Park sempat beberapa kali menyelenggarakan even-even musik underground. Tak sedikit pengunjung yang datang, bahkan sempat membuat manajemen kelabakan saking tak tertampungnya. Kalaupun hanya sekedar kongkow-kongkow saja, 18th Park sangat terbuka. Untuk itulah 18th Park ada.

Resolusi 18th Park tahun ini adalah merubah penampilan visual, menyelenggarakan acara-acara, even-even musik ataupun lomba-lomba, misalnya lomba grafiti.

Oke, siapkah anda berkonspirasi di 18th Park?

(ema/ern)

Struggle Sponsori Dirty Dolls

Struggle Sponsori Dirty Dolls
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Industri clothing Bandung sepertinya selalu terkait erat dengan pergerakan industri musik Bandung. Hingga seringkali brand-brand clothing mensponsori band-band lokal Bandung khususnya untuk promo album.

Andapun pasti mengenal grup asal Bandung yang beraliran ska, Dirty Dolls. Ya, band yang satu ini pun menggandeng sebuah distro untuk promo albumnya di tahun 2008.

Struggle Syndicate, demikian nama distro yang baru pindah di Jl. Buah Batu No. 205 enam bulan yang lalu itu. Sebelumnya, distro yang berdiri di tahun 2006 ini berada di Kota Baru Parahyangan.

Jadi, jangan heran jika satu waktu anda melihat Dirty Dolls memakai t'shirt bertuliskan Struggle Syndicate.

Selain Dirty Dolls, sebelumnya, Struggle sempat mensponsori band-band Indie lain seperti Sendal Jepit dengan punk melodicnya dan Anima.

"Saat ini kita hanya mensponsori Dirty Dolls yang sedang promo album," tutur shopkeeper, Dadan.

Umumnya, produk-produk Struggle Syndicate mengikuti keinginan pasar. Walaupun di setiap produksinya Struggle tak pernah ketinggalan mengeluarkan produk limited edition. Misalnya, band edition yang menampilkan desain yang berhubungan dengan musik rock misalnya KISS, Johny Rothern dan lain-lain.

Selain t'shirt, Struggle megeluarkan produk tas, sweater, jaket, topi dan kardigan. Untuk harga t'shirt, tak beda jauh dengan clothing lainnya, mulai dari 75 ribu.

Seperti ciri khas umum distro, 50 persen produk-produk Struggle merupakan titipan dari brand clothing lain. (ema/ern)

Dutchman, untuk Army Look Mania


Dutchman, untuk Army Look Mania
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Booming army look sepertinya sudah berlalu. Namun, para penggemar fesyen bernuansa hijau dan loreng-loreng ini tak perlu khawatir. Sebuah clothing dengan konsep military tetap tersedia untuk kebutuhan semangat militer anda.

Konon katanya, loreng-loreng sebagai ciri khas seragam militer awalnya berasal dari Belanda atau Dutch. Maka, dinamakanlah clothing ini dengan nama Dutchman.

Dutcman berada di kawasan distro 18 Park, Jl. RE Martadinata No. 18. Berada di bagian dalam gedung 18 Park. Terdapat seragam militer ala Belanda, Amerika juga Rusia. Sementara seragam militer ala Indonesia dilarang diproduksi untuk publik.

"Menurut pemilik Dutcman, loreng-loreng seragam militer itu berawal dari Belanda, makanya nama clotingnya Dutcman," jelas Meti Anglina, shopkeeper senior di Dutcman.

Ciri motif loreng-loreng Belanda terlihat seperti bercak-bercak campuran hijau, coklat, coklat susu dan hitam. Loreng Amerika bernuansa gurun, sementara loreng Rusia terlihat seperti kumpulan mozaik kecil yang lebih populer dengan istilah matrik loreng.

Untuk celana ada pilihan model cargo pendek dan panjang, PDH dan PDL. Harga mulai dari 80 ribuan-180 ribuan. Kemeja dari 115 ribu-129-ribu. Tas, dari 89 ribu-149 ribu, t'shirt dengan desain-desain militer 39 ribu-89 ribu, rompi 115 ribu-129 ribu, slepless atau kemeja tanpa lengan seharag 79 ribu-105 ribu.

Selain untuk dewasa, ada pula produk khusus anak-anak, Dutchboy. Untuk wanita disediakan pula Dutcgirl yang berada terpisah dengan Dutcman. Dutchgirl berada di distro Plan B, yang letaknya ada di belakang 18 Park.

Dutcman, bisa pula ditemukan di Victoria Dago dan di Galeri Lelaki, Jl. RE. Martadinata.(ema/lom)

Skatepark, Tongkrongan Skateboarder Mania

Skatepark, Tongkrongan Skateboarder Mania
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Masih ingat dengan 18 Park yang bertagline Local Distro Conspiracy? Ya, di tempat inilah sebuah tempat bermain untuk para penggemar olahraga ekstrim, skateboard berada. Skate Park, tempat tongkrongan yang dibuat untuk skateboarder-skateboarder Bandung.

Skate Park yang berdiri di bulan April 2006 memiliki konsep street park. Dirancang oleh orang-orang yang mengerti benar mengenai skateboard meskipun konsep bangunannya masih mengadopsi skate park-skate park di luar negeri. Skate Park, dibuat oleh skateboarder untuk para skateboarder.

"Skate Park dibuat oleh yang orang-orang skateboard. Skate Park itu dari skateboarder untuk skateboarder," tutur Firman, pemilik sekaligus pendiri Skate Park. Walau menurut Firman, luas Skate Park yang sebesar 400 meter belum mendekati luas ideal sebuah arena skate yaitu 1000 meter.

Skateboard yang berasal dari negeri paman Sam ini ternyata memiliki penggemar cukup banyak di kota Bandung. Tahun 90-an, olahraga ini mulai mewabah. Hal itu memicu berdirinya berbagai komunitas skate di Bandung.

Begitu pula dengan kehadiran Skatepark yang secara tak langsung membentuk komunitas Skatepark of Bandung. Anggota skate park of Bandung tentu saja para skateboarder yang sering bermain di tempat ini. Karena berada di kawasan 18 Park, komunitas Skatepark of Bandung pun seringkali disebut komunitas Eighten Crew.

Menariknya skateboard, menurut Firman adalah tantangannya yang tidak pernah habis. Selalu ada eksplorasi gaya bermain dari masing-masing skateboarder.

"Seorang skateboard ngga pernah merasa puas, selalu ingin mencari gaya-gaya baru," jelas Firman yang sempat bertandang ke beberapa negara untuk melakukan demo olahraga yang satu ini.

Gaya-gaya baru dalam skateboard bisa ditemukan jika para skateboarder rajin membaca media-media tentang skateboard, video atau apapun yang berkaitan dengan perkembangan olahraga ini.

Skatepark sebagai salah satu tempat untuk lebih mengeksplorasi gerakan terbuka untuk siapa saja dari dari pukul 11.00-21.00 WIB. Setiap bulannya, Skatepark menggelar Lotre, sebuah kompetisi skateboard yang bisa menghadirkan 150-200 kompetitor. Dalam kompetisi ini para skaterboarder beradu trik-trik permainan skateboard. Per tiga bulan digelar pula Break Competition. Untuk kompetisi ini wajib menggunakan helm untuk mengamankan kepala dari kemungkinan kejadian yang tak diingnkan.

Menurut Firman, olahraga yang satu ini kini sudah sedikit mendapat perhatian pemerintah. Misalnya, pemerintah akan membuat skate park di Indonesia. Terlebih ketika skateboarder asal Bali, Yogi, menyumbangkan medali emas, dan skateboarder asal Bandung, Pepi, menyumbangkan medali perunggu dalam Indoor Ekstrim Games di Sea Games beberapa waktu lalu. "Namun seperti biasa realisasinya belum ada," jelas Firman.

Jika ingin menjadi skateboarder. Mungkin anda bisa belajar dulu di coaching clinicnya Skate Park. Sayangnya, kursus ini hanya untuk usia 15 tahun ke bawah. Tarif kursus setiap bulannya sebesar Rp 750 ribu dengan waktu dua kali seminggu.

Begitupun jika ingin membeli alat-alat skate, sebuah distro yang juga ada di kawasan Skatepark, Heaven Ska8Shop, akan menyediakan kebutuhan para skateboarder.(ema/ern)

Heaven, Distronya Skateboarder

Heaven, Distronya Skateboarder
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Berkunjung ke Skatepark, berkunjung pulalah ke Heaven Sk8er Shop, sebuah distro yang menyediakan alat kelengkapan skateboard. Pendirian Heaven pun bersamaan dengan pembangunan Skate Park di bulan April 2006. Alat-alat skateboard seperti papan skateboard tentu saja, skate shoes, helm, t'shirt, jaket, disediakan di tempat ini.

Produk-produk di Heaven diimpor dari luar negeri. Karena kayu yang digunakan untuk membuat papan skate adalah maple Canada yang memang jelas tak ada di Indonesia. Meskipun Heaven memperoduksi papan sendiri dengan brand Heaven Skateboard, proses pembuatannya pun dilakukan di Amerika.

Papan skateboard dijual terpisah dengan kelengkapan lainnya seperti wheel (roda), truck, dan baring. Untuk papan Amerika, harganya mulai 500 ribu-600 ribu sedangkan untuk produk asli Heaven Rp 400 ribu. Untuk truck, Rp 400 ribu hingga Rp 550 ribu. Roda Rp 200 hingga Rp 350 ribu. Jadi untuk mendapatkan papan skate siap pakai biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 1,2 juta.

Skate membutuhkan sepatu khusus dengan alas datar. Bahan dasar kulit lebih direkomendasikan sebagai salah satu penentu keawetan sepatu. Dapatkan skate shoes dengan harga Rp 500 ribu-Rp 2 juta. Untuk keamanan ketika bermain, belilah helm skate dengan harga Rp 150 ribu-Rp 400 ribu. T'shirt dengan harga Rp 90 ribu -Rp 125 ribu, jaket Rp 175 ribu dan celana Rp 200 ribu.

(ema/ern)

Ada 'Toilette' di Buahbatu

Ada 'Toilette' di Buahbatu
Baban Gandapurnama - detikBandung

Bandung - Suasana bersih nan nyaman, tampak menonjol di distro satu ini. Jajaran produk yang terpajang, tersusun apik di tempatnya. Stan kaos berjejer tersendiri, topi dan aksesoris punya pangkalan khusus, setimpal pula dengan dagangan lainnya. Alhasil, pemandangan itu tak merumitkan tangan pembeli kala memilah milih buruannya.

Toilette. Begitulah nama distro yang berdiri kokoh di Jalan Buahbatu No 103, Bandung. Sejuknya terpaan deru mesin ac, menghantarkan nuansa betah bagi sang pembeli. Untuk rusan selera pilihan produk, tersedia beraneka model dan corak. Ada kaos, kemeja, sweater, jaket dan celana.

Selain itu, aksesoris pun ikut nimbrung di gerai yang memiliki ruangan cukup luas ini. Mulai dari topi, pin, sepatu hingga dompet. Semua tersaji dengan pilihan beragam.

Farid, salah seorang karyawan Toilette, mengatakan, selain menawarkan produk dari merk lothing lain, Toilette pun menyuguhkan kreasi sendiri. " Selain melayani titip jual dari beberapa clothing asal dalam dan luar Bandung, Toilette pun menciptakan produk
karya sendiri," jelasnya.

Ciri khas kaos ala Toilette bergaya simpel. Desain dan gambarnya tidak bikin jelimet. Guyuran cat sablon bertulis Toilette, dibiarkan melekat erat di kaos. Ya, guratan rangkaian huruf tersebut sengaja dipertontonkan.

"Ini seolah mempertegas brand Toilette. Sekaligus memudahkan orang agar mudah mengenali dan cepat mengingatnya.

Saban harinya, distro ini menyapa mata konsumen mulai pukul 9 pagi hingga 7 malam. Bertempat di lokasi strategis serta akses jalan yang cukup padat, setiap weekendnya kerap dikunjungi pembeli dari luar Bandung.

"Ya, di antaranya dari Jakarta dan Cirebon," tambah Farid. Harga semua produk, boleh dikata cukup standar. Kaos wanita berkisar Rp 55 ribu hingga Rp 65 ribu, kaos lelaki dibandrol antara Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu. Untuk topi dihargai Rp 50 ribu dan Rp 55 ribu, kalau dompet dilego Rp 40 ribu - Rp 80 ribu.

"Semua yang tersedia harganya terjangkau semua kalangan," jelas Farid.

Lokasi distro satu ini cukup strategis. Arus lalu lintas yang melewati gerai ini pun terbilang padat. Salah satu jalur angkot yang melintas menuju Toilette ialah jurusan Buahbatu-Sederhana. Selain itu, lokasi distro jaraknya sekitar 2 kilometer dari gerbang tol Buahbatu.

Nah, bila suatu saat di jalan Buahbatu kebelet ingin berbelanja ria, sambangilah Toilette.

(bbn/ern)

Scream Tapi Simple

Scream Tapi Simple
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Untuk menunjukan identitasnya, biasanya setiap clothing memproduksi produk-produk yang berbeda dengan clothing lainnya. dari mulai edisi terbatas sampai edisi-edisi kreatif yang akan membuat pelanggan memburu produksi mereka.

Sebutlah Screamous, salah satu distro yang pernah mengeluarkan edisi bintang-bintang blue film di bulan Januari 2008 lalu. Tapi tentu saja tak mengandung unsur pornografi karena gambar sengaja ditampilkan blur agar tak menimbulkan kontroversi. Alhasil, edisi ini langsung laris manis dibeli oleh para pelanggannya. Selain itu, edisi valentine di Februari lalu, kaos hantu hingga edisi zodiak pun diproduksi Screamous.

Scream of Ous, demikian kira-kira kepanjangan nama distro yang satu ini. Berdiri di tahun 2004 di Jl Cipaganti kemudian pindah lokasi ke Jl Trunojoyo 23. Simple, adalah konsepnya. Tak ramai dengan desain dan warna, tapi lebih kepada desain-desain ringan yang sederhana. Tentu saja, sebagian orang masih menyukai konsep-konsep simple dalam fashion keseharian.

"Pop abis," tutur Yayang, shopkeeper Screamous menggambarkan konsep fashion Screamous.

Untuk harga t'shirt tak jauh beda dengan clothing-clothing lainnya, berkisar antara Rp 75 ribu - Rp 85 ribu. Dompet, Rp 60 ribu-Rp 70 ribu, ikat pinggang, Rp 60 ribu- Rp 170 ribu.

Screamous, sering mengadakan acara-acara secara rutin, misalnya Februari lalu yang bertepatan dengan hari Valentine. Bekeja sama dengan Monik house dan Celtic menggelar Love Affair Continues yang menghadirkan grup musik asal bandung, Mocca.(ema/twi)

Sativa, Merangkum Reggae Dalam Fashion

Sativa, Merangkum Reggae Dalam Fashion
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung

Bandung - Musik reggae yang unik dan mengusung budaya Jamaika ternyata memiliki pasarnya tersendiri di Tanah Air, termasuk di Bandung. Komunitasnya reggae di Bandung yang tidak sedikit, kini bisa mengekspresikan kecintaannya pada reggae melalui atribut-atribut berbau reggae dan Jamaika yang ditawarkan di Sativa.

Distro ini banyak membawa corak kuning merah dan hijau dalam desainnya. Kreativitas mereka dituangkan dalam motif baju, jaket, topi dan tas. Corak ini memang bisa ditemukan beberapa distro, namun diakui pemilik Sativa, Aldi dan Dody, di distro ini benar-benar total mengusung unsur reggae dan Jamaika.

"Di tempat lain mungkin ada juga, tapi tidak total mengusung tema ini," tutur Aldi.

Produk-produk yang ditawarkan di sini, ungkap Dody, merupakan hasil desain dan produksi mereka sendiri. Tidak hanya untuk pria, atribut-atribut untuk wanita juga tersedia di sini. Harga yang ditawarkan untuk produk-produk ini bervariasi. Untuk t shirt mulai dari Rp 40 ribu sampai Rp 60 ribu, topi senilai Rp 50 ribuan dan jaket seharga Rp 100 ribuan.

"Beberapa produk lain sedang dalam pengembangan, mungkin ke depannya kita bisa memperluas jenis produk misalnya sepatu," jelas Aldi.

Aldi juga menambahkan, selain untuk menuangkan ekspresi mereka terhadap musik reggae keberadaan distro ini juga diharapkan dapat menjadi tempat berkumpulnya para pecinta musik reggae di Bandung.

"Komunitasnya sudah termasuk banyak, hanya saja tidak terorganisir. Semoga saja distro ini bisa menampung para pecinta reggae Bandung di satu tempat," ungkap Dody.

Sativa, yang dalam istilah Jamaika berarti salam perdamaian, dapat ditemui di Jalan Tamansari 90. Jangan mengaku pecinta musik reggae kalau belum mengunjungi distro ini.

(twi/afz)

Kreatifitas Baru Boeatan Bandung

Kreatifitas Baru Boeatan Bandung
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Kreatifitas orang Bandung memang tak pernah mati. Bak jamur, satu kreatifitas melahirkan kreatifitas lainnya. Setelah di tahun 93-an muncul rumah kreatifitas yang bergerak dibidang aksesoris dengan nama Bagus-bagus, sebagai turunannya, muncul Boeatan Bandung Bagus-bagus yang baru berdiri di tahun 2008. Berawal dari anggapan bahwa orang Bandung itu memiliki kreatifitas dari segi apapun. Ketika negara- negara lain memiliki kebanggaan dengan membuat merchandise apapun tentang negaranya, mulai dari pembuatan pernak-pernik hingga gantungan kunci. Dari pemikiran itulah muncul keinginan untuk membuat merchandise untuk kota Bandung.

"Kami beranggapan orang Bandung itu kreatif dari segi apapun, dari pemikiran itulah ingin membuat tempat merchandise khusus Bandung," tutur pemilik Boeatan Bandung Bagus-bagus, Ari Babon.

Setiap bulannya, Boeatan Bandung Bagus-bagus mengeluarkan 20 desain t'shirt berseri dengan pin dan stiker. Bulan Februari, mengeluarkan edisi mug, aneka kaulinan barudak seperti toleat, kolecer yang bisa dijadikan pajangan. Maret ini, akan dikeluarkan edisi pemantik khas Boeatan Bandung. Setiap edisi bisa berseri setiap bulannya. Misalnya, untuk kaos selalu ada produk lain dengan desain atau tipografi yang sama, bisa pin atau stiker.

Uniknya, pengemasan t'shirt menggunakan buluh bambu yang di desain sedemikian rupa hingga terlihat begitu artistik. "Bambu sebagai salah satu khas etnis Sunda. Dengan bambu, akan lebih ramah lingkungan sekaligus sebagai bentuk artikulasi tentang bambu," jelas Ari.
Dalam proses kreatifnya, Boeatan Bandung Bagus-bagus tak sekedar mencipta dan menjual, tetapi ada proses dialog terlebih dahulu dalam menunjukan ikon-ikon kota.

Misalnya Gedung monumental Bandung, Gedung Sate. Contoh lain untuk para orang tua yang dulu pernah main kebut-kebutan di Jalan Braga, tersedia kaos dengan tulisan 'Pernah Ngebut di Braga'. Untuk anak muda, dari segi tipografi ada kaos bertuliskan 'Distro, Cihampelas, Factory outlet, brownies amanda,.... Macet Pisan', dan lain-lain.

Proses kreatifnya sendiri melibatkan tiga desainer dan satu art director. Setiap konsep desain tak hanya menuangkan perpaduan warna dan nilai estetika, tetapi juga melibatkan nilai historikal. Misalnya, ada kaos bertuliskan Bandung 0 kilometer. Di atas kaos tersebut digambarkan peta Bandung berikut jarak per kilometernya.

Dari sisi edukatif, di bulan Maret dan April, akan mengeluarkan edisi permainan rakyat. Di mana di dalamnya terdapat gambar, pembuatan, berikut sejarah permainan rakyat tersebut. T'shirt bisa dibeli dengan harga Rp 75 ribu.
Saat ini, Boeatan Bandung Bagus-bagus hanya berada di Kukuruyuk weekend Market, yang bisa diakses dari Jl. Mochamad Toha, dekat gerbang Tol Mochamad Toha. Sedangkan Bagus-bagus sendiri sudah bisa didapatkan di BSM, BIP, dan beberapa mall lainnya di kota Bandung.

Pokoknya, 'Luak lieuk, turas taros, tuang teuing, olah oleh, Boetan Bandung Bagus-bagus' (Lihat-lihat, tanya-tanya, oleh-oleh, Boetan bandung Bagus-bagus), demikian satu tulisan nyeleneh yang tertera di salah satu t'shirt buatan Boetan Bandung Bagus-bagus.
(ema/ern

Berdebar ala Doki Doki Waku Waku

Berdebar ala Doki Doki Waku Waku
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Berminat dengan sepatu ala Jepang yang bersol tebal terbuat dari spon berikut desain nyentrik dengan tambahan aksesoris di permukaan sepatu? Demam mode Jepang memang benar-benar sudah merasuk gaya anak muda Bandung. Tak heran munculah satu tempat baru dengan nama unik Doki Doki Waku-Waku.

"Berdebar-debar atau deg-deg an," ungkap Putri sang pemilik mengartikan kata Doki Doki Waku Waku. Menurut Putri, nama itu diberikan karena terdengar lucu dan unik. Putri mengaku, dia baru mendirikan tempat ini bersama kawannya, Teguh, Agustus 2007 lalu.

Mungkin memang unik, seunik produk-produk yang ada di tempat ini. Doki Doki Waku Waku mengangkat konsep Japanese style. Gaya fesyen anak muda Jepang yang colourfull, tabrak warna tapi tidak terkesan seronok. "Gaya jepang itu tabrak warna tetapi tidak norak," jelas Putri.

Putri mengaku sampai saat ini Doki Doki memfokuskan pada pembuatan sepatu dan tas. "Kami lebih fokus pada pembuatan costum shoes," ujarnya. Walaupun sampai saat ini pembuatan sepatu di Doki Doki sesuai dengan permintaan. Pembeli bisa memilih desain berikut bahan yang diinginkan untuk pembuatan sepatu. "Kebanyakan bahan yang digunakan adalah bahan kanvas dan kulit," ungkap Putri.

Produk tas pun tak kalah unik. Tas ransel dengan tonjolan seperti duri menjadi andalan, makanya disebut tas duri-duri. Selain itu, produk tas khas murid SD Jepang juga tersedia di sini.

Sepatu bisa dibeli dengan harga Rp 90 ribu-300 ribu. Untuk tas harganya dari Rp. 100-150 ribu. Namun, jika ingin baju-baju ala Jepang, sampai saat ini Doki Doki Waku Waku belum memproduksi bajunya sendiri. "Kami masih mengambil dari orang lain," tambah Putri. Kisaran harga baju dari Rp 80-300 ribu.

Jika tertarik, kunjungi Jl Venus Barat VI/12, Margahayu Raya. Membawa kendaraan sendiri lebih direkomendasikan agar lebih mudah dalam mencapai tempat tujuan. Selamat ber Doki Doki Waku Waku!

(ema/ern)

Heritage, Factory Outlet Bersejarah

Heritage, Factory Outlet Bersejarah
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Ketika berjalan-jalan di RE Martadinata, dari sederetan bangunan factory outlet yang berada di sepanjang jalan tersebut keantikan bangunan yang satu ini cukup menarik mata.

Sebuah bangunan dengan arsitektur art deco khas bangunan peninggalan zaman kolonial berdiri di Jl Martadinata No 63. Bangunan megah berpilar besar dibalut cat warna putih ini kini menjadi salah satu factory outlet ternama di kota Bandung.

Heritage factory outlet. Bangunan ini bekas gedung British Institute ini dibangun di tahun 1895-1900 dengan gaya arsitektur Belanda Klasik dengan kolom doriknya yang khas. Namun sampai saat ini arsitek yang merancang bangunan ini belum diketahui.

Bangunan ini merupakan bangunan bekas rumah dinas direktur Gouvernements Bedrijven (GB) yang sekarang disebut Gedung Sate. Selain bangunan ini antik, langka, dan indah juga merupakan satu-satunya bangunan yang memiliki gaya arsitektur klasik yang masih utuh. Pilar ioniknya yang anggun menjadi ciri khas yang memperlihatkan nilai arsitektur yang tinggi.

Menurut keterangan Sekretaris Bandung Heritage, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam pelestarian gedung-gedung bersejarah, Dadan Nugraha mengatakan, sekitar 1999, pengelola Heritage factory outlet melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada Bandung Heritage ketika akan menggunakan gedung ini.

"Bangunan Heritage Factory Outlet satu dari bangunan cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya di kota Bandung. Pengelola Heritage factory outlet meminta izin terlebih dahulu kepada Bandung Heritage untuk menggunakan nama Heritage untuk nama FO nya," kata Dadan.

Seperti halnya FO-FO lain, Heritage yang terbilang salah satu FO senior di kota Bandung menjual berbagai produk pakaian. Halaman parkirnya yang luas merupakan salah satu kelebihan Heritage. Di sayap kiri halaman parkir Heritage, beberapa stand menawarkan pakaian dengan harga miring.

Di dalam bangunan Heritage sendiri memiliki jalur yang menghubungkan Heritage dengan FO yang berada di sebelahnya, Cascade. Menemukan Heritage sangat mudah, berada tepat di persimpangan Jl RE Martadinata dan Jl Banda, di depan STAMP factory outlet.
(ema/afz)

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons