Sindir Orang Tua Lewat Desain

Baby Bones
Sindir Orang Tua Lewat Desain
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Dengan tagline 'No Milk No Cry', Baby Bones ngajak anak-anak agar tidak cengeng. Desain-desain yang dibuat pun enggak jauh dengan dunia anak, bahkan di antaranya ada juga yang memiliki sisi edukatif.

Misalnya, menurut Ina, Manager Baby Bones, desain kutipan berisi sindiran pada ibu yang malah lebih intens bermain dengan facebook daripada memperhatikan anaknya.

"Desain quot yang berisi sindiran pada ibu yang sering main facebook ini termasuk kencang penjualannya," aku Ina saat ditemui di outlet Baby Bones di Jalan Trunojoyo. Ina pun tidak bisa memperlihatkan desain tersebut pada detikbandung karena stoknya memang sudah habis.

Selain desain quot yang menuliskan kata-kata bijak, ada desain versi gambar dan juga musik. Untuk versi gambar, menurut Ina, Nedi, sebagai desainer benar-benar ingin melihat dari kacamata anak. Seperti desain layaknya coretan gambar anak yang diwarnai dengan crayon, atau tampilan gambar di luar tokoh-tokoh yang populer di pasaran.

"Bahkan ada juga coretan anaknya yang bikin monster," tutur Ina.

Sebagai seorang musisi yang kental dengan latar belakang musik rock, Nedi pun tidak melupakan akarnya, dia juga membuat desain versi musik, tapi lagi-lagi dilihat dalam kacamata anak. Seperti Marylin Manson yang dibuat seperti coretan gambar anak-anak. Sisi musik juga terlihat dari ikon Baby Bones sendiri yaitu tengkorak.

Melalui Baby Bones, Nedi juga ingin mengedukasi orang tua. Menyampaikan pesan bahwa pintar itu tidak sebatas matematika atau IPA. Maka pesan-pesan yang disampaikan pun tidak kaku dan lebih meluas.(ema/tya)

Ditaksir Orang Dewasa

Baby Bone
Ditaksir Orang Dewasa
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Awalnya, Baby Bones dibuat untuk anak usia 2, 4 dan 6 tahun. Namun permintaan dari usia remaja pun masih ada. Tak hanya itu, para orang tua pun sempat meminta ada Baby Bones untuk orang tua agar bisa seragam dengan anak-anaknya.

Padahal awalnya, ukuran Baby Bones mengikuti ukuran anak Nedi. Sehingga menurut Ina, Manager Baby Bones, kalau diperhatikan ada ukuran yang sedikit jomplang. Tapi karena permintaan meningkat, maka dibuat lah size standar S, M dan L.

"Lama kelamaan karena banyak juga permintaan dari luar negeri maka kita bikin juga size internasional," ungkapnya.

Ketika anak balita sudah beranjak remaja, para orang tua juga ingin anaknya masih memakai Baby Bones, sehingga akhirnya dibuat ukuran all size yang bisa cukup untuk anak di usia 14 tahun.

Melihat adanya permintaan dari orang tua, Ina masih belum bisa memastikan apakah akan dibuat juga Baby Bones versi orang tua atau tidak karena masih ingin fokus dengan konsep Baby Bones sendiri.

Untuk harga, rata-rata dijual Rp 65 ribu, sedangkan untuk yang all size Rp 75 ribu dan sweater Rp 130 ribu. Ina mengaku sempat ada pertanyaan harga yang cukup tinggi untuk sebuah baju anak. Tapi setelah diinformasikan kalau cost produksi memang cukup tinggi. Mengingat bahan baku untuk baju anak juga tidak sebanyak orang dewasa.(ema/tya)

Brader Hut yang Laki Banget!

Brader Hut yang Laki Banget!
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Masih ingat Jalan Bahureksa Nomor 15, Kota Bandung, dengan mitos hantu ambulansnya? Rumah ini, minggu lalu, tepatnya Jumat (19/2/2010) kembali ganti wajah. Bukan hanya itu, ambulans usang yang berada di halaman pun diubah jadi colourfull.

Sebelumnya, di sini ada distro dengan nama Ambulance. Tapi karena satu dan lain hal, Ambulance hanya bertahan selama setahun dan berganti dengan outlet baru yang namanya plesetan dari Brotherhood yaitu Braderhut.

"Brader Hut itu pengucapan Brotherhood ala Sunda," terang Heri atau Ei, pengelola Brader Hut yang juga pengelola distro Ambulance sebelumnya.

Mungkin akan mengingatkan kita pada komunitas bikers terbesar Brotherhood. Tapi menurut Ei enggak ada tuh kaitan sama sekali tapi tetap berkaitan. Nah bingung kan?

Sebenarnya memang enggak berkaitan secara langsung dari sisi manajemen. Tapi salah satu label yang bergabung adalah Daltons, milik pupuhunya Brotherhood Budi Dalton. Mungkin ada yang masih ingat dengan kaos fenomenal "Saritem Is Dead' dari Daltons ini.

Dari makna, dituturkan Ei, Brader Hut di sini juga memang nggak jauh beda yaitu tempat menjalin persaudaraan. Hut juga bisa diartikan kedai sebagai pendukung konsep persaudaraan yang diusung.

Secara konsep, juga tidak menyamakan diri dengan distro atau clothing. Meski di dalamnya tergabung beberapa label yang antara lain salah satu produknya adalah t'shirt.

"Pokoknya semua yang laki-laki mau ada di sini," jelas Ei.

Brader Hut lebih mengarah pada produk-produk yang disediakan untuk hobinya para lelaki. Misalnya Platoon yang menyediakan produk untuk yang hobi airsoft gun, Redant untuk pecinta Land Rover, dan GTO helmet yang ngebikers. Atau label Daltons yang fenomenal dengan kaos 'Saritem is Dead' nya dua tahun lalu.

"Intinya, Brader Hut mencoba merangkum semua keinginan laki-laki," tegas Ei lagi.

Dekorasi ruang pun dibuat nggak jauh dengan konsep itu. Ada pajangan Harley Davidson, sepeda ontel, miniatur mobil mobil antik seperti VW dan sentuhan drum-drum besar untuk kesan gagah. Tapi kalau yang ini enggak dijual.(ema/bbn)

Ambulans Jadi Media Promo


Ambulans Jadi Media Promo
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Ingin menghilangkan kesan seram-seraman karena mitos hantu ambulansnya, mobil ambulans yang selalu ada di halaman Jalan Bahureksa No 15, Kota Bandung, ikut disulap. Badan ambulans malah dimanfaatkan untuk media promo.

Di badan ambulans yang menghadap ke luar tertera nama-nama tenan yang bergabung di Braderhut. "Ingin menghilangkan mitos ambulansnya kita ubah saja ambulan jadi media promo," tutur Heri atau Ei, pengelola Braderhut.

Dengan latar belakang cat tetap berwarna putih. Kemudian dipulas dengan desain yang ceria dan colourfull. Melihatnya, bikin mata jadi lebih segar.

Ditambahkan Ei, bercermin dari konsep utamanya yang menyediakan kebutuhan hobi untuk laki-laki Brader Hut juga ingin juga merangkul komunitas. "Pokoknya kita bukan sekadar toko," ucapnya.

Dalam soft opening beberapa waktu lalu pun, braderhut mengundang pelbagai komunitas di Bandung. Brader Hut pun sudah menyiapkan rencana-rencana kerjasam dengan komunitas. Komunitas yang digandeng pun enggak cuma yang berkaitan dengan label yang ada di Brader Hut, tapi bisa komunitas apapun, termasuk komunitas sepeda ontel.

Para komunitas nantinya bisa titip jual barang di sini. Dengan syarat, harus unik dan memiliki unsur kekunoan.(ema/bbn)

300 Kalimat Cinta dari Bob Love


300 Kalimat Cinta dari Bob Love
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Rasa cinta bisa direfleksikan dengan berbagai cara. Tak melulu harus dengan kata-kata tapi bisa dengan ungkapan lain yang mungkin bisa ditunjukan tanpa harus berbicara.

Bandung Oblong Bagus (Bob) Love menawarkan sekitar 300 kalimat cinta yang tertuang di atas kaos. Tak hanya untuk yang tengah menjajal hubungan, tapi bisa untuk suami istri, orang tua juga untuk anak.

Menurut Bagja, supervisor Vilour, Jalan Dipatiukur no 76, Bob Love diluncurkan di Vilour tahun 2003. Bagja mengklaim kalau Vilour lah yang pertama kali meluncurkan kaos cinta melalui Bob Love.

Untuk tes pasar awalnya hanya satu desain saja yang dilemparkan ke pasar. "Awalnya hanya satu desain yang diluncurkan yaitu I Love U," ujarnya. Selain itu, ukuran yang disediakan pun masih all size.

Tapi melihat respon pasar yang cukup lumayan terutama anak muda, menyusul desain lain seperti 'I Love Boy Friend' dan 'I Love My Girl Friend'. Kaos pun dibuat dalam berbagai ukuran.

Respon pasar makin menguat. Desain demi desain pun bergulir. Meski tidak selalu datang setiap minggu, menurut Bagja dipastikan setiap tahunnya ada desain baru.

"Setiap tahunnya rata-rata diluncurkan 10 desain," jelas Bagja. Total desain yang sudah diluncurkan selama tujuh tahun terakhir sudah mencapai 300 desain. Ke-300 desain tersebut masih terus diluncurkan sampai saat ini.

Kata-katanya juga cukup simple, rata-rata dimulai dengan kata 'I Love' dan ditambah gambar hati, atau ada juga kaos yang bertuliskan soul lalu kaos lainnya bertuliskan 'mate'. Kalau disatukan menjadi soulmate.

Jangan khawatir kebingungan menyeleksi setiap kalimat cinta yang pas. Bob Love juga menyediakan katalog 300 desain kaos yang terpajang di dinding. Jadi tinggal memilih, maka akan dicarikan sesuai keinginan.

Harga satu kaosnya juga enggak terlalu mahal. Untuk perempuan antara Rp 50-Rp 55 ribu. Sedangkan untuk laki-laki antara Rp 60-Rp 65 ribu. Dikemas dalam tas serut yang praktis. Selain kaos, kata cinta juga bisa diungkapkan lewat tas, mug, pin, dan gantungan kunci.

Untuk wisatawan yang enggan datang ke Jalan Dipatiukur, bisa juga datang ke salah satu outlet Bob Love di Cihampelas Walk Jalan Cihampelas.
(ema/avi)

Ingin Pasarkan Helm di FO dan Distro


Ingin Pasarkan Helm di FO dan Distro
Baban Gandapurnama - detikBandung

Bandung - Helm tengkorak buatan Eddy Gumilar (50) laku keras di Bali. Itupun setelah datang pesanan kepadanya. Lalu, si pemesan menjualnya kembali dengan hasil cukup menggiurkan.

Namun begitu, Eddy ingin karyanya tersebut dijual pula di toko factory outlet, disto, toko aksesori kendaraan di Bandung atau kota lainnya. Ia pun sanggup menjalin kerjasama.

"Selama ini penjualan hanya mengandalkan pesanan saja. Tapi memang sayang kalau helm ini tidak menyebar luas. Terus terang, saya belum konsentrasi untuk memasarkan helm. Kalau ada yang mau kerjasama atau memasarkan, saya tunggu," ujar Eddy.

Menurutnya, helm bermodel tengkorak ini kebanyakan dipakai aksesori oleh pembelinya. "Selama ini pemesan itu berasal dari Bali dan Jakarta," ungkapnya.

Soal kerjasama, kata Eddy, siapa pun bakal disanggupinya. Malah, dirinya tidak membuat aturan rumit. "Kalau barangnya mau ditukar dengan model lain, tentu bisa. Mau pesan lima, boleh juga," ucapnya.

Eddy berharap, dari produk karyanya tersebut bisa memberikan rezeki bagi semua orang. Dirinya tak muluk-muluk, walau mengambil keuntungan sedikit, tapi merasa
senang bila yang memasarkan helm ini meraih untung besar.
(bbn/dip)

Kaos Cinta yang Laku di Hari Lebaran


Bob Love
Kaos Cinta yang Laku di Hari Lebaran
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Kaos cinta ternyata tidak melulu laku di hari valentine. Seperti halnya kaos cinta dari Bandung Oblong Bagus (Bob Love). Meski 70 persen konsumennya anak muda, penjualan di saat valentine tidak beda jauh dengan bulan-bulan biasa.

"Sasaran Bob Love yang utama memang anak muda," tutur Bagja, Supervisor Vilour Jalan Dipatiukur. Tapi khusus konsumen yang membeli Bob Love tidak tergantung pada momen. Bahkan, Bob Love malah laku saat mau lebaran.

"Valentine enggak ngaruh juga. Mungkin karena kebanyakan di Indonesia orang Islam jadi lakunya malah pas lebaran," tutur Bagja.

Untuk desain yang laku juga hanya fokus pada satu desain saja. Sebab semua tergantung kebutuhan konsumen. Jadi semua desain penjualannya hampir sama, tidak ada yang terlalu menonjol.

"Tidak ada yang paling laku, tergantung kebutuhan konsumen," ujar Bagja.

Tapi sayang untuk penyuka warna biru atau hijau, sepertinya harus menunda keinginan memiliki kaos cinta ini. Karena Bob Lobve hanya menyediakan tiga macam warna yaitu putih, hitam dan merah.

"Karena yang laku banyaknya putih, hitam dan merah akhirnya kita batasi hanya tiga warna," terang Bagja.

Selain menjual Bob Love ada juga Bob polos yang menjual kaos polos dan Bob Kids untuk anak usia 1-10 tahun.
(ema/avi)

Oase Bagi Umat Muslim


Sahara FO
Oase Bagi Umat Muslim
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Memanfaatkan setiap peluang sepertinya itu yang selalu dilakukan Perry Tritianto si raja FO. Setelah The Summit, Galeri for Men, The Secret, Big Price Cut dan Unusual, sebuah FO yang dikhususkan untuk umat muslim pun menyusul dibuka sekitar dua minggu yang lalu.

Namanya pun kental dengan nuansa Islami yaitu Sahara FO. Karena diambil dari nama gurun Sahara, dekorasi pelengkap seperti pohon palem tampak menghiasi bagian luar FO. Menggunakan bangunan bekas kompleks distro 18 Park di Jalan Martadinata No 18. Sahara sepertinya bisa jadi alternatif baru untuk wanita berjilbab.

Terinspirasi oleh banyaknya wisatawan Malaysia yang datang untuk berbelanja ke FO. "Kalau sekarang kan banyak wisatawan Malaysia yang berjilbab makanya Sahara dibuat untuk memfasislitasi mereka," ujar pengelola Sahara FO Enyi Sumini.

Jadi jangan heran ketika memasuki Sahara FO, di awal akan melihat blous- blouse berlengan panjang baik untuk pria maupun wanita. Sebuah kamar khusus yang menyediakan aneka pashmina juga menjadi salah satu ciri khas Sahara.

Meskipun menurut Enyi, belum seratus persen produk-produk di Sahara untuk wanita muslim karena terbatasnya produk. "Jadi masih ada juga baju-baju berlengan pendek atau dress-dress yang juga bisa digunakan wanita berjilbab karena bisa dipadukan dengan celana panjang atau bolero," tutur Enyi.

Pada akhirnya, sasaran konsumen pun tidak dikhususkan hanya untuk muslim atau wanita berjilbab. Walaupun harapannya, ke depan Sahara bisa benar-benar fokus sebagai FO khusus muslim, tapi kemungkinan untuk berubah pun masih tetap terbuka.

(ema/avi)

Helm Perang Tentara Amerika Made in Bandung


Helm Perang Tentara Amerika Made in Bandung
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Hobi Mukti (33) mengoleksi helm perang tentara Amerika berujung pada usaha pembuatan replikanya. Bentuk yang unik dan beda menjadi daya tarik yang membuat karyanya layak diperhitungkan.

Awalnya, penyuka motor-motor besar ini ingin memanfaatkan peluang yang ada. Contohnya, komunitas motor yang biasa menggunakan helm-helm ala militer.

"Melihat belum ada yang memanfaatkan kesempatan ini, maka saya pun mencoba membuat helm sendiri," jelasnya saat ditemui di outlet Male & Female Gallery, Jalan Parasitologi Cigadung.

Model helm dari militer Amerika yang dipilih Mukti karena lebih unik dari helm-helm perang negara lain. Misalnya helm untuk liyter kapal induk, tank dan lain lain.

Tapi selain helm Amerika juga terselip buatan Cina. Maka dengan mengorbankan koleksi helmnya untuk dibongkar, di tahun 2001, Mukti mulai bereksperimen dan membuat sendiri replika helm.

Dia meneliti bagian-bagian di dalam helm yang asli agar replikanya bisa sama persis. Tapi sayang, sebelum menemukan komposisi bahan yang tepat, lulusan sastra Inggris Unpad ini malah dipanggil bekerja di kapal pesiar sebagai cook. Usaha helm ini pun terpaksa ditundanya.

Namun rencana pembuatan helm tetap tidak dihilangkan dalam agendanya. Setiap pulang dari pesiar, dia selalu membawa oleh-oleh helm. Sampai kemudian kembali menetap di Indonesia dan konsentrasi kembali untuk mewujudkan rencana yang tertunda.

Enam tahun lalu, Mukti mulai merintis kembali pembuatan helm ini yang dinamakannyaPredator Bone Protector Replicas Helmets. Sebanyak enam koleksi helmnya pun dibongkarnya. "Awalnya sulit karena harus mencari komposisi bahan yang tepat, tapi seiring waktu akhirnya bisa juga," ujarnya.

Saat itu belum dibuat secara massal, dia hanya membuat satu buah helm untuk dipakainya sendiri. Karena unik, kawan-kawannya yang melihat juga jadi tertarik dan memesan untuk dibuatkan.

Garasi di depan rumahnya Jalan Parasitologi pun dimanfaatkan untuk memperlihatkan proses pembuatan helm. Workhsop iseng di rumah sendiri itu pun mengundang ketertarikan orang yang lewat. Tak sedikit ada juga yang turut memesan.

Melihat animo masyarakat yang cukup positif, Mukti pun mengubah garasi menjadi toko dengan nama Male & Female Gallery. Isi toko memang didominasi dengan produk produk yang berbau army khususnya Amerika Serikat. Tapi untuk yang buatan lokal hanya helm buatan Mukti sedangkan sisanya seperti jaket, celana atau topi army adalah buatan dari luar yang disuplai orang lokal.

Tidak ketinggalan berbagai atribut army seperti pisau, pin, granat buatan, tas, dan lain-lain. Jadi sekalian beli helm bisa dilengkapi juga dengan atribut yang sesuai untuk mempertegas kesanarmy look.

"Untuk ibu-ibu yang juga suka datang kita juga sediakan produk fashion seperti tas dan baju," jelas Mukti. Tapi untuk yang ini tanpa ada embel-embel ornamen army.


(ema/bbn)

Intip Jasa Sablon untuk Clothing


Intip Jasa Sablon untuk Clothing
Ema Nur Arifah - detikBandung


Bandung - Industri clothingdan distro tak bisa lepas dari usaha penyokongnya yaitu sablon. Tak heran ketika industri ini mulai menjamur, tak sedikit juga yang merambah usaha sablon. Karena tidak setiap clothingmelakukan kegiatan sablon sendiri bahkan untuk brand besar sekalipun.

Sebuah usaha sablon di Jalan Karapitan, Kota Bandung, misalnya, setiap minggunya bisa memproduksi hampir 1.000 pieces kaos dari pelbagai brand.

Riva, memulai usaha sablon ini tiga tahun lalu. Meskicothing sedang marak, tidak mudah untuk meyakinkan klien agar menggunakan jasa sablonnya. "Awalnya sulit saya door to door untuk mencari klien dan menawarkan produk," jelas pria berusia 29 tahun ini.

Selama enam bulan pertama, usaha sablonnya bisa dibilang rugi. Klien yang masuk hanya minta dibuatkan sample produk dengan jumlah yang cukup minim. Untuk awal, ujar Riva, dirinya hanya bisa memproduksi selusin dalam satu bulan.

Harga jasa yang mahal menurutnya memang jadi salah satu faktor. Tapi bukan asal mahal. Karena sudah disesuaikan dengan standar kualitas produk sablon yang digunakan.

"Harga sablonan saya memang cukup mahal karena menggunakan sablon impor. Tapi jika ingin yang lebih murah baru pakai yang lokal. Untuk produk lokal pun pilih-pilih," jelasnya.

Dengan promosi yang gencar dan berdasarkan referensi, klien-klien baru pun mulai bermunculan. Bahkan sudah berhasil menggaet brand-brand yang sudah ternama. Selain di dalam Kota Bandung, brand-brand yang jadi kliennya juga berasal dari luar kota.

Enam bulan berikutnya diakui Riva, usahanya sudah bisa balik modal. Kini, sekitar 10 brand secara teratur melakukan produksi sablon di tempatnya. Tidak menutup kemungkinan akan ada brand-brand lain yang akan menggunakan jasanya.

Pegawai yang semula hanya tiga orang kini sudah berjumlah 13. Untuk keuntungan, hampir sama dengan modal awal, dinyatakan Riva, keuntungan sebulan pun ditaksir mencapai Rp 20 juta.

Riva tidak menampik, usaha sablon memang kian banyak. Persaingan tak sehat juga kerap muncul karena banyak saling banting harga untuk mendapatkan klien.

Tapi selama kualitas terjaga, dirinya tidak khawatir akan kehilangan pelanggan.
(ema/bbn)

Produksi Naik Tiga Kali Lipat Menjelang Lebaran


Produksi Naik Tiga Kali Lipat Menjelang Lebaran
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Seiring permintaan konsumen menjelang hari raya Idul Fitri, produksi sablon juga bisa meningkat sampai tiga kali lipat bulan normal. Jika per minggu, kapasitas produksi biasanya hanya 1.000 pieces, di bulan ramai, malah bisa 1.000 pieces per hari.

Dalam dunia usaha menurut Riva ada bulan sepi dan ramai. Enam bulan setelah lebaran disebutnya bulan sepi. Saat itu, clothing-clothing pun menghentikan kegiatan produksinya karena masih banyak produk yang belum terjual.

"Kalau sudah begitu kita mau ngapain karena mereka menghentikan dulu produksi," tuturnya.

Tapi enam bulan sebelum lebaran, permintaan produksi sudah mulai ramai. "Bahkan bisa 1.000 pieces per hari," jelasnya.

Tiga bulan sebelum lebaran, dirinya tidak lagi menerima pesanan dari brand-brand lain karena kapasitas produksi sudah penuh.

Ditambahkan Riva, untuk mengakali produksi di bulan sepi, dia akhirnya membuat brand sendiri yang dijualnya sendiri. Dan hasilnya saat penjualan produk lain sepi, produknya masih tetap ramai.

(ema/bbn)

Findme, Clothing Nyelip yang Layak Dicari


Findme, Clothing Nyelip yang Layak Dicari
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Memang disesuaikan dengan lokasinya, Findme, outlet clothing yang satu ini ada di kawasan Pasar Cihapit. Tentu saja, pasar memang lokasi yang enggak umum dan cukup strategis untuk sebuah clothing, tapi Findme bisa membuktikan sebagai clothing yang layak dicari.

Nama Findme tidak muncul begitu saja. Veronika Vidyanita (26) dan Louis Sonjaya (27) sebagai pemilik awalnya membuat clothing dengan merek yang berganti-ganti. "Kita mulai ngerintis di tahun 2005, namanya saat itu bukan Findme masih berganti-ganti," jelas Veronika saat ditemui di outlet Findme.

Veronika tidak langsung membuka toko. Untuk awal, dia dan Louis hanya membuat satu sampai dua lusin produk saja. Polo shirt merupakan produk awal yang diproduksi. Mengingat jenis polo shirt di toko-toko harganya cukup mahal.

Sistem pemasarannya pun tidak dimulai dengan memasukan ke distro-distro, tapi dengan cara titip jual dari tangan ke tangan. "Dulu pakai jaringan teman yang mau bantu jual," ujar alumnus Manajemen Unpar ini.

Harga yang dipatok pun masih sekitar Rp 50-Rp 60 ribu. Jumlah produksi yang minim membuat produk biasanya langsung ludes.

Kemudian di tahun 2006, Veronika pun memutuskan untuk membuka toko. Mojang Bandung yang bercita-cita jadi desainer ini memilih lokasi yang dekat dengan rumah dan toko ayahnya di Pasar Cihapit. "Saya pilih di depan toko orang tua," ujar Veronika tersenyum.

Nah, lokasi toko yang enggak umum karena di pasar dan jauh dari kebanyakan distro dan clothing ini yang kemudian membuat Veronika dan Louis mencari nama yang sesuai. Setelah berganti-ganti nama, Findme atau cari aku dalam bahasa Indonesia ini yang dipilih.

Tapi meski tempatnya nyelip di pasar, bagi Veronika sendiri enggak terlalu kesulitan untuk mencari konsumen. Selain karena sebelumnya sudah ada teman teman yang melanggan, Veronika juga melakukan berbagai promosi termasuk di media dilanjutkan promosi dari mulut ke mulut.

Lokasi Findme yang bisa diakses dari Jalan Martadinata ini juga cukup memudahkan konsumen untuk 'mencari' Findme.
(ema/avi)

Baju Serba Couple Bikin Laris


Findme Clothing
Baju Serba Couple Bikin Laris
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Entah apa karena pemiliknya perempuan dan laki-laki yaitu Veronika Vidyanita (26) dan Louis Sonjaya (27), clothing Findme ternyata cukup hoki dengan produk-produk couple atau pasangan. Terbukti setelah semua desain dibuat untuk pasangan, penjualannya juga lebih meningkat.

Awalnya dituturkan Veronika produk couple hanya tiga dari sekitar 10 artikel yang dibuat per bulannya. Tapi ternyata banyak artikel lain yang juga dilirik oleh konsumen terutama pasangan yang ingin kaosnya kembaran.

"Karena banyak yang nanya mana kaso pasangannya, akhirnya mulai tahun kita bikin semua produk polo shirt, t'shirt, jadi couple. Ada untuk cewek juga untuk cowoknya," tutur Veronika saat ditemui di outlet Findme Jalan Cihapit.

Meski kembar, untuk polo shirt wanita memiliki variasi yang lebih girlie, misalnya sentuhan kerut mirip baby doll di bagian dada. Sehingga harga polo shirt wanita lebih mahal daripada pria. Kalau yang cowok dari mulai Rp 90 ribu, untuk yang cewek Rp 110 ribu.

Untuk kemeja pria pun, lanjut Veronika juga dipasangkan dengan dress untuk wanitanya. Walaupun secara keseluruhan tidak sama, tapi ada benang merah kemiripan antara produk pria dan wanita.

Secara garis besar, Findme tidak punya desain yang khas. Namun dalam setiap artikel selalu menyertakan tulisan Findme di dalamnya. kebanyakan desain pun lebih bermain di tulisan daripada grafis atau gambar.

Selain kaos dan t'shirt, ada juga tas baik ransel maupun tas jinjing untuk cewek. Veronika juga menambahkan, mulai tahun ini Findme akan mulai meluncurkan produk-produk bertema. Dalam setahun akan diluncurkan dua kali.

Sebagai edisi perdana, tema makanan yang dipilih karena memiliki ide yang cukup banyak untuk dieksplorasi. Untuk musim kedua, adalah tema global warming yang akan diluncurkan.
(ema/avi)

Kombinasikan Polo Shirt dengan Batik


Findme Clothing
Kombinasikan Polo Shirt dengan Batik
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Tren batik juga memberikan ide untuk Veronika mengkombinasikan polo shirnya dengan batik. Meski hanya sebagai pelapis pada bagian kancing dan belakang serta tidak terlihat jika dipakai.

"Sekarang kan lagi tren batik jadi dikombinasikan dengan batik," tutur Veronika.

Namun batik tidak diaplikasikan di bagian luar karena menurut Veronika malah akan membuat polo shirt tidak bagus. Produk polo shirt batik ini juga cukup laris, sayangnya masih dibuat dalam jumlah yang terbatas.

Untuk jumlah produksi secara keseluruhan, menurut Veronika tidak bisa diprediksi, tergantung dengan jumlah permintaan. Selain itu dirinya juga punya tempat produksi sendiri sehingga untuk proses produksi terus dilakukan secara kontinu.

Menurut Veronika awalnya dia makloon produksi pada orang lain. Namun khusus untuk jahit akhirnya dia melakukan sendiri. Adanya ketidakseragam antara penjahit satu dan penjahit lain membuat quality control produk menjadi tidak terjaga.

"Cutting kita lakukan sendiri biar ukuran produk dengan size yang sama tidak beda-beda," ujarnya. Sedangkan untuk sablon masih menggunakan jasa orang lain.

Kini, selain dijual di outlet Findme di Jalan Cihapit, Findme juga didistribusikan ke beberapa distro di Jalan Sultan Agung Bandung. Untuk luar daerah, Findme bisa ditemukan di Makasar, Lampung dan beberapa kota lainnya di Indonesia.
(ema/avi)

Kaos Kritisi PSSI Laris Manis Dipesan via Facebook

Kaos Kritisi PSSI Laris Manis Dipesan via Facebook
Baban Gandapurnama - detikBandung

Bandung - Semenjak launching empat produk kaos edisi khusus kritisi PSSI pada Minggu 28 Maret 2010,hingga kini kaos yang sudah terjual mencapai 930 buah. Kaos yang diproduksi 1.000 buah ini laris manis dipesan pembeli via facebook.

"Kami memproduksi hanya seribu kaos dengan empat desain. Hingga kini tersisa 70 kaos," kata salah satu pengelola Persibholic Strobolbus, Indra Suhendar, kepada detikbandung, Jumat (2/4/2010).

Produk karya Persibholic Strobolbus di luar dugaan diminati pembeli dari luar Kota Bandung. Pembeli memesannya melalui grup facebook di akun PERSIBHOLIC-STROBOLBUS.

"Pembeli kebanyakan dari luar Bandung seperti Jakarta dan Surabaya. Mereka memasannya melalui facebook," terang Indra.

Kaos yang dibanderol Rp 65 ribu ini terlihat menarik dengan sentuhan desain dan pemilihan huruf yang ciamik.

"Tema dan konsep utamanya tetap lebih ke seputar bobotoh dan Persib. Tapi isu sepak bola secara umum, khususnya isu seputar sepak bola Indonesia tetap jadi bagian dari konsep yang kami tawarkan," jelas Indra.

Indra menambahkan, tema dan konsep desain kaos yang ditawarkan Persibholic tergolong berbeda dibanding vendor sejenis lainya. Setiap desain dipilih tematik, santai dan edukatif.

"Ketiga hal tersebut bakal dijadikan jalur dan dasar bagi manajemen Persibholic pada setiap desain kaos yang ditawarkan," ujarnya.

Tidak hanya itu, kata Indra, hal lain yang membedakan Persibholic dengan vendor lainya adalah komitmen manajemen menyisihkan antara lima sampai 10 persen dari setiap produk yang terjual disumbangkan untuk berbagai kegiatan sosial dan kemanusian seperti bencana banjir yang saat ini melanda beberapa wilayah di Jawa Barat.

"Termasuk empat kaos desain edisi kritisi PSSI ini yang tiap satu kaos terjual 10 persennya akan disumbangkan ke korban banjir di Kabupaten Bandung," tutup Indra.(bbn/tya)

Sentil PSSI Lewat Kaos

Persibholic Strobolbus
Sentil PSSI Lewat Kaos
Baban Gandapurnama - detikBandung

Bandung - "PSSI...! JANGAN LAGI BIKIN GARUDA MALU"

Begitulah kalimat lantang yang disuarakan melalui kaos hitam bergambar kostum Timnas Indonesia hasil karya sejumlah anak muda Bandung yang ditunjukkan ke Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Mereka bagian kecil yang berharap perubahan dan prestasi sepakbola Indonesia lebih baik. Tak harus demontrasi ke jalan guna kritisi kinerja PSSI selama ini. Cukup menyalurkan rasa kecewa melalui kaos dengan desain kreatif serta enak dipandang.

Empat kreator yaitu Gani Kurniawan, Derry Chandra Budiman, Indra Suhendar dan Oki Achmad Ismail yang tergabung dalam manajamen Persibholic Strobolbus, mendesain empat kaos khusus edisi PSSI.

"Empat desain kaos ini dimunculkan bertepatan dengan Kongres Sepak Bola Nasional yang digelar PSSI di Kota Malang, minggu lalu," jelas salah satu pengelola Persibholic Strobolbus, Indra Suhendar, kepada detikbandung.

Indra mengatakan, kaos sengaja dipilih sebagai media menyalurkan sikap kritikan terhadap kiprah sepakbola Indonesia. "Melalui desain kaos ini kami ingin kritisi Timnas Merah Putih yang terus mengalami penurunan prestasi," ujarnya.

Kendati Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) yang menghadirkan pengurus PSSI itu sudah rampung digelar, belum lama ini, kaos-kaos bernada 'pedas' bakal terus melekat hingga harapan sebagian warga Indonesia ini terwujud.

Kaos Edisi Kritisi PSSI Dibuat Limited Edition

Keempat kaos edisi kritisi PSSI ini, kata Indra, produknya dibuat limited edition. Selain menghadirkan tulisan dan desain di atas tadi, tiga kaos berbeda desain lainnya tampak menarik dan menyuguhkan kata-kata menyentil.

Ada bergambar garuda yang tepat di atasnya tertera deretan kata bersablon putih bertulis 'GARUDA MALU DI DADAMU' yang kata 'MALU' pada kalimat tersebut diberi garis coretan merah.

"Contohnya lainnya desain ‘0 Prestasi’, kita buat sebagai bentuk kritikan terhadap pengurus PSSI atas prestasi sepak bola Indonesia yang cenderung terus menurun. Tentunya publik sepak bola di Tanah Air sangat menaruh harapan minimal Indonesia bisa mengulangi prestasi seperti saat meraih medali emas di SEA Games 1991 dan kita apresiasikan lewat tshirt ini," ungkap Indra.

Kaos edisi PSSI tersebut dibandrol Rp 65 ribu. Ukuran yang tersedia mulai M, L, XL dengan pilihan warna hitam. Uniknya, produk Persibholic Strobolbus ini dijual di dalam bus yang sudah diracik layaknya toko distro dan clothing.

Persibholic Strobolbus selama ini memang fokus menjual produk-produk bertema Persib Bandung. Saban harinya, bus diberi cat hitam ini nongkrong di area parkir Stadion Persib, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB. Bila hari libur, bus tersebut terparkir di Jalan Sultan Agung, tepatnya di depan SMA St Aloysius.(bbn/tya)

IICA Mimpi Bikin Asosiasi Clothing se-Asia

IICA Mimpi Bikin Asosiasi Clothing se-Asia
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Indonesian Indipendent Clothing Association (IICA) bermimpi untuk membuat asosiasi clothing se-Asia. Salah satu penjajakannya dengan mengagendakan IICA Fest untuk bertandang ke Malaysia.

Selain di Bandung, menurut Bendahara IICA, Ali Murtopo, IICA akan tour ke kota-kota lainnya seperti Makassar, Lampung dan tentunya Jakarta. "Selain itu juga akan ada di Kualalumpur. Mimpi kita membuat asosiasi clothing di Asia," jelas usai konpersensi pers IICA fest di Gedung Telkom Jalan Japati, Kamis (3/4/2010) lalu.

IICA sendiri baru dibentuk tahun lalu yang berbasis di Jakarta. IICA mewadahi clothing dan distro di seluruh Indonesia yang belum tergabung dalam komunitas clothing yang sudah ada misalnya KICK.

Anggota IICA sendiri saat ini menurut Ali sekitar 50 clothing, termasuk di antaranya ada yang dari Bandung. "Untuk keanggotaan IICA masih dimatangkan untuk sementara syaratnya asal brandnya sudah terdaftar," jelas Ali.

JAKCLOTH merupakan program IICA yang cukup menuai sukses. Maka tahun ini festival clothing serupa diadakan di beberapa kota sebagai suatu rangkaian tour dengan Bandung sebagai kota pertama.

(ema/tya)

150 Clothing Ramaikan IICA Fest

150 Clothing Ramaikan IICA Fest
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Setelah sukses dengan JAKCLOTH tahun lalu di Jakarta, Indonesian Indipendent Clothing Association akan menggelar festival clothing dari seluruh Indonesia di Bandung. Acara yang digelar selama tiga hari dari Jumat-Minggu (9-11/4/2010)di Monumen Perjuangan Jawa Barat Jalan Dipatiukur ini akan menghadirkan 150 clothing dengan jumlah booth sebanyak 178.

Bendahara IICA Ali Murtopo atau Ali Gimbal festival clothing-clothing yang tergabung dalam festival ini datang dari seluruh Indonesia. Antara lain Jogya,
Jakarta, dan Bandung sendiri.

"Paling banyak clothing dari Jogya," jelas Ali usai konferensi pers IICA Fest di Gedung Telkon Jalan Japati, Kamis (3/4/2010) lalu.

IICA sendiri merupakan asosiasi clothing dari Jakarta sebagai wadah untuk clothing atau distro yang belum tergabung dalam Kreative Independent Clothing Kommunity (KICK) yang basisnya di Bandung. "Tapi anggota KICK pun ada yang ikut di IICA Fest, kita berhubungan baik," jelasnya.

Tak hanya expo, IICA Fest juga menyuguhkan panggung musik yang menghadirkan band-band indie antara lain Tengkorak, The Milo, Mocca. Selain itu, mengundang
band internasional The Caliban.

Untuk hari pertama tiket masuk IICA Fest sebesar Rp 5 ribu, hari kedua Rp 20 ribu dan ketiga Rp 10 ribu. Pengunjung ditargetkan 55 ribu orang. "Di JAKCLOTH
pengunjung sampai 60 ribu orang," tuturnya.

Meski turun dari jumlah pengunjung JAKCLOTH, Ali yakin, IICA Fest di Bandung kali ini tidak akan kalah dari JAKCLOTH 2009.
(ema/tya)

Peringatan, Dilarang Menyetrika!


Peringatan, Dilarang Menyetrika!
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - 'Do Not Iron On Print Detail' Itulah kalimat yang tertera dalam setiap t'shirt keluaran Independent Flag Clothing.

Tentu saja, peringatan ini bukan sekadar peringatan. Sayang sekali jika t'shirt dengan permainan sablon desain Independent Flag yang semarak, harus terhapus dengan cepat karena mengabaikan peringatan ini.

Selain sablon yang semarak, t'shirt-tshirt buatan Independent Flag pun bermain dengan detil. Mungkin akan jarang anda temukan t'shirt dengan detil seperti aplikasi bordel, tulisan yang dipadukan dengan pernik unik seperti resleting. Store Independent Flag yang didominasi oleh t'shirt laki-laki berada di Jl Buah Batu.

T'shirt alias kaos oblong memang tak hanya bermain dengan desain tetapi pengaplikasian sablon. Sebut saja beragam jenis sablon seperti rubber, air brush, glitter atau lainnya memiliki hasil aplikasi yang berbeda. Misalnya rubber yang menyembul, baik itu membulat atau kotak.

Tapi satu hal, setiap jenis sablon harus diperlakukan sama ketika sudah teraplikasikan dalam kaos, jangan disetrika!

Jika pun terpaksa harus disetrika, setrika jangan menyentuh langsung detil sablon. Tutupi bagian sablon dengan kertas HVS, baru bisa disetrika dengan suhu yang tidak terlalu panas.

Tak hanya dari segi penyeterikaan, untuk mempertahankan sablon jangan direndam dengan deterjen secara berlebihan. Sebab kandungan yang ada dalam detergen akan mengakibatkan sablon cepat rusak atau terkelupas. Begitu pun dengan pemutih akan membuat sablon terkelupas.

Agar tidak merusak sablon, kaos jangan disikat. Apalagi untuk berbahan katun yang memiliki tektur lembut tentunya akan merusak tekstur kain.

Agar warna sablon lebih lama jrengnya, jemur dalam posisi terbalik di bawah sinar matahari. Sebab sinar matahari yang berlebihan dapat mengakibatkan warna kaos dan sablon cepat pudar.

Terakhir, hindari mencuci dengan mesin cuci. Cucilah kaos dengan manual alias kucekan tangan. Mencuci dengan mesin cuci selain mempercepat kerusakan sablon juga membuat kaos lebih cepat melar.

Rendamlah kaos seperlunya, jangan terlalu lama, apalagi untuk kaos baru cukup dengan waktu 30 menit. Jangan terlalu keras mengucek kecuali bagian-bagian yang menjadi sarangnya kotor yaitu bagian leher dan ketiak.(ema/lom)

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons