Helm Perang Tentara Amerika Made in Bandung
Ema Nur Arifah - detikBandung
Bandung - Hobi Mukti (33) mengoleksi helm perang tentara Amerika berujung pada usaha pembuatan replikanya. Bentuk yang unik dan beda menjadi daya tarik yang membuat karyanya layak diperhitungkan.
Awalnya, penyuka motor-motor besar ini ingin memanfaatkan peluang yang ada. Contohnya, komunitas motor yang biasa menggunakan helm-helm ala militer.
"Melihat belum ada yang memanfaatkan kesempatan ini, maka saya pun mencoba membuat helm sendiri," jelasnya saat ditemui di outlet Male & Female Gallery, Jalan Parasitologi Cigadung.
Model helm dari militer Amerika yang dipilih Mukti karena lebih unik dari helm-helm perang negara lain. Misalnya helm untuk liyter kapal induk, tank dan lain lain.
Tapi selain helm Amerika juga terselip buatan Cina. Maka dengan mengorbankan koleksi helmnya untuk dibongkar, di tahun 2001, Mukti mulai bereksperimen dan membuat sendiri replika helm.
Dia meneliti bagian-bagian di dalam helm yang asli agar replikanya bisa sama persis. Tapi sayang, sebelum menemukan komposisi bahan yang tepat, lulusan sastra Inggris Unpad ini malah dipanggil bekerja di kapal pesiar sebagai cook. Usaha helm ini pun terpaksa ditundanya.
Namun rencana pembuatan helm tetap tidak dihilangkan dalam agendanya. Setiap pulang dari pesiar, dia selalu membawa oleh-oleh helm. Sampai kemudian kembali menetap di Indonesia dan konsentrasi kembali untuk mewujudkan rencana yang tertunda.
Enam tahun lalu, Mukti mulai merintis kembali pembuatan helm ini yang dinamakannyaPredator Bone Protector Replicas Helmets. Sebanyak enam koleksi helmnya pun dibongkarnya. "Awalnya sulit karena harus mencari komposisi bahan yang tepat, tapi seiring waktu akhirnya bisa juga," ujarnya.
Saat itu belum dibuat secara massal, dia hanya membuat satu buah helm untuk dipakainya sendiri. Karena unik, kawan-kawannya yang melihat juga jadi tertarik dan memesan untuk dibuatkan.
Garasi di depan rumahnya Jalan Parasitologi pun dimanfaatkan untuk memperlihatkan proses pembuatan helm. Workhsop iseng di rumah sendiri itu pun mengundang ketertarikan orang yang lewat. Tak sedikit ada juga yang turut memesan.
Melihat animo masyarakat yang cukup positif, Mukti pun mengubah garasi menjadi toko dengan nama Male & Female Gallery. Isi toko memang didominasi dengan produk produk yang berbau army khususnya Amerika Serikat. Tapi untuk yang buatan lokal hanya helm buatan Mukti sedangkan sisanya seperti jaket, celana atau topi army adalah buatan dari luar yang disuplai orang lokal.
Tidak ketinggalan berbagai atribut army seperti pisau, pin, granat buatan, tas, dan lain-lain. Jadi sekalian beli helm bisa dilengkapi juga dengan atribut yang sesuai untuk mempertegas kesanarmy look.
"Untuk ibu-ibu yang juga suka datang kita juga sediakan produk fashion seperti tas dan baju," jelas Mukti. Tapi untuk yang ini tanpa ada embel-embel ornamen army.
(ema/bbn)
0 komentar:
Posting Komentar