Intip Jasa Sablon untuk Clothing
Ema Nur Arifah - detikBandung
Bandung - Industri clothingdan distro tak bisa lepas dari usaha penyokongnya yaitu sablon. Tak heran ketika industri ini mulai menjamur, tak sedikit juga yang merambah usaha sablon. Karena tidak setiap clothingmelakukan kegiatan sablon sendiri bahkan untuk brand besar sekalipun.
Sebuah usaha sablon di Jalan Karapitan, Kota Bandung, misalnya, setiap minggunya bisa memproduksi hampir 1.000 pieces kaos dari pelbagai brand.
Riva, memulai usaha sablon ini tiga tahun lalu. Meskicothing sedang marak, tidak mudah untuk meyakinkan klien agar menggunakan jasa sablonnya. "Awalnya sulit saya door to door untuk mencari klien dan menawarkan produk," jelas pria berusia 29 tahun ini.
Selama enam bulan pertama, usaha sablonnya bisa dibilang rugi. Klien yang masuk hanya minta dibuatkan sample produk dengan jumlah yang cukup minim. Untuk awal, ujar Riva, dirinya hanya bisa memproduksi selusin dalam satu bulan.
Harga jasa yang mahal menurutnya memang jadi salah satu faktor. Tapi bukan asal mahal. Karena sudah disesuaikan dengan standar kualitas produk sablon yang digunakan.
"Harga sablonan saya memang cukup mahal karena menggunakan sablon impor. Tapi jika ingin yang lebih murah baru pakai yang lokal. Untuk produk lokal pun pilih-pilih," jelasnya.
Dengan promosi yang gencar dan berdasarkan referensi, klien-klien baru pun mulai bermunculan. Bahkan sudah berhasil menggaet brand-brand yang sudah ternama. Selain di dalam Kota Bandung, brand-brand yang jadi kliennya juga berasal dari luar kota.
Enam bulan berikutnya diakui Riva, usahanya sudah bisa balik modal. Kini, sekitar 10 brand secara teratur melakukan produksi sablon di tempatnya. Tidak menutup kemungkinan akan ada brand-brand lain yang akan menggunakan jasanya.
Pegawai yang semula hanya tiga orang kini sudah berjumlah 13. Untuk keuntungan, hampir sama dengan modal awal, dinyatakan Riva, keuntungan sebulan pun ditaksir mencapai Rp 20 juta.
Riva tidak menampik, usaha sablon memang kian banyak. Persaingan tak sehat juga kerap muncul karena banyak saling banting harga untuk mendapatkan klien.
Tapi selama kualitas terjaga, dirinya tidak khawatir akan kehilangan pelanggan.
(ema/bbn)
0 komentar:
Posting Komentar