Bandung - Kue ape, jajanan berwarna hijau ini sering saya temui di Kota Bandung. Saya pikir makanan tradisional Bandung, tapi ternyata makanan ini khas Betawi. Bahkan ada pula yang menyebutnya serabi Jakarta. Wah, berarti bertambah lagi daftar nama serabi yang harus diregistrasi.
Dari sebuah literatur disebutkan kenapa kue ini dinamakan kue ape. Konon, namanya berasal dari pertanyaan: "Ini kue ape, bang?. Kemudian dijawab, "Ya, kue 'ape'". Entah benar atau tidak, tapi jika benar, maka asal usul nama kue ape ini menjadi sejarah yang cukup menggelitik.
Makanan ini kembali saya temui di Festival Traditional Foodnya BSM yang akan digelar sampai 31 Agustus mendatang. Kue ini memang berbentuk seperti serabi tapi dengan bagian tengah yang lebih kecil dan menggunung. Bagian pinggirannya itu lho yang membuat kue ini juga istimewa, lebih lebar dari serabi Solo dan garing.
Untuk bahan dasar hampir sama dengan serabi yaitu tepung beras ditambah santan, lalu dicampur dengan gula pasir, pandan, susu, dan vanili.
Cetakannya tidak jauh beda dengan cetakan serabi Solo yaitu wajan yang cekung. Kecekungan inilah yang membuat bagian tengah kue ape jadi menggunung. Seperti halnya serabi Bandung, kue dimasak menggunakan arang.
Bagian pinggirnya yang garing menjadi sasaran untuk dicicip terlebih dahulu. Meski disebut serabi Jakarta, rasanya berbeda dengan serabi. Bagian tengahnya lebih lembut dengan pori-pori kue yang lebih rapat. Penambahan susu dan pandan yang segar memberikan citarasa yang berbeda. Kue ini dijual Rp 8 ribu perporsinya yang berisi 10 buah.
Selain kue ape, jajanan lain yang diicip-icip yaitu sate pisang keju. Pisang diiris-iris kemudian ditusuk dengen tusukan sate lalu dibungkus oleh adonan tepung, mirip kulit pisang goreng. Barulah di bagian atasnya di taburi parutan keju dan coklat, yam.. yam...yam.
Makanan tradisional lain yang bisa dicicipi di Food Tradisionalnya BSM yaitu rujak bebek, tahu gejrot, lumpia basah, atau jajanan kala SD seperti gulali yang bisa dibawa pulang.(ema/ern)
0 komentar:
Posting Komentar