Riotic, dari Studio Musik ke Distro

Jumat, 04/04/2008 08:41 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Sejarah berdirinya distro atau industri clothing di Bandung cikal bakalnya berasal dari industri musik, khususnya musik indie. Begitupun dengan distro yang bisa dikatakan senior ini, Riotic, didirikan di tahun 1996. Awalnya adalah salah satu recording company di kota Bandung.

Menurut Pemilik Riotic, Dadan Ruskandar yang biasa disebut Ketu (dari kata ketua), terbentuknya Riotic awalnya dari kumpulan anak-anak muda Bandung yang biasa bermusik dengan genre punk rock yang tergabung dalam Hijau Enterprise. Keinginan untuk mendokumentasikan musik itulah yang memicu didirikannya industri rekaman label Indie dengan nama Riotic.

Riotic sendiri berasal dari kata riot yang diartikan Dadan sebagai kondisi cheos yang dilihat dari segi musik. "Tetapi bukan orangnya yang cheos," ungkap Dadan. Band punk rock pertama yang dibuatkan mini albumnya oleh Riotic Record adalah Turttle Jr. Kemudian Riotic Record membuat album Bandung Burning yaitu 17 kompilasi album punk rock yang kasetnya laku keras dan masih dicari sampai sekarang. Terakhir band yang adalah Authority yang salah satu anggotanya dalah anak almarhum seniman Harry Rusli.

Tak hanya band-band lokal yang dirilis Riotic Record tapi juga band-band indie dari luar negeri. Misalnya dari Belanda, Amerika, dan rata-rata negara di Eropa.

Banyak dari para penggemar musik punk rock tersebut menanyakan merchandise band, maka pada tahun 97 didirikanlah distro Riotic. Menurut Dadan, pada saat itu distro yang ada di kota Bandung baru Riotic dan Harder. Hampir 70 persen dari produk-produk Riotic adalah merchandise band-band musik indie, dimana mayoritas merupakan band lokal Bandung.

Sehingga image sebagai distro yang menjual merchandise band lokal indie seluruh Indonesia melekat di Riotic. Bahkan, salah satu band ternama tanah air, Peterpan menitipkan merchandisenya di tempat ini.

Tak hanya t'shirt juga CD, kaset, topi, pin dan lain-lain. Harga t'shirt berada di kisaran Rp 55-85 ribu, kaset Rp 12-18 ribu, topi Rp 60-65 ribu, pin Rp 5 ribu- Rp 7500. Riotic memproduksi cukup sedikit dalam memproduksi. Dalam satu kali produksi satu design hanya 30 pieces. Itupun tidak ada pengulangan produksi di kemudian hari.

Lokasi Riotic berpindah-pindah dari mulai Cijerah, Cicadas belakang BIP, Dago sampai akhirnya ditahun 2007 memilih Jl Sumbawa No 61. Dalam satu kawasan terdiri atas distro, tempat recording dan latihan serta kantin. Beberapa tempat duduk di sediakan di bagian depan. Setiap harinya Riotic ramai dikunjungi. Entah itu oleh anak band yang latihan ataupun sekedar kongkow hingga yang belanja. Terlebih ketika para pengunjung tahu kalau band-band ternama Bandung seperti Burgerkill, Jeruji, Pure Saturday melakukan latihannya di tempat ini.

(ema/ern)

0 komentar:

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons