Bandung - Eksplorasi warna dalam fesyen muslimah kini semakin berani. Seni tabrak warna dengan teknik ikat celup atau dikenal dengan istilah Tie Dye pun mulai diaplikasikan pada kerudung lilit alias shawl.
Sebuah shawl Tie Dye hadiah dari sebuah undian, menginspirasi Rauda Fashion untuk berkreasi sendiri membuat kerudung dengan motif celup ikat.
"Karena dapet hadiah itu jadinya penasaran, pengen coba-coba. Belajar sana-sini, googling, nanya-nanya, ternyata bisa bikin kaya gitu. Coba dijual ke temen-temen Alhamdulillah pada suka," ujar salah satu Owner Rauda Fashion, Diena, kepada detikbandung.
Rauda membuat tie dye dengan sederhana. Dibuat secara manual dan dikerjakan di rumah sendiri.
"Tye die itu teknik pewarnaan dengan cara diikat dan dicelup. Satu kali produksi prosesnya satu minggu," jelas Diena.
Bahan kain yang telah menjadi tie dye diolah kembali oleh Rauda Fashion untuk dijadikan beberapa produk fesyen, seperti shawl, vest, cardigan, hingga maxi dress.
Ketiga Owner Rauda bukan dari latar belakang fesyen desainer, mereka belajar secara otodidak.
"Kak Ferdy finance, teh Qori teknologi pendidikan dan saya ilmu komputer. Kita pengen berenterpreneur di dunia yang kebilang awam buat kita geluti. Tapi Bismillah, kalau niatnya baik mudah-mudahan dipermudah," tutur Diena.
Pembeli produk Rauda tidak hanya dari muslimah lokal. Pembeli dari Malaysia juga pernah ada yang membungkus produknya. Melalui media online bernama Facebook, Rauda mencoba memasarkan produk fesyen muslimah masa kini.
(avi/ern)
0 komentar:
Posting Komentar