Viking Bakar Kaos dan Segel Distro Milik Eka Ramdani


Bandung - Sekitar 100 bobotoh yang tergabung dalam Viking Persib Fans Club melakukan aksi sebagai bentuk kekecewaan atas pindahnya Eka Ramdani ke Persisam Samarinda. Mereka membakar kaos bertuliskan Eka, poster bergambar Eka, serta menyegel distro ER8 milik gelandang timnas tersebut.

Aksi pembakaran kaos dan poster dilakukan di Stadion Persib, Jalan Achmad Yani, sekitar pukul 14.00 WIB. Selanjutnya, mereka berangkat ke distro ER8 di Jalan RE Martadinata. Di sana, mereka melakukan penyegelan dan aksi corat-coret.

Di bagian depan toko, mereka membentangkan semacam police line namuan bertuliskan Viking. Sementara bagian rolling door distro itu dicoreti tulisan 'Disegel Viking!' dengan cat merah. Beruntung distro itu dalam keadaan tutup.

"Kita kecewa Eka pindah. Eka sudah dianggap ikon di Bandung ini," kata salah seorang pentolan Viking Ayi Beutik.

Selain kecewa, mereka menuntut Eka menutup usaha distronya. Sebab selama ini distronya menjual merchandise yang berhubungan dengan Persib.

Di Viking, akhirnya mereka membakar kaos titipan Eka yang harusnya dijual. "Eka kan sudah jadi pemain Persisam. Daripada enggak ada yang beli, lebih baik dibakar," tuturnya dingin.


(ors/ern)

Eka Ramdani Sudah Prediksi Kemarahan Bobotoh


Bandung - Sebelum memutuskan hengkang dari Persib Bandung ke Persisam Samarinda, Eka Ramdani mengaku sudah mempertimbangkan semuanya dengan matang. Bahkan apa yang terjadi hari ini di mana sebagian bobotoh meluapkan kekecewaannya sudah diprediksi.

"Saya sudah prediksi. Termasuk soal distro saya," tutur Eka kepada wartawan di Kantor PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Jalan Sulanjana, Rabu (21/9/2011).

Namun keputusan Eka untuk mencari suasana baru dengan pindah ke Persisam Samarinda terlanjur kuat. Ia pun akhirnya pergi tiba-tiba dan membuat banyak pihak terkejut atas kepergiannya.

"Saya duga memang akan seperti ini. Walaupun sebenarnya sama sekali tidak pernah berpikir meninggalkan Persib," tutur Eka.

Siang tadi, seratusan bobotoh dari Viking Fans Club melakukan aksi membakar kaus Eka Ramdani dan menyegel distro ER8 milik Eka di Jalan LRE Martadinata. Aksi ini mereka klaim sebagai bentuk kekecewaann mereka.

(ors/ern)

Eka Ramdani Bisa Pidanakan Penyegel Distro


Bandung - Eka Ramdani bisa pidanakan penyegel toko atau distro miliknya. Mantan pemain Persib Bandung yang resmi berkostum Persisam Samarinda ini dapat menjerat pelaku dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan.

"Kalau penyegelan itu dianggap perbuatan tidak menyenangkan oleh pemilik distro, lalu melaporkan kepada polisi, tentu kami akan menindaklanjutinya secara hukum," jelas Kasubaghumas Polrestabes Bandung Kompol Endang Sri Wahyu Utami saat dihubungi wartawan via ponsel, Kamis (22/9/2011).

Endang menyampaikan hal tersebut saat ditanya apakah pemilik distro bisa mengambil langkah hukum terkait aksi penyegelan distro oleh sejumlah orang beratribut Viking Persib Fans Club.

Ia mengimbau mengimbau bobotoh menyampaikan ketidakpuasan atas kepindahan Eka Ramdani dengan reaksi berlebihan. Tindakan segelintir orang yang menyegel distro tersebut sudah masuk kategori pelanggaran hukum. Sebab, kata Endang, penyegelan itu hanya berhak dilakukan oleh aparat berwenang.

Menurut Endang, kepindahan Eka dari Persib ke klub lain menjadi perhatian Polrestabes Bandung. Sebagai figur pemain yang jadi idola bobotoh, kepergian Eka jelas membuat kecewa pendukung Persib.

Saat tahu Eka pindah klub, kami langsung melakukan pemantauan secara khusus. Ini dilakukan mengantisipasi reaksi berlebihan dari para pecintanya," terang Endang.

Ia menambahkan, sebagai langkah antisipasi hal tak diinginkan, pihak kepolisian akan melakukan pemantauan dan pengamanan terhadap aset milik Eka Ramdani di Kota Bandung.

Pada Rabu (21/9/2011), puluhan bobotoh membakar kaos dan poster bergambar Eka Ramdani di Stadion Persib, Jalan Achmad Yani, sekitar pukul 14.00 WIB. Selanjutnya, para bobotoh berangkat ke distro ER8 di Jalan RE Martadinata. Di sana, mereka melakukan penyegelan dan aksi corat-coret.

Di bagian depan toko, mereka membentangkan semacam police line namuan bertuliskan Viking. Sementara bagian rolling door distro itu dicoreti tulisan 'Disegel Viking!' dengan cat merah. Distro dalam keadaan tutup.

(bbn/bbn)

Yuk, Buru Clothing di Kickfest 2011!


Bandung - Untuk yang kelima kalinya, gelaran expo clothing dan distro terbesar Kickfest 2011 diselenggarakan di Kota Bandung. Selama tiga hari, mulai hari ini, Jumat (7/10/2011) hingga Minggu (9/10/2011) di Lapangan Gasibu terdapat 160 booth dari 80 merek clothing ternama yang akan memanjakan pemburu barang distro.

Axis Kickfest 2011 ini merupakan penutup rangkaian Kickfest yang sebelumnya roadshow di 3 kota lainnya di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Jakarta, dan Malang. Tema Kickfest kali ini yaitu 'The Cotton Warriors Strike Back!'.

"Dengan animo masyarakat yang luar biasa di setiap tahunnya kami bisa kembali menggelar Kickfest," ujar Ade Andriansyah Ketua Kreative Independent Clothing Kommunity (KICK) dalam jumpa persnya di area Kickfest 2011 Lapangan Gasibu, Jalan Diponegoro, Jumat (7/10/2011).

Merek clothing yang mengikuti Kickfest tahun ini diantaranya Flashy, Inspired, Slackers, God.Inc, UNKL347, Ouval, Screamous, Arena, Barbel, Starcross, D'Loops, Badger, Evil, Wadezig!, Rown, NLS, dan Blankwear.

Ade menyebut, Kickfest merupakan bentuk nyata eksistensi dan aktualisasi industri kreatif dari anak-anak muda Indonesia. "Ini adalah bentuk gerakan kreatif dari generasi muda," kata Ade yang menuturkan pertama kali pada 2007 Kickfest dibuat dengan tujuan untuk memperluas pasar dan jaringan.

Yang berbeda dari Kickfest kali ini, tak hanya menghadirkan booth clothing, distro, acara musik dan kuliner, melainkan ada juga area komunitas yang bisa unjuk kebolehan. "Juga ada area panggung yang bisa digunakan oleh siapa saja. Misalnya ada yang mau nge-jam," kata Reza Pamungkas project director dari Independent Network Indonesia.

Kickfest buka mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Band yang akan tampil diantaranya RNRM, Koil, Pure Saturday, Full of Hate, Billford, The Milo, Liyana Fizi, Cascade, Outright, Blind to See, White Shoes & Couples Company, Vincent Vega, Angsa & Serigala, Aftercoma, Rosemary dan masih banyak lagi.

(tya/ern)

Berburu Baju di Hari Terakhir Kickfest Yuk!


Bandung - Gelaran Kickfest 2011 yang dilaksanakan selama tiga hari yaitu sejak Jumat (7/10/2011) hingga hari ini, Minggu (9/10/2011) menyedot animo yang begitu tinggi. Sejak hari pertama, ribuan pengunjung datang untuk mencari berbagai barang fashion dari 80 brand dalam satu tempat sekaligus.

Pantauan detikbandung, Kickfest 2011 ini didominasi oleh kalangan anak muda berusia belasan hingga 25 tahunan. Mereka memburu sejumlah barang dari distro ternama dengan harga spesial. Besaran potongan harga tiap distro pun tak seragam. Ada yang memberikan potongan harga 20 persen hingga 50 persen, atau misalnya 2 t-shirt seharga Rp 100 ribu.

Bagi Anda yang berniat mengunjungi Kickfest 2011, ada beberapa tips yang akan kami berikan. Pertama, sebaiknya tentukan barang apa yang akan dibeli di Kickfest. Karena terlalu lama memilih tanpa tahu akan membeli barang apa hanya membuang waktu dan tidak efektif. Apalagi dalam event yang ditunggu setiap tahunnya ini, Anda harus rela memilih sambil berdesakan. Bisa jadi, barang yang Anda inginkan di satu booth sudah tak ada karena Anda terlalu lama menentukan pilihan.

Kedua, sebaiknya mengenakan pakaian yang nyaman dan santai. Jangan lupa membawa jas hujan atau payung karena selama 2 hari ini, Bandung diguyur hujan. Hal itu menyebabkan area Kickfest di Lapangan Gasibu pun sedikit becek.

Karena Kickfest baru ada lagi tahun depan, jadi hari ini adalah kesempatan terakhir untuk Anda yang ingin mencari berbagai barang distro. Selamat berburu!


(tya/ern

Wow, 2 Hari Kickfest Sedot 45 Ribu Pengunjung


Bandung - Animo masyarakat di setiap ajang Kickfest memang luar biasa. Dalam 2 hari pertama saja tercatat sekitar 45 ribu pengunjung. Diprediksi akan terjadi peningkatan jumlah pengunjung dibandingkan tahun lalu yang mencapai 60 ribu orang.

Kickfest 2011 yang dilaksanakan selama tiga hari yaitu sejak Jumat (7/10/2011) hingga hari ini, Minggu (9/10/2011) ini menghadirkan 160 booth dari 80 merek clothing dan distro.

"Di hari pertama, pengunjung ada sekitar 14.300 pengunjung, hari kedua sekitar 30 ribu pengunjung. Hari terakhir ini diprediksi sama seperti hari kedua," ujar Ketua Kreativity Independent Clothing Kommunity (KICK) Ade Andriansyah saat dihubungi detikbandung via telepon selulernya, Minggu (9/10/2011).

Kickfest 2010 lalu juga dilaksanakan dalam 3 hari dan menyedot lebih dari 60 ribu pengunjung. Sementara Kickfest 2011 ini baru 2 hari saja tercatat sudah mencapai 45 ribu pengunjung. Jika pengunjung di hari ketiga ini ada sekitar 30 ribu pengunjung maka ada 75 ribu pengunjung atau naik 25 persen dari tahun lalu. Dari tiket masuk Rp 10.000 per orang, bisa dihitung berapa banyak keuntungan yang diraup dalam event ini.

"Dari jumlah boothnya sama saja, tapi tahun ini kita punya bintang tamu yang lebih banyak, ada komunitas, mini stage dan sidikat kuliner juga," katanya. Hari terakhir Kickfest 2011 ini akan diramaikan dengan penampilan Koil dan Rosemary.


(tya/ern)

Tetap Trendi Pakai Jaket Saat Musim Hujan


Bandung - Musim hujan yang sudah mulai melanda Kota Bandung cukup menghembuskan hawa dingin terutama di sore hari hingga malam hari. Benda penting yang wajib dibawa saat musim hujan tentunya payung, jas hujan, dan jaket.

Kalau sebelumnya fungsi jaket sebagai busana penahan udara dingin, saat ini jaket sudah memiliki fungsi penting lainnya yaitu sebagai salah satu item fesyen yang bisa membuat si pemakainya tampil trendi.

Beberapa pilihan model jaket bisa dipilih sesuai kebutuhan. Berikut jenis-jenis yang bisa dipilih:

1. Jaket Pemotor
Jaket ini memiliki ciri khas memakai reitsleting di bagian depannya. Kerahnya biasanya lebar atau kerah pendek yang pada bagian belakangnya terdapat hoodie atau topi penutup kepala. Jaket jenis ini biasanya terbuat dari bahan kulit, katun drill, parasut, dan bahan kain yang cukup tebal untuk menahan angin.

Namun, saat ini jaket pemotor bisa juga dipakai sebagai jaket gaya bagi penggemar rock and roll dan punk. Biasanya gaya rock and roll memadukan jaket ini dengan t-shirt dan celana jeans.

2. Jaket kulit
Jaket yang kerap dipakai para musisi rock and roll ini membuat siapa saja yang memakainya terkesan lebih macho. Biasanya jaket ini berwarna gelap seperti seperti hitam, cokelat, atau abu-abu. Karena sering dipakai oleh mara musisi aliran rock and roll, jaket ini juga sering disebut sebagai jaket rock and roll.

3. Jaket Jeans
Sesuai namanya, jaket ini terbuat dari bahan denim. Warnanya pun cenderung biru muda dan biru tua. Biasaya model jaket ini menggunakan beberapa kancing yang biasa dipakai celana jeans, atau reitsleting.

Bagi kaum hawa, jaket ini bisa dipadukan dengan dress untuk mendapat kesan feminin. Atau dengan t-shirt bagi yang ingin tampil casual.

4. Sport Jaket
Jaket ini paling banyak diminati. Modelnya simpel dan mudah dipadukan dengan apa saja. Jaket ini biasanya disebut jaket Distro, karena dijual di distro-distro. Pemakainya mulai dari kalangan ABG hingga dewasa. Modelnya simpel dan kebanyakan mengikuti model jaket tim baseball.

5. Mantel
Jaket ini benar-benar dipakai saat musim hujan. Karena bahan yang digunakan cenderung tebal. Modelnya beragam, bahkan ada yang bentuknya seperti blazer.

Salah satu factory outlet yang mempunyai banyak koleksi jaket yakni Fashion World. Mulai dari jaket casual, sporty hingga mantel.

"Koleksinya memang cukup lengkap. Apalagi di saat musim hujan seperti ini. Terutama buat perempuan, jenisnya lebih banyak," ujar Markom Fashion World Raka, kepada detikbandung.

Bahan-bahan yang dipakainya pun beragam, mulai dari kulit, hingga parasut. Jaket yang paling banyak dicari menurut Raka adalah mantel yang bentuknya seperti blazer seperti merek burberry. "Yang model ini lucu, bisa dipakai resmi atau casual," promonya.

Jadi, musim hujan ini tidak ada halangan buat tetap trendi namun terlindungi dari hujan dan angin.

(avi/ern)

Jelajah Fesyen Dunia di Factory Outlet


Bandung - Tidak perlu berkeliling dunia untuk mendapat berbagai merek dan model-model yang sedang nge-tren di dunia. Di Bandung banyak factory outlet yang memang diasosiasikan sebagai sentra brand dunia yang berbasis sisa ekspor. Tapi tidak dipungkiri juga, di lokasi yang sama kerap terdapat produk-produk original atau KW super yang layak diburu.

Seperti di Fashion World, FO tersebut dikenal memiliki beberapa produk branded, salah satunya produk tas wanita branded yang 90 persen bahkan ada yang 100 persen mirip produk aslinya.

Walhasil produk tersebut diburu turis mancanegara. "Banyak bule yang ke sini, dari Malaysia dan Singapura. Karena mereka tahu kalau produk di sini itu KW supernya," ujar Markom Fashion World, Raka, kepada detikbandung.

Selain tas, produk fashion lain seperti Zara, Burberry, bisa ditemui di sini. Mengikuti tren fesyen dunia, setiap dua bulan sekali pakaian yang ada di Fashion World di up date.

"Kalau baju dua bulan sekali upd date, karena biar orang yang ke sini juga tidak melulu melihat baju-baju itu saja. Dan baju memang perputarannya selalu cepat," terang Raka.

FO seluas 1.200 meter persegi ini cukup serius dalam memanjakan pasarnya. Pakaian tertata rapi sesuai dengan segmentasinya. Jenisnya pun beragam mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Mengusung konsep one stop shopping, otomatis pelengkap kebutuhan fesyen bisa didapat di sini, seperti sepatu, merchandise, jaket, tas anyaman, gantungan, kacamata, dompet hingga syal.

FO yang dibuka oleh Wagub Jabar Dede Yusuf ini hadir di Bandung pada 13 Agustus 2010. Menurut Raka, spot khusus batik yang ada di Fashion World saat ini adalah permintaan Wagub.

"Beliau berpesan agar kita juga mengangkat sisi budaya, terutama batik agar lebih mendunia," kata Raka.


(avi/ern)

Rauda, Mencoba Berdakwah Lewat Fesyen


Bandung - Euforia hijabers community yang ada di kota-kota besar di Indonesia berimbas pada tren fesyen islami. Para muslimah pun bermunculan untuk berkreasi dengan membuka usaha pakaian muslim.

Salah satu yang terkena imbasnya adalah Rauda Fashion. 0nline shop asal Bandung ini menangkap peluang bagus untuk menghasilkan suatu karya dengan konsep art of moslems fashion.

"Jadi kita mencoba mengekspresikan seni melalui produk-produk kita," ujar Diena pemilik Rauda Fashion kepada detikbandung.

Niat mulia juga ingin disampaikan Diena melalui produknya ini. Selain ingin membuat para muslimah tampil semakin cantik, ia juga ingin berdakwah melalui fashion.

"Kita pengen dakwah lewat fashion juga, maka dari itu kita kasih nama Rauda yang artinya taman surga. Insya Allah customernya plus ownernya bisa sama2 masuk taman surga," tuturnya sambil tertawa.

Meski membuat fesyen item dengan model masa kini, pakem desain yang diusung oleh Rauda tetap mengacu pada syariah Islam. Meski demikian Diena mengaku tidak selalu menjual baju tangan panjang.

"Dikembalikan ke selera masing-masing pembeli, tapi dari Rauda, kita berusaha buat desain yang gaul tapi tetap syar'i," terang Diena yang mengaku menjalankan bisnis ini bersama kedua kakaknya.

Bersama kakak laki-lakinya Ferdy Figafetta dan kakak perempuannya Qori Qonita, Diena mengembangkan usaha dibidang fesyen Islami ini dengan serius.

"Kan sembilan dari pintu rezeki itu salah satunya dari berdagang, jadi kita kompak sama-sama jadi tukang dagang," tutupnya.

(avi/ern)

Berani Bermain Warna dengan Shawl Tie Dye


Bandung - Eksplorasi warna dalam fesyen muslimah kini semakin berani. Seni tabrak warna dengan teknik ikat celup atau dikenal dengan istilah Tie Dye pun mulai diaplikasikan pada kerudung lilit alias shawl.

Sebuah shawl Tie Dye hadiah dari sebuah undian, menginspirasi Rauda Fashion untuk berkreasi sendiri membuat kerudung dengan motif celup ikat.

"Karena dapet hadiah itu jadinya penasaran, pengen coba-coba. Belajar sana-sini, googling, nanya-nanya, ternyata bisa bikin kaya gitu. Coba dijual ke temen-temen Alhamdulillah pada suka," ujar salah satu Owner Rauda Fashion, Diena, kepada detikbandung.

Rauda membuat tie dye dengan sederhana. Dibuat secara manual dan dikerjakan di rumah sendiri.
"Tye die itu teknik pewarnaan dengan cara diikat dan dicelup. Satu kali produksi prosesnya satu minggu," jelas Diena.

Bahan kain yang telah menjadi tie dye diolah kembali oleh Rauda Fashion untuk dijadikan beberapa produk fesyen, seperti shawl, vest, cardigan, hingga maxi dress.

Ketiga Owner Rauda bukan dari latar belakang fesyen desainer, mereka belajar secara otodidak.

"Kak Ferdy finance, teh Qori teknologi pendidikan dan saya ilmu komputer. Kita pengen berenterpreneur di dunia yang kebilang awam buat kita geluti. Tapi Bismillah, kalau niatnya baik mudah-mudahan dipermudah," tutur Diena.

Pembeli produk Rauda tidak hanya dari muslimah lokal. Pembeli dari Malaysia juga pernah ada yang membungkus produknya. Melalui media online bernama Facebook, Rauda mencoba memasarkan produk fesyen muslimah masa kini.

(avi/ern)

Deije, Tampil Beda dengan Potongan Jins Lebih Stylish


Bandung - Deije, sebuah label yang terbilang masih mudah di ranah fesyen denim. Namun dengan ide kreatif dan masa kini, Deije yang dimiliki oleh tiga orang pemuda ini mencoba menggebrak pasar dengan ide-ide seru dan moderen.

Dipilih jins sebagai lahan bisnis, karena tren jins tidak dianggap tidak akan pernah mati dan orang terus mencai produk baru. Menurut salah satu pemilik Deije Adrie Naufal, perbedaan Deije dengan merek jins yang sudah ada dipasaran yakni dari segi cutting (potongan) yakni cutting slim dan slim fit untuk model laki-laki, dan skinny untuk model perempuan.

"Banyak yang suka karena ukurannya pas. Kebanyakan konsumen pada eksperimen dulu. Dia beli yang mahal ampe yang murah, pilihannya jatuh ke Deije," promo Adrie

Selain jins, ke depan Deije juga akan membuat celana Chino, Chino adalah salah satu jenis celana yang biasa digunakan saat bekerja atau saat ke kantor. Tapi kini celana Chino digunakan untuk mejeng dan bergaul.

Tak hanya celana saja yang difokuskan Deije untuk dipasarkan, Deije juga akan membuat batik gaul sebagai misi kebudayaan. "Kita ingin ada misi culturnya juga. Kalau cari batik gaul ya di Deije," kata Adrie.

Soal kualitas bahan, menurut Adrie, Deije menggunakan bahan dry denim yang saat ini sedang tren di kalangan anak muda.

"Kami menyarankan kepada konsumen untuk tidak mencuci dry denim ini hingga tiga bulan, setelah itu efek dari dry denim ini akan keluar berupa shading atau lekukan khas denim. Ke depan kami juga memakai washing denim," ujarnya.

Harga jins yang dikeluarkan Deije terbilang murah dibanding berbagai jins lokal yang sudah punya nama. Selama masa promo, jins untuk pria dibanderol Rp 245.000 dan untuk perempuan sebesar Rp 225.000.

Sejauh ini Deije memasarkan produknya melalui online, seperti di facebook mereka yang bernama Denim is Jeans atau Twitter di @denimisjeans.

"Akhir taun Deije rencananya akan dijual di Malaysia dan Singapura. Sejauh ini pemakai Deije ada di wilayah Jakarta, Bandung, Jogyakarta, Bali, Banjarmasin, Makassar dan Palembang," tutup Adrie.

(avi/avi)

Copot Gelar Gelandang Persib, Isnan Ali Geluti Bisnis Celana Jins


Bandung - Pemain sepakbola ternyata tak hanya pintar menggiring bola di lapangan dan menciptakan gol-gol cantik yang menghantam gawang. Mereka pun pintar bergaya dan trendi di balik seragam lapangan mereka.

Beberapa mantan pemain Persib misalnya, mereka tak hanya jeli membidik umpan bola di lapangan, tapi juga jeli membidik pasar fesyen yang tidak pernah mati. Setelah Eka Ramdani yang mencoba peruntungan di dunia clothing, kini mantan gelandang tim 'Maung Bandung' Isnan Ali juga ikut terjun ke dunia bisnis fesyen. Sebuah merek bernama Deije yang artinya Denin is Jeans adalah produk yang dijual Isnan Ali bersama kedua rekannya sejak Agustus 2011.

Meski terbilang pemain anyar di dunia fesyen, namun Deije sudah cukup dikenal di kalangan pesepakbola. Saat ini banyak pemain timnas Indonesia yang memakain jins ini sebagai item fesyen sehari-hari saat mereka tidak sedang bertugas di lapangan hijau.

Sosok pesepakbola seperti Bambang Pamungkas, Firman Utina, Ahmad Bustomi, Hamka Hamzah, dan Yongki Ariwibowo adalah pemain timnas yang memakai jins Deije.

Potongan jeans sporty yg diusung Deije memang cocok dipakai para olahragawan yang biasa memakai pakaian olahraga. Bahannya yang lentur, tidak akan menghambat para pemain sepakbola beraktifitas.

"Deije memang berkonsep sporty karena nyaman buat pemain ketika di luar lapangan, terutama untuk saat-saat santai. Bahannya ada yang strech, strech banget, sama yang enggak strech," ujar salah satu pemilik Deije Adrie Naufal kepada detikbandung.

Selain mengusung konsep sporty, Deije juga disuguhkan untuk para pemusik di Indonesia. Untuk mengangkat konsep musik ini, Deije menggiring grup musik SMASH, band indie asal Bandung Glory of Love, dan Desta Club Eighties.

Sejauh ini Deije memasarkan produknya melalui online, seperti di facebook mereka yang bernama Denim is Jeans atau Twitter di @denimisjeans.

(avi/avi

Beragam Pilihan Kaos Balita di Kidz Project


Bandung - Pakaian balita yang umumnya di desain simpel bergambar kartun, kini sudah lebih beragam dan mengikuti tren desain clothing masa kini. Seiring dengan perkembangan clothing remaja dan dewasa di Bandung, permintaan akan clothing balita pun semakin tinggi.

Peluang tersebut ditangkap oleh Bobby Satrio Prabowo (33), selain memang Boby juga sudah mempunyai bisnis clothing untuk dewasa ia juga mempunyai anak laki-laki. Melirik bisnis yang cukup menjanjikan, ia kemudian membuat clothing anak-anak dengan label Kidz Project. Segmentasinya dari anak-anak usia 1 tahun sampai 6 tahun.

"Dulu kita sering ikut event karena kebetulan saya juga punya distro untuk dewasa. Di sana banyak yang nanya produk anak. Kebetulan juga saya punya anak laki-laki, kenapa enggak bikin sendiri aja daripada beli. Dari situ kita mulai untuk memproduksi baju anak. Karena dulu itu bisa dibilang masih jarang clothing untuk anak," ujar Bobby kepada detikbandung.

Produk yang dijual Kidz Project meliputi t-shirt, polo shirt, kemeja, jaket, tas, hingga celana boxer untuk anak-anak. Tentunya dengan desain dan model yang disesuaikan dengan usia. Warna-warna kaos dan sablon dipilih warna-warna yang ceria, meski ada juga yang berwarna gelap.

Setelah cukup dikenal di pasaran sebagai clothing yang memproduksi pakaian anak. Bobby pun merambah ke segmentasi berbeda, yakni untuk remaja tanggung. Namanya remaja tanggung, terkadang memang sulit untuk memilih baju yang sesuai. Baju anak-anak terlalu kecil, sedangkan baju untuk dewasa terlalu besar.

"Setelah bikin Kidz Project, kita juga bikin untuk anak remaja tanggung. Ya usia SD sampai SMP dengan label Mozo," kata Bobby.

Namun ada baiknya jika ingin membeli produk Kidz Project atau Mozo, bawa serta anak Anda, agar pakaian pas sesuai ukuran. Sesekali tidak keberatan kan memawa anak balita Anda berbelanja untuk memilih desain dan model pakaiannya sendiri?

Kidz Project maupun Mozo bisa didapat di outlet Bee Production yang ada di Jalan Sultan Tirtayasa No 24.

(avi/avi)

Urbandung Legend Angkat Wisata Mistis di Bandung

Bandung - Wisata Bandung tak hanya melulu soal kuliner dan juga FO. Bangunan tua pun bisa menarik wisatawan. Peluang inilah yang ditangkap Komunitas Bandung Trails. Dengan label Urbandung Legend, komunitas ini mengajak wisatawan mengunjungi gedung-gedung peninggalan Belanda. Tapi hanya gedung atau tempat yang mempunyai cerita mistis saja yang didatangi.

"Urbandung Legend sudah dimulai sejak 2008 lalu. Konsepnya kita mengangkat tema atau gosip tempat mistis yang jadi perbincangan masyarakat luas. Jadi kita datangin tempat yang konon memiliki cerita mistis atau angker," ujar Pendiri Komunitas Bandung Trails Teguh Amor Patria saat ditemui di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jalan Setiabudhi, Rabu (2/6/2010).

Rute Urbandung Legend dimulai dari Taman Belitung, lalu ke SMA 5. Konon, tuturnya, di salah satu MA favorit di Bandung ini, kerap muncul hantu Noni Belanda yang mempunyai nama Nancy. "Katanya dia bunuh diri," kisahnya.

Lalu setelah dari SMA 5, berjalan kaki ke Patung Pastur di Taman Maluku. Konon, kepala patung ini bisa menoleh ke kanan kiri. Patung ini juga dijaga anjing yang tak terlihat kasat mata.

Setelah itu berlanjut ke ambulans Jalan Bahureksa, yang kisahnya sempat diangkat ke layar lebar. "Kemudian kita ke sekolas St Aloysius, dulu di sini tempat tawanan Belanda, kemudian berakhir di Sawung Galing. Kalau di sana cuma tempat rehat saja," jelas Teguh.(ern/ern)

Senang ke FO, Karakter Turis Asia Mirip Wisatawan Domestik

Bandung - Ternyata, tak hanya wisatawan domestik saja yang gemar berwisata belanja ke Bandung dengan menyambangi factory outlet (FO). Hampir 90 persen wisatawan mancanegara (wisman) Asia seperti Malaysia juga antusias berburu perlengkapan fashion ke Bandung.

Hal itu diungkapkan Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Jabar Herman Rukmanadi saat dihubungi detikbandung melalui telepon genggamnya, Selasa (1/6/2010).

"Karakter wisatawan Asia seperti Malaysia, hampir sama dengan wisatawan domestik. Mereka ke Bandung untuk wisata belanja dan kuliner," ujarnya.

Setiap hari, ada sekitar 700 hingg 800 wisman dari Malaysia yang masuk ke Bandung. Itu dilihat dari jumlah penerbangan yang masuk ke Bandung.

"Hampir 90 persen wisman dari Malaysia senang ke FO. Sementara kalau dari Eropa, paling hanya 8 persennya saja," tuturnya.

Selain ke FO, wisman Malaysia juga senang mendatangi objek-objek wisata yang berada di sekitaran Kota Bandung seperti Tangkubanparahu, Ciater, Kebun Strawberry. Karakter wisman Asia dan Eropa saat di objek wisata pun berbeda.

"Kalau wisatawan Asia, senangnya foto-foto, sama dengan yang domestik. Sementara kalau dari Eropa, mereka lebih mendalami, seperti turun ke kawah Tampomas-nya. Karena mereka senang dengan budaya dan kultur," jelasnya.

(tya/ern)

Wisata Mistis di Bandung, Wisatawan Kecewa Hanya Bisa Lihat dari Kejauhan

Bandung - Mengunjungi tempat-tempat mistis bagi sebagian orang menjadi pengalaman mengasyikan. Apalagi jika bisa masuk ke dalam gedung yang dianggap angker. Sayangnya, pengalaman itu tak diperoleh dari Urbandung Legend. Peserta wisata mistis hanya bisa melihat dari luar gedung sambil mendengar pemandu mendongeng.

"Urbandung legend belum kita gelar secara periodik, baru setahun sekali. Pada 2008 diikuti oleh 260 peserta dan 2009 hanya 70 peserta," kata Pendiri Komunitas Bandung Trails Teguh Amor Patria ditemui di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jalan Setiabudhi, Rabu (2/6/2010).

Menurut Teguh menurunnya jumlah peserta, karena konsep yang ditawarkan Urbandung Legend kurang greget bagi sebagian peserta. "Karena kita kan hanya lihat di luar gedung, enggak masuk. Nah pemandu bercerita soal cerita mistis di tempat yang didatangin. Namun, mereka kecewa tak bisa ke gedung atau mendekat," jelasnya.

Hal itulah, menurutnya yang menjadi kendala perkembangan wisata mistis di Bandung. Selain tentunya faktor keamanan. Sebab, acara ini digelar malam hari mulai pukul 18.30 WIB hingga 21.30 WIB. "Ya kita khawatir aja kalau ada yang kesurupan," kata Teguh.

"Ini kan kegiatan yang bisa dikatakan nyeleneh. Baru pertama kali dan tidak umum," tambahnya. Padahal, lanjut Teguh, di luar negeri wisata mistis sudah menjadi tren yang dinamakan gost tour atau spooky tourism.

"Kalau wisata kuliner itu datang sendiri-sendiri, secara pribadi, sementara kalau datangi tempat-tempat angker ini, pengennya kan ramai-ramai, jadi ini potensial untuk dikembangkan," ujar Teguh.

(ern/ern)

Wisata Mistis di Bandung Potensi untuk Tarik Wisman

Bandung - Pendiri Komunitas Bandung Trails Teguh Amor Patria mengaku Urbandung Legend mengadopsi wisata mistis dari luar negeri, yang sudah menjadi tren. Peminatnya pun diakui Teguh bukan hanya dari wisatawan domestik (wisdom), namun juga wisatawan mancanegara (wisman).

"Selama ini pesertanya baru dari Bandung Raya dan Jakarta, rata-rata sih mahasiswa. Tapi saya punya teman yang pengelola travel, katanya wisatawan dari Malaysia juga seringkali bertanya mengenai tempat-tempat angker di Bandung," ujarnya ditemui di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jalan Setiabudhi, Rabu (2/6/2010).

Karena itu, dia menilai, wisata mistis di Bandung cukup menjanjikan. "Tinggal dikemas aja seperti apa supaya menjadi daya tarik wisatawan," tuturnya.

Apalagi, menurut Teguh, biaya yang dikeluarkan untuk wisata mistis relatif murah. "Tarifnya hanya Rp 30 ribu per orang, itu pun sudah dikasih makan, minum, diberi PIN dan juga buat bayar pemandunya," kata Teguh.

Oleh karenanya, Teguh mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan presentasi di depan Disparbud Bandung, agar para wisatawan bisa masuk ke dalam gedung. "Banyak permintaan agar tak hanya dari kejauhan saja, tapi juga masuk ke dalam. Tapi kalau enggak diizinkan ya kita tetap pakai konsep lama," ujarnya.
(ern/ern)

Wisata Mistis di Bandung, Pemilihan Lokasi Berdasarkan Buku dan Gosip di Masyarakat

Bandung - Pemilihan lokasi wisata mistis Urbandung Legend berdasarkan referensi dari buku, internet, dan juga gosip mulut ke mulut di tengah masyarakat. Rata-rata tempat yang dianggap angker adalah bangunan peninggalan Belanda.

Pendiri Komunitas Bandung Trails Teguh Amor Patria mengatakan cerita mistis khususnya tempat-tempat angker di Bandung sudah menjadi perbincangan masyarakat luas. "Urbandung Legend mengangkat cerita serem yang hangat diperbincangkan masyarakat luas," jelasnya ditemui di Sekolah Tinggi Pariwsata Bandung, Jalan Setiabudhi, Rabu (2/6/2010).

Urbandung Legend menggelar acara ini baru dua kali, pada 2008 dan 2009. Rencananya, tahun ini akan digelar pada September 2009. "Untuk ke depan, kita akan periodik," ungkapnya.

Rute Urbandung Legend dimulai dari Taman Belitung, lalu ke SMA 5. Konon, tuturnya, di salah satu MA favorit di Bandung ini, kerap muncul hantu Noni Belanda yang mempunyai nama Nancy. "Katanya dia bunuh diri," kisahnya.

Lalu setelah dari SMA 5, berjalan kaki ke Patung Pastur di Taman Maluku. Konon, kepala patung ini bisa menoleh ke kanan kiri. Patung ini juga dijaga anjing yang tak terlihat kasat mata.

Setelah itu berlanjut ke ambulans Jalan Bahureksa, yang kisahnya sempat diangkat ke layar lebar. "Kemudian kita ke sekolas St Aloysius, dulu di sini tempat tawanan Belanda, kemudian berakhir di Sawung Galing. Kalau di sana cuma tempat rehat saja," jelas Teguh.
(ern/ern)

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons