Benteng Belanda, Potensi Wisata yang Terbengkalai

Benteng Belanda, Potensi Wisata yang Terbengkalai
Andrian Fauzi - detikBandung

Bandung - Pernah masuk ke benteng jaman penjajahan Belanda? Jika belum, anda dapat menemukan benteng peninggalan Belanda tersebut di kaki gunung Tangkuban Perahu, Subang. Ada 3 buah benteng yang tampak tak terurus, bahkan 2 benteng sudah jarang dimasuki orang karena sudah banyak yang runtuh. Bahkan akses masuknya banyak ditumbuhi ilalang dan tanaman liar.

Benteng yang juga sering disebut sebagai bunker oleh masyarakat setempat, dibangun pada masa penjajahan Belanda. "Tepatnya saya kurang tahu. Tapi kurang lebih tahun 1800 an, jaman penjajahan Belanda, "terang Erwin, salah seorang petugas Perhutani.

Anda bisa menemukan benteng tersebut dari rute jalan puteri gunung, Lembang menuju Cikole atau Tangkuban Perahu. Jika hari-hari biasa memang tidak banyak yang melalui jalan tersebut. Jalannya yang berkelok dan tidak beraspal membuat jalan ini tidak bisa dilalui oleh kendaraan biasa.

Biasanya yang melalui jalur tersebut adalah orang-orang yang menggunakan kendaraan 4 WD atau motor trail. Karena memang jalur tersebut merupakan jalur offroad yang sering dilalui oleh komunitas-komunitas pecinta offroad dan petualangan.

Seperti Kang Edi dari LRCB (Land Rover Club Bandung) yang hampir tiap minggu selalu melalui jalur tersebut. "Saya mah hampir tiap minggu lewat sini. Biasanya bawa tamu buat offroad. Nah, istirahatnya disini (benteng - Red) untuk foto-foto," kata pria yang mengendarai Land Rover Defender.

Jalur jalan puteri gunung - Cikole memang menjadi favorit bagi klub-klub atau komunitas offroad yang mengadakan perjalanan wisata offroad. Karena disamping tracknya yang menantang, juga terdapat benteng sebagai tempat istrirahat dan wisata.

Benteng yang kondisinya sekarang tidak terawat tadinya difungsikan sebagai pertahanan pasukan Belanda. "Juga sempat dipakai oleh pasukan tentara Jepang untuk mengintai musuh pada masa perang dunia kedua," ujar Erwin.

Ketiga benteng tersebut dibuat berjejer. Masing-masing berukuran 4x8 meter per segi dan terdiri dari dua ruangan yang saling menyambung. Tampak bekas-bekas coretan tangan jahil dimana-mana. Bau pengap dan lembab yang khas menyerbak. Kesan angker juga muncul di benteng kedua dan ketiga.

Menurut warga sekitar, benteng tersebut sekarang hanya 1 yang masih sering dipakai orang-orang untuk wisata. "Ayeuna mah ngan hiji anu osok diangge foto-foto. Anu dua mah tos teu tiasa. Da tos reksak (Sekarang cuma satu yang bisa dipakai buat foto-foto. Yang dua sudah tidak bisa. Sudah rusak)," kata Adjat, seorang warga yang tiap hari mencari kayu dan rumput disekitar benteng.

Selain di gunung Puteri, benteng yang lain juga terdapat di Pasir Ipis. Anda bisa menemukan benteng tersebut melalui jalur Sukawana - Cikole. "Selain di gunung Puteri, ada juga di Pasir Ipis. Kalau masuk dari Sukawana pasti akan melewati benteng Pasir Ipis. Disini (gunung Tangkuban Perahu - Red) ada dua benteng sisa penjajahan Belanda," terang Erwin.

Tapi kondisinya lebih parah. Benteng itu hanya tersisa puing-puing dan akses masuknya pun sudah ditumbuhi ilalang dan semak belukar. Kondisi ini sangat disayangkan. Jika saja pemerintah daerah bisa mengoptimalkannya, wisata benteng bisa menjadi daya tarik bagi para petualang.(afz/ern)

Taman Cilaki Oase Peninggalan Tempo Dulu

Taman Cilaki
Oase Peninggalan Tempo Dulu
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Di tahun 1936, kota Bandung dikenal dengan sebutan kota taman. Bukan saja karena memiliki banyak taman dan lahan terbuka, tetapi juga karena tata kotanya mengacu pada konsep kota taman (Garden City), yang dianut oleh banyak negara di Eropa. Karena dari tahun 1930-1935, taman-taman di kota Bandung diubah seperti botanical garden.

Sebut saja beberapa taman, seperti Taman Lalu Lintas (Insulindepark), Taman Maluku (Molukkenpark), Taman Pramuka (Oranjeplein), dan Taman Ganeca (Ijzermanpark). Itu cukup menjadi bukti bahwa julukan kota tamn tersebut tepat.

Hingga kini, taman-taman peninggalan tempo dulu tersebut masih menjadi menjadi oase bagi masyarakat kota Bandung ditengah kian memanasnya suhu udara kota.

Tengoklah salah satu taman yang terletak diantara Jalan Cisangkuy dan Jalan Cilaki, Taman Cilaki dengan nama resminya Taman Lansia.

Dulunya, taman ini bernama Tjilaki plein. Semula, taman ini tidak direncanakan sebagai taman dalam arti yang sesungguhnya. Penanaman pohon yang tidak teratur menunjukan bahwa Tjilaki plein lebih diarahkan sebagai jalur hijau dan hutan kota, dan pepohonan itu berfungsi sebagai pohon pelindung jalan.

Kini, suasana tamannya lebih terasa. Bangku-bangku, jalanan memanjang mengelilingi taman, berada diantara kali kecil yang mengalir. Tak jarang, taman ini dimanfaatkan untuk jogging atau melepas penat diantara rimbunnya pepohonan.

Lebih nikmat lagi, selepas berolahraga, bisa memilih beragam menu makanan yang dalam warung-warung tenda yang berderet sepanjang Jalan Cilaki dan Jalan Cisangkuy. Dari mulai nasi bakar, mie baso, ikan bakar, nasi timbel komplit sampai youghurt kenamaan Bandung, youghurt Cisangkuy.

Walau dinamakan taman lansia, tak berarti harus menjadi lansia dulu untuk bisa menikmati kesegaran taman ini.(ema/ern)

Bubur Penuh Doa ala Mang Oyo

Bubur Penuh Doa ala Mang Oyo
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung

Bandung - Pilihan untuk santap di pagi hari sangat bervariasi dan beraneka, dan bubur ayam tentu tidak pernah lepas dari daftar menu sarapan. Bubur yang satu ini memang unik, tak lain karena bubur ini dimasak sambil berzikir.

Demikian tutur H. Oyo Saryo, pemilik sekaligus 'pelaku' dibalik kenikmatan bubur ayam ini. Selain bahan yang digunakan sedikit berbeda, cara memasak buburnya juga sangat khas. Beras hasil sawahnya di Majalengka dikirim langsung sebagai bahan dasar bubur. Setelah dicuci bersih, beras dicampur ayam dan bumbu yang telah disiapkan sebelumnya. Diaduk matang dalam dandang selama dua jam.

"Selama dua jam itu mengaduk itu sambil berzikir," ungkap Oyo.

Bubur sudah benar-benar matang jika ketika disajikan di piring, bubur tersebut melekat. Bahkan ketika piring dimiringkan atau dibalik, bubur tidak tertuang atau tumpah. Selain wujud bubur yang berbeda, diakui Oyo bubur ini juga lebih mengenyangkan daripada bubur biasa.

Beberapa menu yang tersedia di sini ditawarkan dengan nama-nama yang juga unik. Seperti, Atel untuk ayam telur, Acak untuk ayam cakue serta Apel untuk ati ampela. Masing-masing nama mewakili pelengkap yang menemani sajian bubur.

Harga per porsi untuk tiap menu bervariasi mulai dari Rp 6 ribu sampai Rp 9 ribu. Sementara untuk bubur polos Rp 2500 dan bubur komplit yang menyediakan semua panganan pelengkap tersebut ditawarkan seharga Rp 10 ribu. Berbeda lagi harganya jika ingin tambah, misalnya jika ingin menambah ati ampela dikenai Rp 3 ribu, tambah daging Rp 6 ribu, tambah telur Rp 1500 dan tambah cakue Rp 1000. Jika hanya ingin makan setengah porsi, dengan porsi daging yang tidak berubah, cukup dengan Rp 6 ribu.

"Tapi kalau ingin menambah bubur atau kerupuk makan di tempat, halal, alias gratis," tutur Oyo.

Sajian porsi yang ditawarkan juga cukup besar, ungkap Oyo, bahkan ada menu khusus mahasiswa. Menu ini diberi istilah LB atau 'Laper Banget'. Memang menu ini sudah tidak asing lagi bagi para mahasiswa, apalagi kini cabang bubur Oyo sudah tersebar di tujuh lokasi.

"Meski pun ada tujuh cabang, dapur tetap satu. Jadi bubur dimasak dulu di rumah, baru kita kirim ke tiap-tiap cabang," jelas Oyo.

Pelanggan bubur Mang H. Oyo memang bervariasi. Istilah yang digunakan Oyo, pelanggannya mulai dari balita 1, balita 2, lansia sampai manula.

"Balita 1 itu artinya ya balita, balita 2 itu bayi lima tahun, lansia ya lanjut usia, kalau manula itu manusia langka. Misalnya pejabat-pejabat atau orang-orang besar yang jarang kita lihat langsung," kata Oyo dengan gaya candanya.

Kios buburnya ini memang sudah punya nama di dunia wisata kuliner. Bahkan sampai ada orang dari Yogyakarta bernama Adit, yang ingin membuka cabang di kota pelajar itu. Akhirnya dia mengundang Adit ke Bandung untuk dididik cara memasak bubur khas Oyo.

"Setelah satu bulan, baru dia bisa memasak bubur dengan benar. Saya juga sempat ikut dia ke Yogyakarta," tutur Oyo.

Namun jangan sampai salah datang, bubur Mang H. Oyo tidak pernah menggunakan nama lain. Ada beberapa, ungkap Oyo, yang menggunakan nama yang sama padahal buburnya berbeda.

"Bahkan ada yang sampai bilang bahwa saya sudah meninggal," kata Oyo.

Usaha kecil ini sendiri dikisahkan Oyo berawal sejak sekitar 30 tahun yang lalu. Ketika ada program pemerintah 'Memasyarakatkan Olahraga, Mengolahragakan Masyarakat', Oyo terpikir untuk membuka usaha bubur ayam. Menurutnya bubur ayam bisa menjadi santapan orang-orang yang berolahraga pagi.

Kini santapan bubur unik dapat dinikmati di tujuh cabang di Bandung dan satu di Yogyakarta. Tujuh diantaranya yakni di Jl Gelapnyawang, Jl Sulanjana tepatnya di kafe Vandeel, Jl Ir Soetami dekat Universitas Maranatha, Jl Burangrang di samping BCA, Jl Batik Kumeli 5 Sukaluyu dan Kota Baru Parahyangan Ruko No 6. Sementara di Yogyakarta tersedia di Jl Godean Km 5 Modinan Demak Ijo (timur markas Kompi Senapan) JOGJA.
(twi/ern)

Craft Mart, Buah Tangan Bandung

Craft Mart, Buah Tangan Bandung
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Seni tak hanya terejawantahkan lewat musik, fashion, sastra atau apapun, tapi kerajinan tangan atau art & craft pun menjadi salah satu hasil karya seni yang sangat penting. Kerajinan tangan menjadi satu dari sekian banyak seni yang bisa menunjukan identitas satu daerah di Indonesia.

Hal itu bisa ditemukan di Cre-Asion Craft Mart, Jl. Setiabudi 142. Rumah seni, begitulah disebutnya. Tak salah rasanya sebutan itu jika melihat kerajinan-kerajinan unik dari berbagi daerah bahkan luar negeri tertata apik.

"Craft Mart bisa dikatakan Rumah Seni," tutur karyawan Craft Mart, Muslim Nugraha.

Sebelumnya, Craft Mart berada di Setiabudhi Supermarket, empat bulanan yang lalu barulah memiliki tempat sendiri. Berbagai kerajinan khas Bandung, Jakarta, Djogja, Bali, Lombok, Tasikmalaya, bahkan India akan cukup menggiurkan untuk membawanya sebagai buah tangan.

Ketika pertama kali masuk, seluas mata memandang hingga ke sudut ruangan terpajang kerajina-kerajinan tangan unik. Bandung dengan keramik-keramiknya mulai dari pin-pin kecil, bingkai, gelas, vas, patung, hingga kursi. Termasuk pula keramik terkenal buatan pembuat keramik ternama, F. Widayanto. Bali dengan produk spa dan aromaterapinya serta kalung-kalung natural, Djogja dengan batiknya, lombok dengan kerajinan batok kelapa kelapa, kerang serta kain lombok. Tegel-tegel keramik dari Plered pun bisa menjadi penghias interior yang sangat unik.

Hiasan-hiasan khas India seperti hiasan dinding, taplak meja, bantal kursi yang kaya akan warna dan berpayet. Kerajina lukis kaca, dengan warna-warna yang akan terpendar indah ketika terkena sinar matahari. Aneka kalung dari negeri Bollywood inipun bisa dipilih untuk mempercantik penampilan.

Craft, jajanan awet yang akan selalu enak dipandang. Lihat, pilih yang anda suka dan bawa pulang.

(ema/ern)

Braga Bandung akan Disulap Khusus Pejalan Kaki

Braga Bandung akan Disulap Khusus Pejalan Kaki
Andrian Fauzi - detikBandung

Bandung - Ingat Bandung, ingat kawasan Braga. Sayangnya daya tarik Braga kini sudah memudar dibandingkan pada zaman kolonial. Namun tampaknya Pemkot Bandung bertekad kembali mengembalikan Braga sebagai landmark kota dengan menjadikan Braga sebagai kawasan khusus pejalan kaki sehingga wisatawan bisa kembali "ngabaraga".

"Ngabaraga" dalam bukunya 'Bandung Tempo Doeloe' karya Haryoto Kunto berarti tempat bergaya atau mejeng (the place to see and to be seen).

Saat dihubungi melalui telepon oleh detikcom, Rabu (30/1/2008), Kepala Dinas Pariwisata Kota Bandung M Asykari menuturkan rencana menjadikan kawasan Braga sebagai khusus pejalan kaki akan direalisasikan pada tahun 2008.

"Rencananya sudah sejak tahun lalu, namun baru masuk tahun anggaran 2008. Berapa anggarannya masih digodok antar dinas terkait," ujar dia.

Menurut dia, langkah pertama untuk mengembalikan kawasan Braga khusus pejalan kaki adalah dengan mengganti jalanan aspal dengan batu kali. Selain itu, pelestarian gedung-gedung tua tempo dulu yang sudah lama ditinggalkan, dengan menggunakan kembali gedung-gedung tua tersebut.

"Nah teknisnya itu ada di Dinas Binamarga. Yang saya tahu targetnya empat bulan untuk alih fungsi ini, namun saya belum tahu sejak kapan dimulainya," ujar Asykari.

Konsep kawasan Braga nantinya berupa 'Braga City Walk', yang nantinya akan diisi dengan wisata kuliner, cinderamata, pameran hasil karya seniman Bandung, khususnya seni lukis dan pahat, serta pagaleran kesenian musik tempo dulu dan tradisional.

"Semuanya berada di sepanjang jalan. Nanti kita bisa nikmati musik keroncong, tari jaipongan, atau kecapi suling tanpa panggung," tutur dia.

Untuk tahap awal, lanjut dia, pagelaran ini akan digelar satu bulan satu kali. "Saat ini kami masih harus koordinasi dengan pihak Dirlantas untuk mengatur perubahan arus lalu lintas nanti," jelas dia.

Sementara itu, tambah dia, untuk bangunan-bangunan tua yang kini sudah banyak menjadi 'rumah hantu', kata Asykari, akan disewakan kepada pihak swasta. Dia mengklaim telah banyak penguasa FO dan distro yang berminat.(ern/lom)

Taman Monumen Perjuangan yang Tidak Lagi Monumental

Taman Monumen Perjuangan yang Tidak Lagi Monumental
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Urang Bandung tentu mengenal Taman Monumen yang terbentang panjang melintasi Monumen Perjuangan sampai Lapangan Gasibu. Keindahan taman yang sempat termashyur kini perlahan terkikis hanya karena satu, sampah.

Taman yang dibangun sejak tahun 1998 ini merupakan bentuk kontribusi PT Telekomunikasi Indonesia bagi wilayah kota Bandung. Di sini, masyarakat dapat berolahraga, bersantai menikmati udara pagi hari atau mungkin berfoto dengan latar Gedung Sate maupun Monumen Perjuangan.

Taman ini dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing dipisahkan jalan dan dipagari. Bagian pertama terletak di depan Monumen perjuangan, hanya di bagian ini yang terdapat kolam air mancur. Kini kolam tersebut tidak lagi jernih, air mancur sudah tidak ada. 'Kreativitas' masyarakat setempat mengubahnya menjadi kolam pemancingan mini.

Menurut salah seorang pemancing, ikan-ikan yang ada di kolam tersebut mereka sendiri yang memasukkan. Kegiatan memancing itu merupakan sekedar pengisi waktu luang.

Bagian kedua taman terletak di depan gedung PT Telkom, bagian ini masih terbilang 'layak', meski sampah belum luput dari pandangan. Menurut pengurus Taman Monumen, Tukimin, pembersihan dilakukan tiap hari namun sampah masih saja dibuang sembarangan. "Kalau kita bersihkan sampah, bukannya makin bersih malah makin banyak. Mungkin mereka mikirnya, toh ada yang bersihin." ujar Tukimin.

Diakuinya sumber daya untuk perawatan taman memang terbatas, hanya sepuluh orang untuk taman seluas 2 hektar itu. Pembersihan dan pemotongan rumput di taman ini dilakukan rutin setiap hari secara bertahap per bagian taman. "Tapi yah, mungkin kalau masyarakat sadar lingkungan kita tidak perlu bekerja ekstra keras untuk perawatan." ujarnya lagi.

Bagian ketiga taman ini mungkin yang paling layak dari semuanya, namun taman ini hanya dapat dinikmati dari balik pagar. Menurut Tukimin, bagian ketiga taman itu dikunci karena pernah terjadi pencurian alat penyiram taman.

Di balik semua itu, sebagian masyarakat masih menganggap taman ini menjadi salah satu tempat wisata gratis, untuk melepas penat. Di pagi hari dan menjelang senja, masih terlihat banyak yang berolahraga atau sekedar berjalan-jalan di taman ini. Ah, seandainya saja mereka semua mendengar keluhan Tukimin.

(ema/ern)

Kualitas Level Atas, Harga Level Bawah

Kualitas Level Atas, Harga Level Bawah
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung

Bandung - Mendengar istilah FO mungkin mengingatkan kita pada baju-baju bagus dengan harga mahal. Di Level, anda tidak perlu takut dompet terkuras. Di sini, produk-produk kualitas elit ditawarkan dengan harga merakyat.

Menurut Taufik, Marketing Manger Level Factory Outlet, yang membedakan Level dengan FO lainnya adalah harganya. Untuk jenis-jenis produk yang ditawarkan tidak jauh berbeda. Produk pakaian dan aksesoris untuk pria, wanita, tua, muda tersedia di sini.

Harga yang ditawarkan berkisar antara Rp 20.000 sampai Rp 250.000 untuk produk pakaian, sementara untuk produk aksesoris harga termurah hanya Rp 2000. "Kami memang menargetkan bisa meraih semua kalangan, baik menengah ke bawah maupun menengah ke atas." ujar Taufik.

Selain harga yang sangat terjangkau, Level juga menawarkan wisata belanja yang nyaman. Interior dan penataan barang dibuat senyaman mungkin bagi pelanggan. Untuk anak-anak disediakan juga tempat bermain yang terbilang unik. Seperti alat-alat permainan yang memicu kreativitas anak, serta dibimbing oleh pemandu anak-anak. Jadi pelanggan yang membawa anak dapat leluasa berbelanja tanpa khawatir.

Jika anda lelah dan lapar setelah berbelanja, dapat bersantap di kafe kecil di depan FO. Serta tak ketinggalan kios oleh-oleh khas Bandung juga tersedia bagi anda yang berasal dari luar kota. Semua fasilitas ini makin terlengkapi dengan lapangan parkir yang luas serta lokasi yang strategis di Jl Dago 138.

Jadi, berbelanja di FO tidak perlu menguras kocek bukan?

Perkemahan "Berbintang" di Bandung Utara

Perkemahan "Berbintang" di Bandung Utara
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Hamparan rumput hijau dan aroma hutan pinus yang sejuk berikut panorama yang menyegarkan mata, sepertinya menjadi impian setiap orang untuk menghabiskan akhir pekan. Akhir pekan idaman yang ingin dilalui bersama keluarga, sahabat atau rekan di perusahaan

Jika menjelajahi daerah Bandung utara, sejumlah tempat yang menawarkan nuansa itu menanti untuk disinggahi. Untuk berkemah, outbond atau sekedar tracking menikmati liku-liku jalanan pegunungan.

Untuk anda yang menyukai petualangan alam bebas, di antara keindahan bukit Tunggul dan panorama Tangkuban Perahu, Pine Forest Camp, di Desa Cibodas, Maribaya, pilihannya.

Tempat yang dibangun di atas lahan seluas empat hektar ini menawarkan perkemahan eksklusif yang sesuai untuk berbagai aktivitas, seperti family camping, outbond atau adventure game, tracking, management training, gathering, fun game, aerobik dan lain-lain.

Kawasan wisata yang baru berdiri empat tahun yang lalu itu seperti hotel di alam terbuka dengan fasilitas arena perkemahan dengan tenda-tenda eksklusif, country house, stone house, gazebo yang bisa digunakan untuk pertemuan.

Selain itu, ada juga fasilitas arena api unggun dan arena bermain anak. Anda pun bisa menikmati lezatnya barbeque karena tempat ini juga menyediakan tungku barbeque.

Karena eksklusif, tempat inipun tetap menjaga sanitasi lingkungan dengan tersedianya MCK bersih dan instalasi air bersih yang layak minum.

Menurut pemilik Pine Forest Camp, Tommy Budhi Pratomo, tempat ini bukan tempat bebas untuk umum, jadi tidak sembarang orang bisa masuk kecuali sudah reservasi terlebih dahulu. Satu waktu untuk satu reservasi.

Untuk satu malam berkemah dikenakan biaya Rp. 110.000 per orang setiap malamnya dengan minimum pemesanan untuk 40 orang

Jika anda enggan untuk bermalam di tenda, bisa menyewa Country House sebesar Rp. 2.500.000 per malam untuk 24 orang.

Bahkan, hanya sekedar untuk melakukan aktivitas tanpa bermalam pun bisa dilakukan dengan membayar Rp. 40.000 selama sehari dengan minimum pemesanan untuk 40 orang.

Tapi harga paket-paket tadi tidak termasuk makan dan program acara. Makanan bisa membawa sendiri atau memesan catering yang disediakan Pine Forest camp. Layaknya hotel, ada coffee break, breakfast, juga kambing guling.

Untuk program acara, ada morning aerobic, high rope & flying fox, paintball war games, spiritual journey, dan lain-lain.

Begitu banyak pilihan untuk membebaskan jiwa petualangan yang anda miliki. Bersahabat dengan alam akan membuat kita lebih dekat dengan diri kita sendiri.

(ema/ern)

Pariwisata Jadi 'Sawah Ladang' Warga Bandung

Pariwisata Jadi 'Sawah Ladang' Warga Bandung
Tya Eka Yulianti - detikBandung

Bandung - Kota Bandung masih jadi salah satu kota favorit bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Hal itu membuat akomodasi pariwisata di Bandung terus berkembang mulai dari bisnis hotel, restoran, cafe, butik, distro dan tempat belanja lainnya. Warga Bandung sadar betul bahwa sektor pariwisata menjadi potensi yang harus dimanfaatkan.

"Core bisnis Bandung itu pariwisata. Pariwisata sekarang ini jadi sawah ladang bagi warga masyarakat. Bisa disebut begitu dilihat dari penyerapan tenaga kerja dan kontribusinya pada PAD (Pendapatan Asli Daerah). Banyak warga Bandung yang menjadi tenaga kerja di industri pariwisata. Misalnya kerja di hotel, restoran, cafe dan lainnya," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung Priana Wirasaputra dalam acara dialog 'Membangun Bandung sebagai Kota Tujuan Wisata' di Taman Cikapayang Dago, Minggu (22/5/2011).

Ia menyebutkan, hingga saat ini sektor pasriwisata masih jadi sektor yang paling diandalkan sebagai penyumbang PAD. Sekitar 60 persen PAD Kota Bandung merupakan kontribusi dari sektor pariwisata. Seperti dari pajak hotel, restoran dan hiburan lainnya.

"Antara lain pajak hotel Rp 78 miliar, hiburan Rp 25 miliar. Itu jumlah yang luar biasa. Pendapatan itu kemudian dipakai untuk pembangunan. Belum lagi industri pariwisata juga sangat banyak menyerap tenaga kerja," katanya.

Ia pun mengatakan, sektor pariwisata harus dilakukan secara lintas sektoral, karena menyangkut banyak hal. "Mulai dari sampai di bandara itu kan dibawah Angkasa Pura. Pakai taksi sebagai sarana angkutan, itu area Dinas Perhubungan. Taksinya melintasi jalan, jalannya tanggung jawab Bina Marga. Kondisi kota yang kotor, itu ada di bawah PD Kebersihan. Keindahan taman ada di Dinas Pertamanan, dan lainnya. Ini lintas sektor dan banyak pihak," tutur Priana.


(tya/tya)

Mahanagari, More Than Just T-shirts

English to Indonesian translation

KOMPAS.com - "! Bandung pisan" ("Sangat Bandung!") Itulah tagline dalam setiap desain t-shirt oleh Ben Wirawan Sumardji,, 33 dan Hanafi Salman, 33. Mereka telah dimanfaatkan t-shirt sebagai media untuk promosi Bandung sosial dan budaya.

Sebuah t-shirt tidak hanya artikel fashion, mereka ensiklopedi untuk sejarah, tengara, aksen, pariwisata, dan lain tid-bit tentang Bandung dan rakyatnya. Sejak 2004, t-shirt bisnis mereka, Mahanagari, telah memproduksi paling sedikit 60 desain t-shirt yang unik kreatif, cerdas, dan kadang-kadang berisi kritik sosial.

Kemeja tertulis: "F = V = P" adalah salah satu desain yang paling populer di kalangan pembeli. copytext mengingatkan kita bahwa orang-orang Bandung, yang sebagian besar Sunda, sering mengalami kesulitan dalam mengucapkan konsonan F dan V sehingga mereka biasanya terdengar seperti P sebagai gantinya.

"Bandung berbeda dengan kota-kota lainnya seperti Yogyakarta dan Bali, karena Bandung adalah suatu mencair-pot dari begitu banyak budaya. Jika mereka tidak terkena maka budaya lama akan berangsur hilang, dan digantikan dengan yang baru," kata Ben, direktur CV Mahanagari Nusantara, pemilik merek Mahanagari yang datang dengan 'pisan Bandung! " t-shirt.

Ia percaya bahwa t-shirt bisa menjadi media untuk kampanye sosial dan budaya. Kuncinya adalah dalam desain yang brilian. Tidak seperti merek lain yang hanya mengeksploitasi nama Bandung atau ikon jelas lainnya, Mahanagari memiliki pesan dalam setiap desain.

Salah satunya adalah desain menara Eiffel terbalik. Bandung yang dijuluki Parijs van Java karena keindahan telah berubah. Kota ini kini menghadapi masalah baru, kata alumnus Desain Produk dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dijuluki Benben. Dia memberikan thumb-up, kemudian terbalik untuk menggambarkan makna dari desain menara Eiffel nya t-shirt.

Merek Mahanagari lahir selama krisis moneter di Indoneisa pada tahun 1998. Tidak seperti pemuda kreatif lain dalam industri yang mulai pakaian di distro, Ben bukannya pergi melawan arus dengan memproduksi t-shirt yang jelas Bandung.

"Pada tahun 1998 selama pertukaran pelajar ke Universitas Nasional Singapura, aku kesulitan menemukan suvenir yang tepat untuk mewakili Bandung, selain makanannya, selama acara pertukaran hadiah. T-shirt menyajikan karakteristik unik dari kota datang hanya dari Bali dan Yogyakarta . "

Mengambil sepanjang Hanafi, rekannya yang ahli desainer t-shirt, Benben memilih untuk meninggalkan karir desain di sebuah perusahaan peralatan outdoor. Dia memulai perusahaannya sendiri dengan Rp. 5 juta pinjaman sebagai modal. Pada saat itu ia hanya memiliki lima desain sederhana. Penjualan dilakukan dengan pengiriman pada toko-toko di sepanjang jalan Braga dan jalan Setiabudhi.

Pasar utama pada saat itu turis dan ekspatriat. Pada Ben pertama dan Hanafi bahkan mereka menjajakan t-shirt di kereta api eksekutif Bandung-Jakarta. Setelah bom Bali pertama, pada Oktober 2002, bisnis mereka mengalami kerugian cukup besar karena wisatawan asing langka di Bandung.

Budaya pariwisata

Setelah dua setengah tahun jeda, Ben kembali Mahanagari dengan bantuan pendanaan dalam bukunya-hukum. Sebuah terobosan kemudian muncul di dunia pakaian.

Hanafi menjelaskan bahwa banyak outsourcing Mahanagari desain nya, kebanyakan dari mahasiswa seni dan desain dari ITB.

Rancangan tersebut senilai Rp. 200.000 per buah dan royalti bisa jumlah sampai dengan Rp. 2 juta. Konsep ini menyajikan keuntungan simbiosis dan juga memberikan nama baik untuk almamater mereka.

Seiring dengan berjalannya waktu, Mahanagari telah berkembang menjadi wisata budaya, ekologi, dan sejarah, seperti Lava Tour, yang merupakan perjalanan sepanjang rel geologi kuno dan mengunjungi bangunan bersejarah di Bandung. "Ini merupakan bagian dari kampanye terpadu pada budaya dan seluruh potensi di Bandung."

Mahanagari tidak ingin membatasi diri hanya t-shirt, tapi bercita-cita menjadi perusahaan yang peduli untuk isu lingkungan dan sosial Bandung. "Akhir-akhir ini aku baru tahu bahwa ini disebut wirausaha sosial," kata Benben, yang menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Barat untuk Perusahaan Kreatif dan Calon 2007-2008.

Kampanye ini di antaranya termasuk perjalanan ke Pasir Pawon, tempat di mana fosil manusia pra-sejarah ditemukan sekitar Padalarang Karst. Dan ada juga perjalanan ke sebuah mata air di Bandung Selatan dan wisata sejarah yang Pangalengan. Para peserta biasanya orang dengan minat pada sejarah dan fakta-fakta lain tentang Bandung.

Ramah lingkungan

Tidak hanya t-shirt, tetapi Mahanagari juga datang dengan desain folder kertas unik untuk menggantikan kantong plastik konvensional. Kemasan produk ini adalah link antara kampanye Mahanagari dengan orang-orang organisasi sosial lainnya.

Inovasi dilakukan dengan hanya-card board. Kartu-dewan dipilih karena praktis, murah, dapat digunakan kembali, dan dapat didaur ulang.

Untuk kemasan yang ramah lingkungan, Mahanagari, selama acara Indonesia Good Design Selection, menerima Gold Award untuk Best Design Indonesia 2008 untuk kategori T-Shirt Packaging, yang diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Para juri memutuskan bahwa gambar dan desain yang tidak hanya untuk tujuan penjualan, tetapi juga minat tentang sosial dan kepedulian," kenang Benben.

Strategi ini telah diterima dengan baik oleh warga Bandung. Berbagai desain terbang dari rak. Hal ini juga karena kepentingan rakyat meningkatkan kampanye Mahanagari untuk wilayah sejarah dan berbagai khas di Bandung.

Untuk 2010, Ben berencana untuk mengambil Mahanagari takik. Dia menggambarkan rencananya 'otak menjual' sebagai. Menurut Ben, menjual otaknya berarti memiliki lebih banyak kreasi dan inovasi melalui produk-nya, dengan harapan bahwa investor dari sektor swasta akan melihat.

"Jika sinergi dengan para investor dapat dicapai, maka mudah-mudahan dengan modal lebih besar kita dapat memperluas Mahanagari sebagai perusahaan yang lebih besar untuk kampanye historis dan pendidikan."

(Yulvianus Harjono / Cornelius Helmy/C17-09)

10 Cara Memakai T-shirt Putih

KOMPAS.com - T-shirt putih memang tidak terkesan menonjol. Namun, anggaplah pakaian ini sebagai kertas putih yang kosong. Anda bisa mengisinya dengan gambar apapun yang Anda mau. Anda bisa mengenakannya dengan cara dress up atau dress down, tergantung padanan yang Anda kenakan. Berikut adalah beberapa contoh memadankan kaus putih Anda.

1. Tumpuk. Kenakan dulu tank top berwarna cerah (seperti kuning atau pink), baru lapisi dengan t-shirt putih. Warna putih pada t-shirt akan meredam warna-warna ngejreng pada tank top ini, namun sekaligus membuat t-shirt putih tidak terlihat membosankan lagi.

2. Dress up. Kaus putih biasa juga bisa lho, dipakai ke pesta. Anda bisa mengombinasikannya dengan blue jeans atau rok mini sequin warna hitam. Lengkapi juga dengan kalung bertumpuk-tumpuk (atau mutiara) sebagai aksesorinya. Orang lain tak akan menyadari bahwa pakaian dasar Anda hanya kaus warna putih!

3. Military blazer. Item ini tidak pernah basi, apalagi jika dipasangkan dengan kaus putih polos. Anda bahkan bisa mengenakannya untuk interview kerja bila Anda melamar di perusahaan kreatif. Kancingkan satu saja kancingnya.

4. Vest. Vest atau rompi juga merupakan cara yang asyik untuk membuat kesan tumpuk pada kaus putih polos. Anda bisa melengkapinya lagi dengan scarf atau kalung.

5. Ikat pinggang. Jika kaus putih Anda tidak terlalu ketat, kenakan skinny belt sedikit di bawah pinggang. Gaya ini cocok untuk yang bertubuh sedang, dan tidak membuat penampilan Anda terlihat terlalu ramai.

6. Suspender. Memang tak semua orang cocok memakai suspender. Butuh keberanian untuk memasukkan t-shirt Anda ke dalam celana panjang, lalu melengkapinya dengan suspender berwarna cerah. Kenakan gaya ini saat jalan-jalan dengan teman-teman perempuan.

7. Lengkapi dengan terusan. Lapisi kaus putih Anda dengan baju terusan lengan spageti, khususnya yang bercorak bunga. Bila gaun Anda berbahan tipis, kaus putih juga bisa menjadi dasar yang baik.

8. Kardigan. Entah itu kardigan pendek, kardigan panjang, kardigan dengan belt.... Padankan dengan skinny jeans dan sepatu datar. Bisa juga dengan legging dan boots untuk memberi kesan tomboy. Pilih oversized cardigan untuk gaya yang terakhir ini.

9. Rok atau shorts. Lihat gaya Rachel Bilson pada gambar 1. Ia bisa mengenakan celana pendek warna krem atau rok mini bergambar etnik, dan mengombinasikannya dengan blus rajut warna nude atau blazer. Dua-duanya seru!

10. Polos saja. Tidak punya ide akan memakai pakaian apa untuk kencan atau acara jalan-jalan bersama geng? Kenakan saja t-shirt putih tanpa layer apapun, dan padankan dengan jeans, entah itu boyfriend jeans, jeans robek-robek, atau palazzo.

Sumber: Divine Caroline

T-shirt Putih untuk 6 Gaya

KOMPAS.com - Tahukah Anda, satu t-shirt putih yang Anda miliki ternyata bisa dipakai dengan banyak gaya, dan dalam kesempatan yang berbeda-beda. Bahkan, bila t-shirt yang Anda pakai hanya pinjaman dari suami. Yang Anda perlukan hanya kreativitas dalam mempadupadankan. Beberapa contohnya bisa dilihat di sini:

Gaya 1. Kenakan kaus putih dengan rok A line warna ungu, jaket metalik lengan pendek, belt berukuran lebar, dan peep-toe heels bercorak bunga. Untuk melengkapi aksesori kenakan bangle.

Gaya 2. Kaus sebagai dalaman juga memungkinkan Anda tampil profesional sekaligus chic. Kenakan setelan blazer dan celana selutut warna coklat, dan belitkan belt ke pinggul dua kali. Jangan lupa lingkarkan kalung beaded dua kali di leher, topi fedora (boleh ditinggalkan bila Anda tak cukup berani), satchel bag, high heels, dan jam tangan emas.

Gaya 3. Paduan kaus putih dengan celana kapri warna krem akan terlihat cukup sopan dipakai ke acara bedah buku. Lengkapi penampilan Anda dengan dua kalung beaded link berbeda warna, skinny belt, tie-dye scarf, dan sepatu sol tebal model sling back.

Gaya 4. Menghadiri acara kursus memasak pun bisa tetap tampil gaya. Pilih vest rajut, rok dari bahan tulle, kalung beaded dari anyaman tali, bangle, dan sepatu sandal.

Gaya 5. Ada acara makan-makan ulang tahun rekan Anda di restoran favorit? Anda bisa tampil lebih muda dengan dress kemben dengan ikat pinggang ini di luar t-shirt putih. Anda tinggal menambahkan bando, clutch, dan high heels yang cantik.

Gaya 6. Untuk kencan bersama si dia di restoran yang selalu ramai dikunjungi penikmat hidangan, kenakan saja jeans, kardigan bermotif unik, kalung etnik, studded belt, dan pumps warna metalik. Tidak mencolok, namun pasti menjadikan Anda pusat perhatian.


DIN
Sumber : redbook

Pesona Batik Terpendam di Museum Tekstil

Jam sudah menunjukan pukul 10.30 WIB, namun cuaca terlihat mendung dan suasana di depan Museum Tekstil yang menempati bangunan tua bergaya arsitektur Eropa terlihat sepi seakan tak berpenghuni.

Bangunan dengan pagar pembatas di Jalan Aipda KS Tubun, Tanah Abang itu tergolong antik nan megah bak istana milik kepala negara namun diberi nama Museum Tekstil.

Ketika berjalan menuju teras bangunan gedung utama peninggalan abad ke-19 yang dibangun borjuis Perancis itu, terlihat pekerja berbaju kaos oblong berwarna biru tua membersihkan taman yang luasnya separuh lapangan bola kaki yang dikelilingi pepohonan rindang.

Di sela-sela tiang antik bagian depan pintu masuk gedung Museum Tekstil terlihat seorang pemuda membersihkan teras berlantai marmer dan yang lain menyodorkan buku tamu sekaligus menyobek karcis masuk dari atas meja senilai Rp2.000 per orang bagi pengunjung dewasa.

Kain batik yang dikurung kaca di tengah-tengah ruangan tamu yang memiliki luas seperti lapangan badminton itu, seakan menyambut para pengunjung yang masuk ke museum yang berdiri pada tahun 1976.

Dinding bagian kiri ruangan terpampang berbagai macam batik tulis dengan motif yang berbeda dari Pulau Jawa seperti taman arum dari Cirebon, Jawa Barat dan berbagai jenis "cating" atau alat untuk membuat motif batik, kemudian lilin, parafin, anglo dan wajan.

Sedangkan di dinding bagian kanan di ruangan itu terpampang sejumlah kain daerah lain seperti songket dari Medan, Sumatra Utara yang dipakai dalam upacara adat melayu dan berbagai jenis pewarna alami dari kulit kayu dan buah tanaman.

Tepat di bagian tengah rumah yang memiliki tiga kamar di bagian kanan dan kiri rumah itu dipamerkan peninggalan abad ke-18 berupa batik tertua yang masih tersisa berusia 233 tahun.

Peninggalan itu berupa umbul-umbul atau bendera dari Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat yang dibuat pada tahun 1776 berupa dari bahan katun dan sutera dengan motif kaligrafi Arab serta bergambar dua pedang kembar dengan didominasi warna hijau.

"Bendera ini merupakan ’masterpiece’, dan pada zamannya dijadikan sebagai pelengkap upacara adat seperti tolak bala dan bendera ketika menyiarkan Islam di Cirebon," ujar pengelola Museum Tekstil, Eko Hartoyo.

Batik tulis dengan ukuran panjang 310 sentimeter dan lebar 196 sentimeter pemberian dari Gusti Kanjeng Puteri Mangkunegara VIII yang diserahkan ketika museum itu diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto pada 28 Juni 1976.

"Kami hanya memajang duplikatnya saja, kalau bendera yang asli kami simpan bersama dengan benda-benda koleksi tekstil lain di museum ini," kata dia.

Selain batik, bagian dinding dan ruang kamar gedung yang pernah dimiliki Konsulat Turki sebelum dimiliki oleh Departemen Sosial tahun 1962 turut dihiasi berbagai macam jenis kain seperti ulos batak, ikat kepala wanita Bengkulu dan kain geringsing dalam upacara adat Bali untuk kelahiran, potong gigi, perkawinan dan kematian.

Bahkan selimut dari Timor Timur yang berpisah dari pelukan ibu pertiwi juga masih terpampang di salah satu bagian dinding yang kini perawatan dan pengelolaan museum diserahkan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.

Museum Tekstil kini memiliki total 1.826 benda-benda koleksi yang berhubungan dengan dunia tekstil termasuk peralatan mulai dari benang, hiasan tekstil, peralatan tenun, kain bukan tenun seperti kulit kayu dan kulit buah, serta kain tenun dan pakaian siap pakai.

Ribuan koleksi itu buatan akhir abad ke-18 sampai paruh pertama abad ke 20 dan sebagian besar benda koleksi dari berbagai daerah di tanah air itu disumbangkan oleh Wastaprema atau himpunan pecinta kain tradisional Indonesia.

"Namun hanya sekitar 100 koleksi saja yang dipamerkan secara bergantian di ruang pameran," ujar Eko.

Museum yang didirikan pada saat Ali Sadikin memimpin Jakarta tidak hanya memamerkan beribu cerita budaya dari benda mati, tetapi juga benda hidup seperti pepohonan yang digunakan sebagai bahan baku pewarna alami batik yang ditanam pada taman seluas 2.000 meter persegi di bagian belakang gedung utama.

Berbagai kursus dan pelatihan juga digelar di museum ini, agar budaya pembuatan tekstil tradisional Indonesia dapat dilestarikan.

"Pelatihan membatik mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat dan mereka yang mengikuti program ini telah mampu mengembangkan karyanya lebih profesional selain hobi," kata pengajar membuat batik Museum Tekstil, Krismini.

Bahkan para warga negara asing (WNA) yang tinggal di Ibukota Jakarta dewasa ini semakin meminati dunia batik baik sekedar belajar membuat atau membawa buah tangan dari tanah air serta dipamerkan.

Murid-murid yang datang dari negeri bunga sakura Jepang secara khusus mempelajari kerajinan tangan yang berasal dari suku jawa itu.

Krismini yang telah menjadi staf pengajar membuat batik selama 10 tahun di Museum Tekstil mengaku telah memiliki murid sekitar 1.000 orang dan separuh di antaranya berasal dari Amerika Serikat, Australia, Perancis, Inggris, Jepang, Korea Selatan dan Afrika Selatan.

"Awal 2009 hingga kini sedikitnya saya memiliki 20 murid dari luar negeri dan didominasi dari Jepang, kemudian pada bulan Juni-Juli mendatang terdapat beberapa kelompok dari Australia yang dijadwalkan belajar membatik kemari," kata dia.

Produk batik yang dihasilkan murid yang berasal dari luar negeri jauh lebih bagus dibanding batik yang dihasilkan oleh murid yang berasal dari dalam negeri seperti dari perguruan tinggi atau masyarakat Jakarta dan sekitar.

"Murid yang dari luar negeri rasa ingin tahun mereka lebih besar sehingga batik yang dihasilkan lebih halus, memiliki berbagai motif karena mereka sangat sabar dalam pembuatan. Kalau orang kita nggak sabaran dan terkadang hanya sekedar ingin tahu saja," jelas dia.

Suyoun Kim, (32) wanita berkebangsaan Korea Selatan yang ditemui di lokasi itu mengaku telah setahun mempelajari cara pembuatan batik di Museum Tekstil.

"Batik merupakan kain tradisional yang cantik dan membuat saya suka, tapi orang Korea tidak banyak yang tahu. Nanti kalau balik ke Korea saya ingin perkenalkan kain cantik ini dan membuatnya disana," ujar Kim dengan bahasa Indonesianya yang terbata-bata.

Kini museum itu berharap dimanfaatkan agar kebudayaan bangsa Indonesia tidak luntur karena tergerus oleh perkembangan zaman atau suatu saat nanti kekayaan budaya tekstil tanah air itu diklaim menjadi milik negara lain.

Sumber :Ant

Cermin Ajaib Gantikan Kamar Pas

Tri Wahono | Senin, 22 September 2008 | 15:58 WIB

HAMBURG, SENIN — Bolak-balik ke kamar pas untuk mendapat pakaian yang cocok mungkin tidak lama lagi akan jadi sejarah. Di masa depan, kamar pas akan diganti oleh cermin virtual buatan peneliti dari Institut Telekomunikasi Fraunhofer, Heinrich-Hertz-Institut (HHI) Jerman

Saat memamerkan di Berlin, Jerman, baru-baru ini para peneliti mengungkapkan, lewat alat mirip cermin ini para konsumen bisa melihat dirinya mengenakan berbagai pakaian tanpa perlu berganti baju. Jadi, mencoba-coba pakaian baru dapat dilakukan secara virtual langsung di depan gerai bahkan mungkin di mana saja.

Alat tersebut akan menjawab kegusaran kaum pria yang selama ini dianggap malas berbelanja busana karena harus keluar-masuk kamar pas. Akibatnya, mereka lebih senang mengenakan model baju yang sudah biasa dipakai. Para pelanggan cukup memilih baju dan cermin virtual akan menampilkan pelanggan tersebut sedang memakai baju yang dipilih.

"Cukup sulit untuk menciptakan gambar realistik dengan kaos oblong, kemeja, dan sweater di cermin virtual. Jenis-jenis pakaian ini tampilannya bisa terganggu, tergantung gerakan pemakainya," kata Anna Hilsmann dari HHI sebagaimana dilaporkan kantor berita DPA. Penyebab hal tersebut adalah karena tekstil punya berbagai kualitas elastis dan strukturnya tidak selalu seragam.

Dalam demontsrasinya, para pengunjung pameran itu dapat merasakan langsung kemudahan menjajal pakaian secara virtual dengan memilih simbol berbagai jenis pakaian. Masing-maaing kemudian tinggal berdiri di depan cermin ajaib yang di atasnya terpasang kamera. Kamera mencatat bentuk, gerakan, dan jatuhan garmen ke tubuh pengunjung.

Data tersebut kemudian dikirimke komputer yang akan melakukan teknik morph. Jika pengunjung berputar balik di depan cermin, gambar pakaian yang menyelimuti tubuhnya pun ikut berputar sehingga terlihat bagian belakangnya. Bayangan dan efek cahaya juga persis sama dengan aslinya. Nantinya, cermin ajaib ini juga dapat digunakan untuk para pelanggan yang ingin mencoba-coba kacamata atau perhiasan.

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons