Tahun 2011, Meeta Fauzan Angkat Desain Gaya Hidup Metropolis

Avitia Nurmatari - detikBandung

Bandung - Banyak hal yang bisa mengispirasi Meeta Fauzan (42) untuk bisa mendesain produk baju muslimnya. Tahun 2011 ini Meeta mengangkat gaya hidup metropolis pada desain busana muslimnya.

"Inspirasi bisa datang dari mana saja. Tahun ini saya mengambil tema gaya hidup metropolis yang dikombinasikan dengan budaya," ujar Meeta.

Meeta menerangkan, rancangannya tersebut simpel dan dinamis. "Warnanya bajunya cenderung ke abu-abu didominasi dengan warna-warna yang lebih cerah," terang Meeta.

Sementara tahun 2010 lalu, Meeta terinspirasi dari tenun yang dimix dengan daya kehidupan sehari-hari.

Saat ini Meeta sangat menikmati dunia fashion busana muslim yang digelutinya. Ia mengaku dunia fashion itu dinamis dan banyak perkembangannya. Meski demikian ia pun terkadang merasakan suka dukanya terjun di dunia fashion.

"Dukanya sih persaingan baju muslim itu kan sulit ya. Dari harga, dari model. Tapi untungnya saat ini sudah banyak orang yang mengerti fashion. Jadi karya kita dihargai sesuai dengan apa yang kita kerjakan," tutur Meeta.

Belum lagi, ada beberapa karya Meeta yang dicontek orang lain. "Pernah sih, saya lihat kok sama. Tapi ya sudah enggak apa-apa, karena tidak bisa hindari. Anggap saja ada pengakuan," kata Meeta.

Ke depan ia ingin lebih memajukan butiknya yang berada di Jalan Ganeca No 4 Bandung. "Pengen itemnya dilengkapi. Jadi seperti one stop shopping gitu," harap Meeta.

(avi/ern)

Karya Meeta Fauzan Kerap Mejeng di Fashion Show


Avitia Nurmatari - detikBandung

Bandung - Karya Meeta Fauzan (42) tak hanya dijual di butiknya saja. Produk fashion Meeta kerap diendorse untuk berbagai acara fashion show baik di wilayah Jabar maupun di luar negeri.

Kebetulan juga, Meeta bergabung dengan Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) Jawa Barat yang kerap menggelar berbagai acara fashion.

Busana muslim hasil desain Meeta juga pernah diperkenalkan di luar negeri. Pada tahun 2006 dan 2008 karya Meeta pernah dipertontonkan pada gelaran Fashion Show di Malaysia. Masih di tahun 2008 juga, Meeta pernah mengikuti kegiatan fashion show busana muslim di Singapore.

"Memang selain buka butik, saya juga suka ikutan fashion show bareng teman-teman desainer lain. Ya untuk memperkenalkan lah," ujar warga Dago Pakar Resort ini.

Semenjak berkarir sebagai fashion desainer busana muslim, jam terbang Meeta di dunia fashion show terbilang cukup banyak. Hingga saat ini, sudah sekitar 20 kali Meeta mengikuti fashion show pada berbagai kegiatan.

"Ya ada lah sekitar segituan, Alhamdulillah sudah sering," kata Meeta.

Agustus 2010 lalu, Meeta pun didaulat menjadi Ketua Milad IPBM ke 14. Pada kegiatan fashion show yang bertema CHARM West Java Moslem Fashion Expo ini, Meeta juga mempertunjukkan salah satu hasil karyanya yang bertajuk 'Eksotika Tenun'.

Selain promosi di ajang fashion show, Meeta hanya mempromosikan produknya dari mulut ke mulut saja. "Kalau masuk majalah sih pernah, tapi kalau secara langsung pasang iklan itu sih belum. Sejauh ini dari mulut ke mulut saja," kata Meeta.

(avi/ern)

Busana Muslim Eksklusif di Butik Meeta Fauzan

Avitia Nurmatari - detikBandung

Bandung - Busana muslim kini sudah menjadi tren tersendiri di dunia fashion. Mulai dari busana muslim yang diproduksi secara massal hingga butik-butik yang memproduksi produk spesial yang lebih berkelas.

Salah satu butik busana muslim yang ada di Bandung adalah milik fashion desainer asal Bandung, Meeta Fauzan. Butik yang dinamai sesuai nama pemiliknya tersebut menyediakan aneka produk pakaian jadi muslim.

Baju yang tersedia di Butik Meeta Fauzan ini mulai dari baju resmi untuk ke pesta atau undangan pernikahan, baju casual sehari-hari dan ada juga baju-baju batik. Selain itu, aksesori penunjang fashion seperti kerudung, kalung, sepatu, bros, dan tas juga tersedia di sini.

Karena hampir semua pakaian yang ada di butik ini didesain sendiri oleh Meeta, butik ini bisa dibilang cukup eksklusif. Karena satu desain paling banyak hanya diproduksi maksimal sebanyak lima item saja.

"Untuk baju muslim resmi, untuk ke pesta, biasanya paling banyak satu desain itu hanya diproduksi lima baju saja. Biasanya memang tidak satu desain satu baju, tapi minimum satu desain dua baju. Kecuali untuk baju sehari-hari itu bisa banyak," terang Meeta kepada detikbandung.

Pembeli di butik Meeta Fauzan juga kebanyakan dewasa muda atau ibu-ibu. Karena memang Meeta memfokuskan target marketnya untuk usia 30 tahun ke atas. Tapi jangan khawatir baju-baju di sini tampak jadul atau kuno. Warna-warna baju muslim yang ada di tempat ini cukup beragam. Modelnya pun selalu up to date mengikuti tren fashion busana muslim setiap tahunnya.

Namun memang tidak bisa membandingkan harga baju muslim di tempat ini dengan harga baju muslim yang diproduksi di tempat lain. Harga di tempat ini terbilang cukup tinggi karena tidak diproduksi secara massal.

"Harganya mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 275 ribu per itemnya," kata Meeta.

Di tempat ini juga disediakan penjahit agar pakaian yang dibeli benar-benar pas di badan. "Kalau ada yang beli, tapi ada bagian yang kurang pas atau longgar, bisa langsung disesuaikan di sini," ujar Meeta.

Jadi jika ingin memiliki baju muslim yang eksklusif dan tidak pasaran tidak perlu bingung, datang saja ke Butik Meeta Fauzan di Jalan Ganeca No 6 Bandung.

(avi/ern)

Risiko Jualan Online, Siap-siap Desain Dibajak


Avitia Nurmatari - detikBandung

Bandung - Memilih berjualan secara online, bukan tanpa risiko. Pri Agung, Owner Samesame Clothing, mengaku banyak desain-desain baju karyanya yang dicontek oleh orang lain.

"Sejauh ini ada sekitar 4 sampai 5 desain yang diambil orang. Sejak 2009 sudah ada sekitar 100 desain yang saya buat," kata Agung.

Dua tahun lebih menggeluti jualan online, menurut Agung salah satu kunci utama keberhasilannya adalah mempunyai Cuctomer Service (CS) yang ramah. Berdasarkan pengalamannya, ramah atau tidaknya CS berpengaruh terhadap penjualan.

"Dulu pernah CS-nya kurang ramah, itu pengaruh ke penjualan. Setelah ganti dan CS-nya lebih ramah, jualan saya ramai," kata Agung.

Cukup berhasil dalam bisnis onlinenya, kini Agung berkeinginan membuka toko. Namun tidak di Indonesia. Agung mengaku ingin membuka tokonya di luar negeri, yakni di Singapura.

"Ada cita-cita buka toko, tapi bukan di Indonesia. Pasarnya pengen go international. Jadi pegennya buka toko di luar negeri, di Singapura lah biar enggak terlalu jauh," kata Agung yang punya jargon 'Together is Better' bagi produknya itu.

Oh iya, bagi Anda yang ingin mencoba usaha, Samesame Clothing juga membuka peluang bagi yang ingin berjualan. Syaratnya beli baju minimal 3 pasang, maka Anda akan mendapatkan harga reseller.

(avi/ern)

Baju Samesame Clothing Hanya Bergerilya di Dunia Maya

Avitia Nurmatari - detikBandung

Bandung - Produk clothing semakin menjamur di Kota Kembang Ini. Hampir di setiap sudut kota, minimal ada satu outlet clothing atau distro. Namun ada juga yang memilih jalur online store untuk menjual produk clothingnya.

Salah satunya Samesame Clothing ini. Sejak awal, Pri Agung, Owner Samesame Clothing, memang fokus berjualan melalui online saja. "Karena basic saya dari IT (Information and Technology), jadi bagaimana jualan baju dengan konsep IT juga. Karena kalau buka toko sendiri itu kan ribet," ujar Agung kepada detikbandung.

Saat ini produk Samesame Clothing bisa kita jumpai di website www.samesameclothing.com atau di Facebook: Samesame Clothing. Untuk pemesanan, bisa melalui telepon, sms, atau kotak pesan di Facebook.

"Sekarang udah ada sekitar sembilan pegawai yang melayani pembelian," ujar Agung.

Menurut Agung, karena dijual secara online, produknya juga bisa dengan mudah dibeli oleh orang-orang dari luar Bandung, bahkan hingga luar negeri.

"Kalau di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Timika sudah pernah ada yang membeli. Kalau luar negeri paling Malaysia, Singapura, dan Rusia. Yang rusia itu orang kedutaan besar yang pesannya," terang Agung.

Sejauh ini, tutur Agung, 70 persen pembeli banyak yang datang dari akun Facebook, sementara 30 persen lainnya dari website. "Kalau dari Facebook mungkin lebih personal, nanya-nanyanya lebih enak," tutur Agung.

Meski demikian, banyak juga hambatan yang dialami Agung. Terkadang pembeli membanding-bandingkan harga dengan toko online lain yang lebih murah harganya.

"Tapi kita yakin aja sama jualan kita. Kalau desain baju kita memang eksklusif. Yang penting kita punya pasar sendiri," ujar pria pelontos ini.

Memilih berjualan produk baju couple pun tidak sembarangan tercetus begitu saja. Mulanya Agung ingin membuat distro muslim, namun ia kesulitan untuk mengonsep desainnya.

"Kaos couple itu everlasting. Karena pasti setiap saat ada yang pacaran. Kalau pacaran itu kan biasanya pengen baju-baju yang sama," kata Agung.

Karena itulah desain couple di Samesame Clothing lebih banyak dari desain keluarga. "Kalau keluarga hanya seperempat dari desain-desain yang saya bikin," ujar Agung.

(avi/ern)

Samesame Clothing, Baju Kembar Limited Edition


Avitia Nurmatari - detikBandung

Bandung - Sebagai pasangan, keluarga, atau geng, terkadang ingin mempunyai baju yang seragam agar terlihat kompak. Banyak kaos-kaos couple yang bermunculan di Bandung, tapi yang desainnya unik dengan barang terbatas masih terbilang jarang.

Dari sekian yang jarang itu, salah satunya brand kaos couple di Bandung yakni Samesame Clothing. Produk yang dijual baju dengan motif serupa untuk pasangan remaja dan keluarga muda.

Agar lebih eksklusif, jumlah produksinya pun tidak banyak. Menurut Pri Agung, 0wnner Samesame Clothing, mulai dari desain hingga produksinya dibuat ekslusif.

"Kita memang sasarannya untuk couple menengah ke atas. Dari desain dan produksinya kita buat eksklusif," ujar Agung kepada detikbandung.

Menurut Agung, satu desain produknya maksimal diproduksi sebanyak 10 lusin. "Kalau sudah mentok 10 lusin, kita enggak akan re-stock lagi," kata Agung.

Setiap desainnya disesuaikan dengan selera anak muda dan keluarga muda. "Biasanya kita buat per edisi. Untuk yang anak muda ada gambar nyelenehnya, untuk yang keluarga muda ada gambar-gambar serius," terang Agung.

Dalam satu bulan, Agung bisa mengeluarkan produk mulai delapan hingga sepuluh desain pasangan.

Khusus untuk family, ada tiga seri baju yakni untuk ayah, ibu dan anak. "Kalau untuk yang anak kecil, itu usianya mulai umur satu hingga enam tahun," jelas Agung.

Agung merintis usaha clothing ini sejak tahun 2009. Sebelumnya ia telah mencoba berbagai usaha namun tidak ada yang klop dengan hatinya.

"Dari SMA memang saya sudah mulai bisnis. Beli franchise, buka kafe, ya banyak lah. Akhirnya nyoba di baju, ternyata saya nyaman," ungkap Alumni STT Telkom angkatan 2006 ini.

Penasaran dengan produknya? Bisa dilihat di samesameclothing.com. Happy hunting!

(avi/ern)

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons