Riotic, dari Studio Musik ke Distro

Riotic, dari Studio Musik ke Distro
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Sejarah berdirinya distro atau industri clothing di Bandung cikal bakalnya berasal dari industri musik, khususnya musik indie. Begitupun dengan distro yang bisa dikatakan senior ini, Riotic, didirikan di tahun 1996. Awalnya adalah salah satu recording company di kota Bandung.

Menurut Pemilik Riotic, Dadan Ruskandar yang biasa disebut Ketu (dari kata ketua), terbentuknya Riotic awalnya dari kumpulan anak-anak muda Bandung yang biasa bermusik dengan genre punk rock yang tergabung dalam Hijau Enterprise. Keinginan untuk mendokumentasikan musik itulah yang memicu didirikannya industri rekaman label Indie dengan nama Riotic.

Riotic sendiri berasal dari kata riot yang diartikan Dadan sebagai kondisi cheos yang dilihat dari segi musik. "Tetapi bukan orangnya yang cheos," ungkap Dadan. Band punk rock pertama yang dibuatkan mini albumnya oleh Riotic Record adalah Turttle Jr. Kemudian Riotic Record membuat album Bandung Burning yaitu 17 kompilasi album punk rock yang kasetnya laku keras dan masih dicari sampai sekarang. Terakhir band yang adalah Authority yang salah satu anggotanya dalah anak almarhum seniman Harry Rusli.

Tak hanya band-band lokal yang dirilis Riotic Record tapi juga band-band indie dari luar negeri. Misalnya dari Belanda, Amerika, dan rata-rata negara di Eropa.

Banyak dari para penggemar musik punk rock tersebut menanyakan merchandise band, maka pada tahun 97 didirikanlah distro Riotic. Menurut Dadan, pada saat itu distro yang ada di kota Bandung baru Riotic dan Harder. Hampir 70 persen dari produk-produk Riotic adalah merchandise band-band musik indie, dimana mayoritas merupakan band lokal Bandung.

Sehingga image sebagai distro yang menjual merchandise band lokal indie seluruh Indonesia melekat di Riotic. Bahkan, salah satu band ternama tanah air, Peterpan menitipkan merchandisenya di tempat ini.

Tak hanya t'shirt juga CD, kaset, topi, pin dan lain-lain. Harga t'shirt berada di kisaran Rp 55-85 ribu, kaset Rp 12-18 ribu, topi Rp 60-65 ribu, pin Rp 5 ribu- Rp 7500. Riotic memproduksi cukup sedikit dalam memproduksi. Dalam satu kali produksi satu design hanya 30 pieces. Itupun tidak ada pengulangan produksi di kemudian hari.

Lokasi Riotic berpindah-pindah dari mulai Cijerah, Cicadas belakang BIP, Dago sampai akhirnya ditahun 2007 memilih Jl Sumbawa No 61. Dalam satu kawasan terdiri atas distro, tempat recording dan latihan serta kantin. Beberapa tempat duduk di sediakan di bagian depan. Setiap harinya Riotic ramai dikunjungi. Entah itu oleh anak band yang latihan ataupun sekedar kongkow hingga yang belanja. Terlebih ketika para pengunjung tahu kalau band-band ternama Bandung seperti Burgerkill, Jeruji, Pure Saturday melakukan latihannya di tempat ini.

(ema/ern)

Percantik Kerudung dengan Aneka Peniti Kristal

Percantik Kerudung dengan Aneka Peniti Kristal
Tya Eka Yulianti - detikBandung

Bandung - Siapa bilang kreasi bagi busana muslim terbatas. Justru dengan semakin berkembangnya fashion di dalam dan luar negeri, makin beragam juga cara untuk mempercantik penampilan para muslimah. Salah satunya yaitu dengan mempercantik kerudung. Bisa dengan mengkreasikan cara pemakaian, sampai dengan mempermanis
kerudung dengan hiasan.

Saat ini, aksesoris yang 'wajib' dimiliki muslimah yang menggunakan kerudung yaitu peniti. Bukan sekedar peniti biasa untuk membuat tatanan kerudung rapi.
Tapi peniti yang satu ini akan memberikan aksen tersendiri yang membuat tampilan kerudung Anda semakin gaya.

Ukuran peniti ini memang jauh lebih besar dari peniti biasa. Hiasan berupa batu-batu kristal dipasang di antara peniti tersebut. Juntaian rantai dengan hiasan kristal dan manik-manik pun membuat peniti ini jadi spesial.

Tak heran, kini di pusat-pusat perbelanjaan, aksesoris ini tengah ramai dijajakan. Seperti di Pasar Baru Bandung, hampir seluruh penjual aksesoris dan kerudung menjual item ini.

"Ini lagi nge-tren, banyak yang beli," ujar Eli (36) salah seorang penjual peniti kristal di Valentine Accessories di Lantai II Pasar Trade Center.

Eli menuturkan peniti kristal ini mulai ramai dicari sejak bulan Ramadan lalu. "Dari sebelum Lebaran ramainya. Banyak ibu-ibu dan anak muda yang nyari untuk
aksesoris kerudungnya. Kerudung biasa jadi lebih cantik pakai hiasan peniti ini," kata Eli.

Warna-warni batu kristal yang memancarkan cahaya akan membuat tampilan kerudung jadi lebih 'wah'. Penti-peniti tersebut dibuat sangat bervariasi bentuknya. Ada yang bandulannya pendek dan panjang. Bandulan panjang, bisa disematkan secara melingkar di samping leher.

"Gaya peniti kristal ini kaya orang India," tutur Eli.

Harganya pun bermacam-macam, tergantung jenis kristal dan hiasan yang digunakan, mulai dari harga Rp 10.000 hingga Rp 65.000 "Makin banyak batu kristal dan bentuknya yang susah, harganya lebih mahal," tuturnya.

Variasi warnanya, memang menggoda penggemar kerudung untuk mengoleksinya. Tak heran, kaum hawa yang menggunakan kerudung begitu antusias membeli peniti kristal ini untuk disematkan pada kerudungnya.
(tya/ern)

Koleksi Incaran Bolamania

Koleksi Incaran Bolamania
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Berbagai merchandise yang berkaitan dengan sepak bola akan selalu diincar para maniak olahraga yang satu ini. Tak hanya dalam negeri tetapi merchandise klub-klub dari luar negeri. Tak jarang, merchandise original dengan harga yang selangit bukanlah jadi persoalan. Kepuasan para kolektor pernak-pernik sepakbola yang diutamakan.

Sebutlah merchandise-merchandise seperti t'shirt, karpet, handuk, tempat tisu, mug, sprei, kap lampu, pin sampai aksesoris mobil seperti jok, safety belt dan lain-lain. Koleksi lengkap segala hal tentang bola ini bisa didapatkan di Chioda, Jl Lembong 28. Lokasi toko yang agak menjorok tidak begitu terlihat dari luar. Ketika memasuki toko sudah disapa dengan aroma olahraga, tak hanya sepakbola tapi olahraga lainnya. Namun, produk-produk sepakbola yang mendominasi koleksi olahraga di toko ini.

Setiap produk olahraga khususnya sepakbola bisa dipilih yang original atau lokal dengan harga yang juga 'original' alias lebih mahal atau harga lokal yang lebih murah. Untuk harga original rata-rata berkisar di angka seratus ribuan sedangkan untuk produk lokal masih terjangkau di bawah seratus. Itupun tergantung produk apa yang dipilih. Tentunya untuk para kolektor sejati harga tidak menjadi masalah.

Diakui salah seorang karyawannya Sandra, beberapa pengunjung sempat protes dengan harga original yang melambung. Namun tetap saja ada pengunjungnya yang mencari produk original.

Naik ke lantai 2, tersedia aneka poster sepak bola dari berbagai kesebelasan dengan dominasi kesebelasan luar negeri. Dari mulai yang lembaran sampai poster yang sudah diblok dengan harga rata-rata Rp 100 ribu. Siapkan saja keuangan, apakah memilih yang original atau lokal?
(ema/ema)

Merangkum Musik, Film dan Tokoh dalam T-Shirt eGo

Merangkum Musik, Film dan Tokoh dalam T-Shirt eGo
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung

Bandung - Tan Malaka, Marlyn Monroe, Pulp Fiction nama-nama yang mengingatkan kita pada tiga hal yakni, tokoh, musik dan film. Ketiga hal berbeda itu terangkum dalam wujud t-shirt yang bisa ditemui di eGo.

Distro yang berdiri sejak Desember 2007 ini memberikan alternatif baru dalam fashion. Jika wajah selebriti sudah sering terpampang di t-shirt, eGo menawarkan wajah-wajah populer di bidang-bidang lain, termasuk politik.

Menurut pemilik eGo, Supriatno Yayat, dirinya memilih tema ini karena ingin memberikan pilihan bagi konsumen untuk mengidentifikasi diri melalui t-shirt.

"Pilihan t-shirt seseorang menjadi representasi orang tersebut. Misalnya jika memilih t-shirt Mao, menggambarkan orang yang cenderung ke aliran kiri" jelas Al, begitu dia akrab dipanggil.

Al juga menambahkan, pemilihan nama eGo karena mudah diingat. Istilah ini juga memiliki arti yang serupa dalam dua bahasa, dalam bahasa inggris maupun indonesia.

Beberapa corak t-shirt lain yang ditawarkan di sini memang tergolong unik. Corak untuk jenis film maupun musik mengusung wajah-wajah dengan aliran yang jarang. Misalnya Bjork dengan jenis musik electronica, atau Trainspotting film bergenre cult classic.

Harga yang ditawarkan untuk t-shirt di sini bervariasi mulai dari Rp 40 ribu sampai Rp 70 ribu. Perbedaan harga tergantung tingkat kerumitan desain baju. Menurut staf operasi eGo, Tiara, desain corak t-shirt dan pemilihan bahan baju dilakukan sendiri.

"Jadi semakin rumit desain dan semakin bagus bahan mempengaruhi harga," tutur Tiara.

T-shirt yang ditawarkan tidak hanya untuk pria yang biasanya identik dengan kegiatan-kegiatan aktivis atau corak pakaian yang unik. Pakaian ukuran wanita juga ditawarkan di sini.

Selain desain yang sudah tersedia, pelanggan juga dapat memesan desain tertentu sesuai selera. Bahkan dapat memesan t-shirt dengan potret diri sendiri. Harga yang ditawarkan untuk pemesanan t-shirt bisa mencapai Rp 100 ribu untuk pesanan satuan, tergantung desain. Jika memesan sebanyak 12 unit, harga yang ditawarkan kisaran Rp 40 ribu.

Menurut Tiara, meski kini hanya menawarkan aneka t-shirt, tidak lama lagi eGo akan meluncurkan produk celana boxer. Produk celana boxer ini nantinya tidak mengubah konsep awal, yakni penggunaan corak wajah musisi, film atau tokoh.

Aneka t-shirt unik ini dapat diperoleh di outlet eGo di Jalan Dipatiukur 7B. Model-model t-shirt dapat dilihat di situs http://egotshirt.blogspot.com. eGo menyalurkan produknya ke beberapa outlet di Bandung, seperti ian's report, Fuku ya dan Achtung. Aneka t-shirt ini juga disalurkan ke Cirebon, di Jalan Kutagara 38. Rencananya akan merambah juga ke Jakarta dan Yogyakarta.

Jadi, t-shirt mana kah yang merepresentasikan aliran anda?(twi/ern)

Bergaya ala Tokoh Komik Jepang

Bergaya ala Tokoh Komik Jepang
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung

Bandung - Komik Jepang seperti Naruto, One Piece, Slam Dunk tentu tidak asing bagi pecinta manga (sebutan komik Jepang-red). Jika biasanya hanya bisa mengamati gambar-gambar di komik, kini pembaca komik juga bisa bergaya ala tokoh komik. Aneka baju-baju tokoh komik atau yang biasa disebut coshplay dapat diperoleh di Gonzo.

Kostum tokoh-tokoh komik yang disediakan di Gonzo didesain sedemikian rupa untuk dapat dikenakan sebagai pakaian sehari-hari. Seperti misalnya jaket Naruto dengan corak biru oranye, sudah bukan barang baru lagi di kalangan pecinta Manga.

Menurut staf pengelola Gonzo, Renny, kostum-kostum tersebut merupakan barang lokal yang diproduksi sendiri. "Jadi kalau pelanggan ingin memesan coshplay juga bisa," tutur Renny.

Di samping pakaian ala komik, beberapa atribut berbau manga dan Jepang juga tersedia di sini. Diantaranya yukata dan bakiak Jepang. Yukata sendiri merupakan pakaian wanita tradisional yang biasa digunakan untuk acara tertentu.

Seiring waktu, yukata kini tersedia dengan model modern. Gonzo sendiri menyediakan kedua model yukata, yang modern dan klasik. Bahkan pelanggan sebelumnya dapat memesan yukata sesuai keinginan. Melengkapi gaya Jepang anda, di sini juga tersedia sandal bakiak.

Atribut-atribut lain seperti tas, pin, aneka t-shirt, kalung dan lainnya juga tersedia di sini. Sebagian besar atribut yang tersedia di sini merupakan barang impor. Demikian juga dengan barang-barang berbau Jepang lainnya, semisal CD musisi Jepang atau film-film Jepang yang jarang tersedia.

Kolektor juga dimanjakan dengan barang-barang seperti action figure komik-komik Jepang, aksesori-aksesori seperti jam tangan, kalung sampai gantungan kunci berbau anime Jepang tersedia.

Harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Mulai dari harga Rp 1000 sampai ratusan ribu rupiah, tergantung dari jenis barang. Coshplay ditawarkan berkisar puluhan sampai ratusan ribu rupiah. Untuk yukata sedikit lebih mahal, berkisar Rp 200 ribu sampai Rp 850 ribu.

"Harga jual yukata tergantung pada bahan dan modelnya," jelas Renny.

Barang-barang koleksi seperti figure action juga termasuk terjangkau, mulai dari Rp 15 ribu sampai dengan Rp 200 ribu. Sementara untuk film-film Jepang original ditawarkan berkisar Rp 165 ribu sampai Rp 300 ribu.

Penasaran ingin berkostum ala tokoh komik? Anda dapat mengunjungi outletnya di Jalan Cihampelas 42A. Dua cabang Gonzo lainnya tersedia di Jatinangor Townsquare serta di Surabaya, tepatnya di Pakuan Trade Center Jalan Puncak Indah 2.
(twi/ern)

Seni Rajah Modern, Aset Wisata Kota Bandung

Seni Rajah Modern, Aset Wisata Kota Bandung
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Bandung sebagai kota jasa dan wisata tak hanya memiliki distro dan ribuan jajanan lezat yang wajib disambangi. Satu bentuk sub kultur seperti tato pun kini menjadi ikon baru wisata, tak hanya di kota Bandung, juga Jawa Barat.

Kent Tatoo Studio & Piercing. Studio tato dan tindik yang berdiri sejak 8 September 1990 ini mendapatkan penghargaan oleh dari Dinas Pariwisata Kota Bandung sebagai salah satu aset kebudayaan dan pariwisata Jawa Barat. Didirikan oleh Yusefthia Suwardi yang akrab dipanggil Kent Kent.

Ketika ditemui di studio utama Kent Studio,Jl Wangsareja Gg Ardisasmita No 20, manager studio, Ari yang didampingi salah satu senimannya Kent Tatoo, Bunda mengatakan Kent Studio tak hanya dipublikasikan di Jawa Barat. Sebuah tabloid Taiwan pun pernah memuat tentang Kent Studio.

Tato yang dahulu dianggap sebagai simbol premanisme dan kekerasan kini bisa digunakan untuk menutupi kekurangan tubuh. Itulah salah satu permintaan para pelanggan Kent Tattoo khususnya kaum hawa. Bunda menuturkan, banyak wanita yang meminta tato dibuat untuk menutupi bagian-bagian tubuh yang kurang enak dipandang. Misalnya, bagian perut yang memiliki bekas operasi usus buntu atau bekas luka lainnya.

Biasanya, tato dibuat sesuai dengan anatomi tubuh pelanggan. Sehingga tak hanya aman tetapi memenuhi unsur estetika. "Misalnya jika tato akan dipasang di bagian tangan maka akan gambarnya pun disesuaikan dengan anatomi tangan si pelanggan," tutur Ari.

Kent Tattoo sudah mendapatkan berbagai sertifikat dari banyak lembaga sebagai bentuk dukungan atas legalitasnya. Jadi, untuk para pelanggan yang ingin 'merajah' tubuhnya tak perlu takut untuk mengunjungi Kent Tatto karena dari segi medis, Kent Tattoo terbilang aman. Meski demikian, harus dipikirkan matang-matang sebelum menato tubuh. Menurut Bunda, biasanya setiap pelanggan ditanya terlebih dahulu tentang kesungguhannya agar tidak menyesal di kemudian hari.

Tak hanya rekomendasi dari Dinas Pariwisata, sebagai pionir budaya tato menato di Bandung, Kent Tattoo sudah mencetak berbagai prestasi. Salah satunya masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan prestasi melukis pada tubuh (body painting) dengan peserta terbanyak pada Mei 2007 dan sederetan prestasi lainnya.

Jika sudah mantap untuk menato tubuh, bisa datang ke Kent Tattoo, bisa ke studio utama yang cukup berliku-liku di gang kecil atau ke Metro Soekarno Hatta Estate, Jl Venus Timur 10. Selain di Bandung, Kent Tattoo membuka cabangnya di Lampung, Palembang dan Surabaya. Tersedia juga jasa tindik atau piercing. Penasaran informasi lengkapnya? Silakan klik www.kent-tattoo.com.
(ema/twi)

T-shirt, Media Baru Membaca Berita

T-shirt, Media Baru Membaca Berita
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Informasi terkini seputar peristiwa yang menjadi sorotan ternyata tak hanya terekam oleh media elektronik maupun cetak. Kreatifitas anak muda Bandung yang seolah tak surut bisa membuat sebuah peristiwa terekam dalam t'shirt. Itulah yang menjadi jualan distro Ian's Report.

Ian's Report, nama ini diambil dari nama si pemilik, Andrian Tristianto yang akrab dipanggil Rian, putra raja FO Bandung Ferry Tristianto. Lokasinya pun bersebelahan dengan Galeri Lelaki yang dikelola oleh sang ayah, yaitu di Jl RE Martadinata No 36.

Menurut Manager Ian's Report Licky Chandra, report bisa diartikan berita, berita dari Ian untuk masyarakat yang terdokumentasikan melalui fashion. Berita tersebut bisa menjadi pesan moral yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang peristiwa yang berlangsung. Maka, an Daily Read Wear pun diambil sebagai tagline dari distro yang satu ini.

Kasus Adam Air misalnya, dalam t shirt digambarkan adanya kapal terbang yang tersangkut di sebuah pohon. Tulisan bernada pertanyaan 'Where's Adam?' menjadi triger yang menunjukan bahwa desain dan tulisan tersebut menggambarkan kasus Adam Air. Kasus IPDN digambarkan dengan bentuk telapak kaki yang digantungkan label di jempol kaki seperti di kamar jenazah, labelnya bertuliskan 'Death During Training'. 'Run Forest Run' dibuat sebagai bentuk keprihatinan akan perusakan hutan di tanah air. Atau tulisan sederhana seperti 'Choose Me' untuk mendukung Jawa Barat yang kini dalam atmosfer Pilkada.

Menurut Licky, distro yang berdiri pada tahun 2006 ini awalnya berupa clothing. Namun beberapa bulan ini, tepatnya d 2008 Ians Report mulai mengambil beberapa koleksi dari clothing lain. "Agar koleksi kami lebih banyak," tutur Licky. Meskipun diakui Licky koleksi Ians Report masih mendominasi sebanyak 70-80 persen. Produk-produknya pun lebih banyak untuk kaum laki-laki.

Ditambahkan Sandy, desainer Ian's Report ada sekitar 10 clothing yang produknya ada di tempat ini seperti Indigo, Almost, Battle Royale dan brand lain Ians Report, Peep Pin. Menurut Sandy, desain-desain t'shirt Ian's report menggunakan vektor Grafis.

Sebelumnya, ungkap Licky, Ian's Report selalu meng up date setiap informasi ke dalam t'shirt seminggu setelah peristiwa berlangsung. Namun, kini lebih memfokuskan pada hal-hal yang sifatnya lebih global. "Pasar ternyata tidak terlalu antusias terhadap berita-berita yang spesifik," tutur licky.

Ian's Report memproduksi t'shirt, sweater, jaket, topi, tas, aksesoris, dompet juag ikat pinggang. Untuk t'shirt harga standar dari Rp 75-85 ribu, jaket Rp 100-150 ribu, tas sekitar Rp 1000 ribuan. Jika sudah biasa membaca berita di koran, televisi atau lainnya, kenapa tidak mencoba membaca informasi itu di Ian's Report Daily.

(ema/twi)

Bergaya dan Berkilau Bersama Flashy

Bergaya dan Berkilau Bersama Flashy
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Seiring waktu, hidup digiring kepada segala bentuk kepraktisan. Seperti halnya laptop, karena lebih portable, laptop yang dulu masih menjadi barang mewah pun kini sudah menjadi 'teman' dalam aktivitas sehari-hari. Tak hanya di tempat kerja, ruang pendidikan tetapi juga di sudut-sudut tempat hiburan, cafe, atau mall yang sudah begitu banyak menyediakan fasilitas hotspot.

Trend penggunaan laptop ternyata dilirik dunia fashion. Untuk para wanita, Flashy menyulap tas-tas laptop yang terkesan kaku menjadi lebih stylish dan eye catchy.

Besar tas tak jauh beda dengan tas laptop yang biasa ada di pasaran. Hanya saja, Flashy mendesain tas laptop dengan bahan dan corak berbeda yang membuat tas ini lebih terlihat sebagai tas kepit biasa. Berbahan dasar PVC dengan pemilihan corak dan warna-warni yang beragam yang membuat tas tak hanya enak dijinjing tetapi juga enak untuk dilihat. Tas laptop ini bisa didapatkan dengan harga Rp 140 ribu.

Flashy, distro ini produk awalnya adalah tas. Tas-tas kepit yang girlie menjadi salah satu ciri khas tempat ini. Permainan corak yang ramai sekaligus warna yang cerah menjadi andalan. Di tahun 1997 tas-tas flashy sudah beredar walaupun by order dari pelanggan. Barulah pada tahun 2000 Flashy membuka gerainya di Jl Dipatiukur No 1. Akhir 2007 cabang lain di Jl Sultan Agung pun dibuka.

Menurut pemilik Flashy, Windy Wulandry, produk Flashy memang dibuat khusus untuk wanita dari usia 15-25 tahun. Tak hanya tas, juga tersedia dompet, jaket, t'shirt, blous, tempat handphone dan lain-lain. Flashy yang diartikan berkilauan diharapkan Windy bisa membuat pemakainya terlihat lebih 'berkilau'.

Desainer Flashy membuat setiap desain produk disesuaikan dengan trend saat ini. Tak hanya berlaku untuk tas kepit tetapi juga untuk blous. Misalnya blous-blous panjang selutut yang sedang nge-trend dipadukan dengan legging.

Untuk kaum adam, manajemen Flashy mengeluarkan brand clothing lain dengan nama Liquid. Maka, nama Flashy pun ditambahkan menjadi Flashy, Liquid Shop. Jadi tidak perlu bengong jika menenemani pasangan ketika berbelanja ke Flashy. Satu ruang lain yang disebut room mate disediakan untuk brand clothing lain. Lebih dari 10 clothing seperti Indigo, Cosmo, Insomnia, dan lain-lain.

Untuk harga tak jauh beda dengan distro lainnya. Tas dari Rp 40-70 ribu, T'shirt dari Rp 65-200 ribu, dompet dari Rp 45-80 ribu.

(ema/ern)

Anonim, Satu Distro Seratus Merek


Anonim, Satu Distro Seratus Merek
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung

Bandung - Kota Kembang telah dikenal banyak dengan berbagai jenis clothing company yang makin menjamur di kalangan muda. Jumlah merek clothing company yang lebih dari seratus tidak mengharuskan anda mengunjungi satu persatu, Anonim menyediakan hampir semua merek.

Pemilik Anonim, Dede menceritakan berdirinya distro ini diawali hobi menonton film dan mendengarkan musik. Pada September 1999 Anonim didirikan dengan menawarkan produk-produk merchandise film import, seperti poster dan t-shirt dari grup band / film yang sedang terkenal saat itu. Sebagai strategi untuk mengisi toko, Anonim mengundang clothing company lokal untuk bergabung, serta menjual juga kaset-kaset dan merchandise beberapa grup musik underground Bandung.

Kini, sekitar 100 merek clothing company ditawarkan di distro berukuran 150 meter persegi ini. Berbagai merek yang ditawarkan berasal dari Bandung, Jakarta sampai Bogor. Menurut Dede, Anonim menawarkan konsep one stop shopping.

"Jadi orang tidak perlu jauh-jauh untuk mencari produk-produk clothing company," jelas Dede.

Meski demikian, tidak serta merta semua jenis produk clothing company dapat dipajang di sini. Diakui Dede, gaya fashion yang diusung di sini tergolong kasual.

"Kami lihat dulu model dan desainnya sebelum dipajang di sini. Jadi ada standar tertentu," jelasnya.

Seiring berjalannya waktu, tidak hanya mengusung gaya busana untuk kalangan muda. Setelah sembilan tahun berdiri, kini tersedia jenis pakaian untuk anak-anak bahkan ada juga untuk bayi. Namun jangan harap dapat menemukan jenis pakaian bayi bergambar kartun seperti pada umumnya. Model pakaian anak yang ditawarkan disini tidak jauh berbeda dengan desain pakaian orang dewasa.

"Sesudah sembilan tahun, pelanggan juga tentu bertambah usia. Nah, pelanggan yang ingin memberikan gaya kasual layaknya orang dewasa, gaya yang berbeda dari anak-anak pada umumnya, di sini kami sediakan," tutur Dede.

Keunikan produknya tidak hanya sampai di situ. Salah satu produk yang juga banyak diminati yakni pakaian untuk pasangan. Tersedia ukuran untuk pria dan wanita dengan tulisan-tulisan unik tertera pada t-shirt. Misalnya, "Say hello to your future girlfriend" untuk wanita dan "say hello to your future boyfriend" untuk pria.

"Rencananya akan dibuat pakaian untuk orangtua dan anak," ungkap Dede.

Produk-produk selain pakaian di sini juga ditawarkan aneka sandal, sepatu, tas sampai topi. Tersedia juga berbagai merchandise band-band lokal sampai majalah-majalah lokal terbitan Bandung.

Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 1500 untuk stiker sampai yang paling mahal mencapai Rp 250 ribu atau Rp 300 ribu. Selain dimanjakan dengan produk-produk clothing yang khas dan berkualitas, pengunjung juga dapat bersantai di sini. Meski belum terlalu luas, kafe kecil yang tersedia di sini dapat menjadi tempat nongkrong pas bagi anak muda. Harga yang ditawarkan untuk berbagai jenis makanan di sini tidak sampai Rp 10 ribu.

Siap berburu aneka produk clothing company? Anonim bisa ditemui di Jalan Teuku Umar Dago, buka pukul 10.00 WIB sampai 20.00 WIB.(twi/ern)

Black ID, Ungkapkan Identitas dengan Fashion

Black ID, Ungkapkan Identitas dengan Fashion
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Setujukah anda jika nama mencirikan identitas? Mungkin tak selalu, tapi sepertinya akan setuju jika identitas bisa diungkapkan dengan berbagai cara termasuk fashion. Untuk para fashionista Bandung pastinya mengenal brand clothing bernama Black ID.

Black ID, identitas gelap atau tak terdeteksi, begitulah Store Manager Black ID di 18 Park, Jl RE Martadinata, Doni, mengartikan nama Black ID. Ketika begitu banyak ketidakadilan, ketimpangan dalam kehidupan sekeliling maka Black ID menginterpretasikannya dengan tagline Every Day Is Hell. Mungkin tak seekstrim itu, karena produk-produk yang ditawarkan Black ID memberikan kenyamanan untuk setiap pelanggannya. Sekelas grup band papan atas tanah air seperti Letto, Ungu, Vagetoz, VJ Daniel pun menjadi endornya Black ID.

Black ID didirikan pada 9 Februari 2004. Angka kelahiran itupun seringkali tertera dalam desain Black ID yaitu 924. Nyeleneh, begitulah konsep fashion Black ID. "Nyeleneh, di luar kebiasaan dan unik," tutur Doni. Konsep itu dipadukan dengan desain yang simple. Sekadar tulisan Black ID atau logo Black ID yang terinspirasi dari gambar pesawat tempur sebuah game.

Konsumen Black ID sendiri diungkapkan Doni dari pelajar SMU ke bawah, artinya produk-produk untuk usia 2 tahun pun tersedia di Black ID. Harga tetap kompetitif dengan clothing lainnya. Setiap bulannya, Black ID selalu mengeluarkan desain-desain baru.

Jika ingin alternatif lain, Diery, second brandnya Black ID bisa menjadi pilihan lainnya. Menurut Doni, Diery bisa diartikan die your diery, matilah keseharian kita. Logo jamur Diery menjadi pengharapan agar produk-produk Diery menjamur di masyarakat.

Produk-produk kedua brand tersebut Black ID maupun Diery, baik itu t'shirt, jaket, celana, sepatu, tas, celana boxer, ikat pinggang, dompet hingga pin hanya bisa didapatkan di tujuh toko Black ID, tidak di distro lainnya.

Black ID antara lain ada di 18 Park di Jl Martadinata 18, Jl Belitung No 3, di Jl Merdeka, samping Holand Bakery atau Jl Buah Batu. Selain di Bandung,produk-produk Black ID juga sudah tersebar di seluruh Indonesia.


(ema/twi)

Belanja Murah Meriah di Pasar Kota Kembang

Belanja Murah Meriah di Pasar Kota Kembang
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Belanja sudah seperti bagian dari rutinitas keseharian yang seolah sudah menjadi kewajiban. Tak hanya barang-barang FO atau distro yang menjadi sasaran, pusat perbelanjaan berkelas hingga pedagang pinggiran pun tak luput dari incaran para shopaholic.

Satu tempat berbelanja untuk mencari 'jajanan awet' murah meriah beragam kelengkapan fashion bisa didapatkan di Pasar Kota Kembang. Pasar Kota Kembang yang sering juga disebut Kokom (Kota Kembang-red) berada di kawasan Dalem Kaum, Alun-Alun Bandung.

Ratusan lapak-lapak para penjual berderet mengapit jalanan selebar sekitar 1 meter. Menyusuri pasar kota kembang yang sepanjang seratusan meter lebih ini akan membuat mata 'kalap' untuk belanja. Sepatu merupakan produk yang paling dominan dijual di tempat ini, selain tas, aksesoris, kain dan kosmetik. Mungkin tak sekelas barang-barang bermerek dengan kualitas tinggi, tapi jangan salah, model-model sepatu maupun tas yang dipajang tak kalah fashionable dengan produk keluaran merek terkenal.

Hampir semua lapak menjual produk yang tengah trend di pasaran. Misalnya flatshoes yang masih memiliki banyak penggemar, sepatu sandal, hingga sepatu yang memberi kesan glamour dengan warna-warna shocking yang kian digemari. Begitupun dengan tas. Replika-replika tas merek perancang terkenal seperti Dolce&Gabbana, Versace, Gucci dan lainnya menjadi tawaran yang menggiurkan karena trendy dan murah meriah.

Tentu saja, para pedagang di Pasar Kota Kembang tidak begitu saja menjual produk, mereka pun menjual barang-barang yang sedang trend di pasaran. Farhan (42) misalnya, yang sudah 13 tahun berjualan sepatu di Pasar Kota Kembang. Dirinya mengaku sepatu-sepatunya dibuat oleh pengrajin di Cibaduyut. Menurut Farhan, dirinya memproduksi sepatu dan sandal melihat trend di pasaran. "Sampai saat ini ada beberapa model yang masih digemari," tutur Farhan.

Menurut Asep, 90 persen sepatu yang dijual di Pasar Kota kembang berasal dari Bogor. "Hanya sedikit dari Cibaduyut karena Bogor memiliki model dan bahan yang lebih bervariasi," ujarnya. Sebelum tahun 2003, Farhan bisa mendapatkan omzet per harinya di atas Rp 1 juta, tetapi sejak adanya kenaikan BBM dinyatakan Farhan dia hanya mendapatkan di bawah Rp 1 juta, kadang setengahnya pun tidak.

Lain lagi dengan Jeyrohim (50) di mana sepatu yang dijualnya didominasi buatan Bogor. "Model-model dari Bogor lebih variatif," tuturnya. Dia mengaku sudah berjualan di Pasar Kota Kembang selama 27 tahun. Menurutnya, Pasar Kota kembang sudah ada sejak tahun 70-an.

Lain sepatu lain lagi tas, Dadan (32) yang sudah menjadi pedagang tas selama tiga tahun mengatakan tas-tas yang dijualnya dikirim dari Jakarta. Tas-tas tersebut diakuinya merupakan impor dari Cina. Meski bukan produk asli, koleksi-koleksi tas yang ada di sini tak kalah fashionable. Termasuk trend tas-tas besar dari mulai tas jinjing, tas kepit, dengan ornamen-ornamen yang bisa dipilih sesuai selera, feminin, glamour, atau casual.

Sepatu-sepatu di pasar Kota kembang berada di kisaran Rp 15 ribu-Rp 60 ribu. Bisa jadi, ada produk-produk tertentu yang memiliki harga di atas itu. Begitu pun dengan tas, harga terkecil bisa Rp 15 ribuan sampai yang ratusan, tergantung jenis tas yang dipilih.

Latihlah kepiawaian seni tawar menawar anda jika ingin mendapatkan produk idaman di tempat ini. Dijamin akan selalu takkan ketinggalan gaya tanpa harus mengeluarkan kocek besar.

Tempat ini cukup mudah karena memiliki lokasi terbilang strategis. Dari terminal Kebon Kalapa bisa menggunakan jurusan Sederhana-Sukajadi atau Elang Cicadas, menuju arah alun-alun Bandung dan Mesjid Raya. Berhenti di muka Jl Dalem Kaum lalu berjalan beberapa puluh meter ke arah kiri. Selamat berbelanja!

Order, Clothing Yang Diawali By Order

Order, Clothing Yang Diawali By Order
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Mengawali sebuah usaha bukan hal yang mudah. Untuk menjadi besar harus meniti langkah demi langkah dari sesuatu yang kecil. Begitu pula dengan clothing yang satu ini. Berawal dari hal kecil kini sudah bisa berkembang menjadi sebuah usaha permanen yang menjanjikan.

Order, itu di namanya. Di tahun 1999, tiga orang anak muda yang berkreasi membuat tas dan dompet by order, alias berdasarkan pesanan perorangan. Nama itulah yang akhirnya diambil sebagai nama brand merek, Order. Seiring perkembangan pasar, di tahun 2001 Order tak hanya memproduksi dompet dan tas tapi juga merambah industri clothing. Meskipun kini dari ketiga pendirinya hanya tinggal satu yang bertahan.

Menurut Store Manager Order, Irma, pusat pembuatan produksi Order sendiri ada di Kopo. Untuk toko ada di Jl Lombok 11/S dan di Trunojoyo 23 bergabung dengan brand Blank Wear. Pertama kali Order dibuka di Jl Lombok dengan petak yang kecil, namun akhirnya berkembang menjadi sebuah store yang akan membuat pelanggan nyaman berbelanja.

Dengan tagline Explore The Concept, ungkap Irma, produk-produk Order pun menyesuaikan dengan keinginan pasar. Corak-corak full print di jaket atau t'shirt pun bisa ditemukan di sini. Dalam setiap desainnya, nama Order selalu ditonjolkan, entah itu dalam tulisan besar atau desain lain yang simple.

Produk-produk Order bisa juga ditemukan di Anonim, Dicconnect atau Toilette. Begitupun di Order bisa pula menemukan brand Dagmar meskipun hanya sebagian kecil. Jika kebetulan keluar kota, Order pun sudah merambah ke provinsi lain di Indonesia

Untuk t'shirt kisaran Rp 70-80 ribu, jaket RP 120-145 ribu, celana Rp 90-125 ribu, dompet Rp 60-70 ribu, ikat pinggang dengan kepala terbuat dari metal seharga Rp 150 ribu.

Tentu saja, sekarang Order tak lagi menerima pesanan perorangan, namun untuk partai besar masih memungkinkan. Tapi sepertinya tanpa memesan pun, semua keinginan bisa saja terpenuhi di Order.
(ema/ern)

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons