Berburu Sepatu Sneakers, Casual dan Formal di Seba Shoes

Berburu Sepatu Sneakers, Casual dan Formal di Seba Shoes
Tya Eka Yulianti - detikBandung

Bandung - Sepatu Seba, yang merupakan hasil karya anak muda Bandung memang berkembang cukup pesat. Siapa sangka, sepatu seba yang sebelumnya dirintis Sebastian Reza
dengan cara door to door dan ditipkan pada distro temannya itu, kini mulai besar. Bahkan Sepatu Seba kini telah memiliki 3 outlet, yang terbaru, ada di Jalan Riau Nomor 114.

Kini nama Sepatu Seba sudah tak asing lagi. Begitu juga dengan sepatunya yang kini jadi tren tersendiri.

"Karena 2 toko sebelumnya bisa dibilang cukup sukses, makanya Seba buka lagi toko. Ini yang kedua di Bandung. Baru buka sekitar 3 minggu," ujar Mochamad Rezki, General Manager Seba Shoes saat berbincang dengan detikbandung.

Desain outlet Seba Shoes terlihat begitu simple dan minimalis. sepatu-sepatu ditata rapi di atas papan kayu. Modelnya pun beragam. Mulai dari jenis sneakers, casual hingga formal seperti vantopel. Mulai dari sepatu slip on, bertali, hi cut, dan low cut. Kisaran harga di Seba mulai dari Rp 450 ribu hingga Rp 850 ribu.

"Variasi sepatu di Seba ada 200 lebih model," tuturnya.

Kalau Anda punya kreasi sendiri, bisa juga loh minta dibuatkan. "Asal polanya masih sama dengan yang ada di Seba," syarat Rezki.

Rezki menjamin, kualitas sepatu di Seba merupakan kualitas terbaik karena dari bahan dan pembuatan dipercayakan pada ahlinya. Bagi mojang-mojang yang suka
sepatu Seba, tersedia juga sepatu untuk wanita. "Tapi modelnya ya bukan yang feminim," katanya.

Selain di Jalan LRE Martadinata, pusat Seba berada di Jalan Ciumbuleuit. Di Jakarta juga ada, yaitu di Jalan Mendawai Nomor 84. Jadi, bagi Anda Shoe Fetish rasanya belum lengkap koleksi Anda jika belum punya sepatu Seba.
(tya/ern)

The Butiku Usung Konsep Suasana Rumah

The Butiku Usung Konsep Suasana Rumah
Tya Eka Yulianti - detikBandung

Bandung - Saat berbelanja di butik, biasanya seorang pembeli datang untuk mencari pakaian yang cocok serta pas lalu bayar dan pergi. Tak ada alasan berlama-lama. Apalagi jika datang bersama pasangan atau anggota keluarga lainnya. Tak jarang sang pengantar yang biasanya kaum pria itu malah bete karena mengantar belanja.

Namun tak perlu khawatir terjebak kondisi seperti itu saat datang ke The Butiku di Jalan RE Martadinata 114, Kota Bandung. Karena konsep di butik ini dibuat hommy agar pengunjung merasa betah.

Di bagian tengah butik, terdapat sofa empuk yang bisa jadi ruang tunggu. "Sengaja dibuat ada ruang seperti ini, biar pengunjung lebih santai, seperti di rumah," ujar perempuan cantik pemilik The Butiku, Senny (34) saat berbincang dengan detikbandung.

Senny menuturkan, yang datang ke butiknya tak jarang diantarkan kekasih atau keluarga lainnya. Untuk membuat pengunjung dan pengantarnya nyaman, sebuah ruang yang berada di tengah butik disetting sebagai ruang tunggu. Deretan sofa ungu kontras dengan karpet bulu merah lengkap dengan tv flat terpasang di bagian depan atas. Ditambah mangkuk berisi permen yang tentu saja boleh dicomot.

"Kasian kan kalo nunggu sambil berdiri dan enggak ada hiburan. Kalau disini kan pacar atau yang ngantar bisa duduk-duduk sambil nonton siaran televisi. Yang diantar pun jadi enak milih-milihnya. Santai dan enggak ngerasa diburu-buru," katanya.

Interior butik pun terlihat sangat feminim dengan dominasi warna ungu. Pas dengan item yang dijual di butik ini, yang serba chic dan casual.

Nah, sekarang tak perlu ragu lagi meminta sang pacar untuk menemani Anda berbelanja kan?

(tya/bbn)

Serasa Punya Konsultan Fashion

The Butiku
Serasa Punya Konsultan Fashion
Tya Eka Yulianti - detikBandung

Bandung - Pengunjung terkadang merasa kebingungan saat mencari pakaian yang pas atau memperpadukan baju yang akan dikenakan. Seringkali pegawai butik tak terlalu membantu. Tapi di The Butiku, Anda justru bisa berkonsultasi dengan Senny (34) pemilik butik yang dengan senang hati memberikan saran untuk penampilan Anda.

"Kadang orang suka bingung, apa yang cocok dengan dirinya. Kalau bingung nyari yang cocok, saya biasanya carikan sesuai dengan pembawaanya," kata perempuan cantik berambut panjang itu saat berbincang dengan detikbandung di The Butiku, Jalan Martadinata 114, Kota Bandung.

Senny yang memang sangat tertarik dengan dunia fashion itu juga akan membantu memadu-padankan pakaian yang pas dan cocok. Lihat saja pada display, Senny akan memajang pakaian yang telah ia pilihkan.

"Saya sendiri yang pilihkan baju untuk display. Ini untuk memberi ide, kalau rok sepeti apa pas dengan atasan apa," katanya.

Dengan pelayanan seperti ini, diakui Senny banyak pengunjungnya yang suka dan merasa nyaman hingga berimbas pada penjualan. "Kalau pegawai saya yang melayani 'kan ya cuma melayani begitu saja. Tapi kalau sama saya, kita bisa sambil konsultasi. Makanya pas ada saya di butik, biasanya up selling-nya jadi tinggi," tutur Senny.

Ia sendiri mengaku tertarik di dunia fashion sejak zaman kuliah. Saat itu, Senny yang senang berbelanja ke luar negeri sering membeli pakaian lalu ia tawarkan pada teman-temannya.

"Memang seneng jualan, bawa dari luar lalu ditawar-tawain ke temen. Sukses, lalu saya seriusin," ceritanya.
(tya/bbn)

Asyiknya Bergaya Dengan Jaket Full Print


Asyiknya Bergaya Dengan Jaket Full Print
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Anda penggemar jaket? Mungkin jaket dengan motif full print cukup menggoda untuk menjadi koleksi.

Model football jacket yang tak pernah usang sangat cocok untuk anda yang ingin tampil kasual. Tentu saja, jaket-jaket seperti ini memang menjadi incaran anak muda atau orang-orang bergaya sporty.

Jaket full print kini sedang in di industri clothing. Hingga hampir di setiap distro atau clothing bisa ditemukan jaket motif full print dengan desain bervariasi. Setiap desain disesuaikan dengan kekhasan masing-masing clothing. Bisa hanya sekedar gambar, atau tulisan nama clothing biar lebih menunjukan identitas gaya anda.

Dengan dipadukan bersama t'shirt, jeans dan sepatu keds akan membuat penampilan terlihat lebih energik.
(ema/ema)

Datangnya Sakura di Kota Bandung

Datangnya Sakura di Kota Bandung
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Jepang, negara matahari terbit ini kian menerbitkan cahayanya dalam dunia fashion Bandung. Penggemar fashionnya yang terus bertambah, membuat pengusaha mulai banyak yang melirik industri fashion berbau Jepang.

Di tahun 2008 ini, dalam hitungan bulan sudah banyak berdiri home industri berbagai produk Jepang di Bandung, dari mulai baju tradisional, modern hingga pernak-perniknya yang sangat Jepang.

Bolehlah Indonesia tak punya bunga sakura, tapi tak ada yang bisa menolak hadirnya beragam budaya Jepang yang mulai menggurita. Sebut saja Sakura, sebuah tempat baru yang akan membawa anda pada beragam fashion tradisional khas Jepang.

Jika tempat yang lain lebih memilih fashion harajuku atau cosplay, pilihan Sakura adalah fashion tradisional seperti yukata (pakaian tradisional Jepang untuk dewasa), Jinbei (pakaian tradisional untuk anak-anak), lengkap dengan obinya serta sandal tradisional, geta.

Yukata adalah sejenis kimono berbahan katun yang digunakan hanya selapis. Berbeda dengan kimono yang pemakaiannya harus dua lapis. Yukata biasa digunakan saat festival musim panas di Jepang misalnya Festival Hanabi (kembang api) atau festival Bon-Odori (Tarian musim panas khas Jepang).

Tak hanya produk-produk Sakura yang mayoritasnya asli buatan Jepang, sang pemilik pun memang asli kelahiran Jepang. Dituturkan Yuyun, suaminya adalah warga negara Jepang. Nama Sakura sendiri diambil dari nama anak laki-lakinya, Sakura. Animo yang tinggi dari masyarakat Indonesia, Bandung khususnya terhadap budaya Jepanglah yang membuat Yuyun dan suaminya mencoba membuka Sakura di kota Bandung.

Meski asli Jepang produk-produk yukatanya adalah barang second, karena menurut Yuyun jika barang baru harganya akan lebih selangit. Untuk barang second asli Jepang saja bisa mencapai angka ratusan ribu.

Selain karena originalitas desainnya, yukata asli terbuat dari kain katun asli Jepang yang tidak bisa ditemukan di lokal. Namun, untuk yang ingin mendapatkan dengan harga miring, Sakura menyediakan produk-produk berbahan lokal yang bisa didapatkan dengan harga di bawah seratus ribu.

Yukata memiliki desain yang unik. Tabrak warna merupakan salah satu ciri khasnya. "Makin tabrak warna makin bagus," tutur Yuyun. Terlebih jika melihat jinbei, sepertinya akan membuat para ibu segera tertarik untuk mengenakan pada putra-putri mungilnya.

Jika membeli yukata atau jinbei, jangan lupa juga membeli geta, yaitu sendal tradisional Jepang atau bakiak ala Jepang. Geta memang unik karena memiliki dua hak di bagian bawahnya. Meski haknya terbilang rendah tapi untuk awal penggunanya akan cukup kesulitan. Jika sudah terbiasa lama-lama mungkin akan merasakan keunikan yang khas dari geta.

Geta tersedia dari mulai anak-anak, hingga dewasa. Untuk lelaki dewasa, geta lebih persegi dan tidak diwarnai, sedangkan untuk perempuan dan anak-anak, geta lebih lancip dan memiliki desain dan warna yang bervariasi.

Tak sabar ingin segera mencoba? Bisa datang ke Sakura, Jl Asmarandana No 2B Turangga atau bisa klik www.hikaru.co.id. Mungkin saja, ketika menggunakannya, anda akan merasakan sensasi festival di Jepang yang diwarnai indahnya bunga-bunga sakura.
(ema/ema)

Warna-warni Jepang Suguhan Hikaru

Warna-warni Jepang Suguhan Hikaru
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Jepang, negara matahari terbit ini kian menerbitkan cahayanya dalam dunia fashion Bandung. Penggemar fashionnya yang terus bertambah, membuat pengusaha mulai banyak yang melirik industri fashion berbau Jepang.

Di tahun 2008 ini, dalam hitungan bulan sudah banyak berdiri home industri berbagai produk Jepang di Bandung, dari mulai baju tradisional, modern hingga pernak-perniknya yang sangat Jepang.

Bolehlah Indonesia tak punya bunga sakura, tapi tak ada yang bisa menolak hadirnya beragam budaya Jepang yang mulai menggurita. Sebut saja Hikaru, sebuah tempat baru yang akan membawa anda pada beragam fashion tradisional khas Jepang.

Jika tempat yang lain lebih memilih fashion harajuku atau cosplay, pilihan Hikaru adalah fashion tradisional seperti Yukata (pakaian tradisional Jepang untuk dewasa), Jinbei (pakaian tradisional untuk anak-anak), lengkap dengan obinya serta sandal tradisional, geta.

Yukata adalah sejenis kimono berbahan katun yang digunakan hanya selapis. Berbeda dengan kimono yang pemakaiannya harus dua lapis. Yukata biasa digunakan saat festival musim panas di Jepang misalnya Festival Hanabi (kembang api) atau festival Bon-Odori (Tarian musim panas khas Jepang).

Tak hanya produk-produk Hikaru yang mayoritasnya asli buatan Jepang, sang pemilik pun memang asli kelahiran Jepang. Dituturkan Yuyun, suaminya adalah warga negara Jepang. Nama Hikaru sendiri diambil dari nama anak laki-lakinya, Hikaru. Animo yang tinggi dari masyarakat Indonesia, Bandung khususnya terhadap budaya Jepanglah yang membuat Yuyun dan suaminya mencoba membuka Hikaru di kota Bandung.

Meski asli Jepang produk-produk yukatanya adalah barang second, karena menurut Yuyun jika barang baru harganya akan lebih selangit. Untuk barang second asli Jepang saja bisa mencapai angka ratusan ribu.

Selain karena originalitas desainnya, yukata asli terbuat dari kain katun asli Jepang yang tidak bisa ditemukan di lokal. Namun, untuk yang ingin mendapatkan dengan harga miring, Hikaru menyediakan produk-produk berbahan lokal yang bisa didapatkan dengan harga di bawah seratus ribu.

Yukata memiliki desain yang unik. Tabrak warna merupakan salah satu ciri khasnya. "Makin tabrak warna makin bagus," tutur Yuyun. Terlebih jika melihat jinbei, sepertinya akan membuat para ibu segera tertarik untuk mengenakan pada putra-putri mungilnya.

Jika membeli yukata atau jinbei, jangan lupa juga membeli geta, yaitu sendal tradisional Jepang atau bakiak ala Jepang. Geta memang unik karena memiliki dua hak di bagian bawahnya. Meski haknya terbilang rendah tapi untuk awal penggunanya akan cukup kesulitan. Jika sudah terbiasa lama-lama mungkin akan merasakan keunikan yang khas dari geta.

Geta tersedia dari mulai anak-anak, hingga dewasa. Untuk lelaki dewasa, geta lebih persegi dan tidak diwarnai, sedangkan untuk perempuan dan anak-anak, geta lebih lancip dan memiliki desain dan warna yang bervariasi.

Tak sabar ingin segera mencoba? Bisa datang ke Hikaru, Jl Asmarandana No 2B Turangga atau bisa klik www.hikaru.co.id. Mungkin saja, ketika menggunakannya, anda akan merasakan sensasi festival di Jepang yang diwarnai indahnya bunga-bunga sakura.

(ema/ern)

Hunting Barang Langka di Limited Shop

Hunting Barang Langka di Limited Shop
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Untuk para fashionasta yang jelas selalu ingin beda, sebuah corner baru menyediakan koleksi barang-barang perlengkapan fashion yang akan langka anda temui di dunia. Produk-produk limited edition yang hanya sedikit diproduksi ini hadir di Limited Shop, corner baru di sudut Stamp Factory outlet.

Limited Shop yang baru hadir di Mei ini memang baru soft opening. Sangat berbeda dengan konsep Stamp sendiri, Limited Shop seolah dibuat khusus untuk produk-produk terbatas yang unik dan begitu langka. Ide pendirian Limited Shop sendiri dituturkan manager Stamp, Ari, di luar negeri manajemen Stamp menemukan ada barang-barang edisi terbatas yang tidak banyak diproduksi.

Kelangkaan itulah yang mencetuskan nama Limited Shop. Barang-barang yang ada di sana bukan barang sembarangan dan tidak banyak produsen yang mengeluarkan jenis barang yang sama. Kekhasan itu tak hanya terlihat dari barang-barang di Limited Shop, konsep store yang di desain berbeda dengan Stamp secara keseluruhan pun di desain seunik mungkin. Kesan simple nan uniknya interior ruangan terlihat dalam sapuan warna biru yang mendominasi.

Menurut Ari, semua barang-barang di Limited Shop adalah barang impor. Tak akan anda temukan satu barang dalam jumlah yang banyak. Kalaupun ada, hanya beberapa pieces saja. Tak hanya produk fashion, lighter set langka keluaran Zippo pun akan anda temukan di sini. Untuk penggemar Jim Bean, anda akan menemukan yang lighter set Jim Bean nomor 6641 dari 7500 yang diproduksi Zippo. Untuk pengemar The Beatles, Zippo edisi The Beatles bisa pula ditemukan di sini.

Atau sepatu merek Merrel seharga Rp 1.250.000 dengan sol vibramnya yang akan jarang anda temukan di Indonesia. Tak hanya produk Merrel, produk asli Gianni Versace, sepatu-sepatu Levi Strauss, dan produk edisi terbatas lainnya seperti kemben unik dari Cina atau rancoat keluaran Prideglide. Jangan khawatir, aneka produk langka lainnya akan segera menyusul. Its on the way!

(ema/ern)

Tampil Lebih Chic dengan Trench Coat

Tampil Lebih Chic dengan Trench Coat
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Tak bisa dielakan, gaya berbusana global terus mempengaruhi perkembangan fashion di Indonesia. Penggunaan trench coat misalnya. Untuk negara-negara empat musim penggunaan trench coat sudah menjadi hal yang lumrah. Ketika musim dingin tiba trench coat mampu melindungi dari gempuran hawa dingin dengan kehangatannya.

Mantel yang juga sering disebut sebagai overcoat ini awalnya dibawa desainer Thomas Burberry sekitar 1914. Trench coat memiliki ukuran panjang di bawah pinggul dengan detail kancing di bagian depan. Pada saat itu, pemakainya terbatas pada kalangan tentara yang sedang berperang. Tujuannya, menjaga tubuh mereka tetap hangat di tengah suasana perang yang cuacanya tidak menentu.

Tapi rasanya tak ada salahnya mencoba bereksperimen dan tampil beda dalam berbusana. Apalagi trend trench coat kini di desain lebih fashionable dan variatif. Aksen ikat pinggang plus zipper atau kancing-kancing besar yang berjajar dengan ramai membuat trench coat tak hanya terkesan busana musim dingin saja, tapi bisa menyuguhkan tampilah yang lebih chic asal dipadu padankan dengan tepat.

Meskipun awalnya adalah baju musim dingin, trench coat kini dibuat dengan bahan-bahan berbeda-beda disesuaikan dengan kesempatannya. Bisa dari bahan semi parasut, wol yang pas untuk mengusir dingin atau bahan suede dan jersey yang lebih feminin. Jangan sampai anda membeli tapi tidak pas dengan kebutuhan. Alih-alih menjadi trendi tetapi malah membuat tidak nyaman.

Trench coat dengan aksen ikat pinggang menggantung yang ada di Limited Shop, Stamp Factory outlet mungkin akan menjadi pilihan anda untuk menyempurnakan busana kerja. Trench coat bisa digunakan di luar busana kerja. Blus, kamisol, dipadukan dengan rok mini ataupun denim. Jangan sampai ketinggalan pasangan wajib trench coat yaitu sepatu boots tinggi. Untuk tampilan lebih feminin, trench coat pun bissa dipadu padankan dengan tubedress dari bahan sifon.

Trench coat yang berikat pinggang sangat tepat untuk anda yang ingin bentuk tubuh terlihat berbentuk. Untuk tubuh-tubuh bertipe boyish, model trench coat akan menyamarkan bentuk tubuh yang lurus lebih terkesan berpinggul.

Sebaliknya, untuk menyembunyikan pinggul dan paha yang besar pilih trench coat dengan garis vertikal hingga sepanjang lutut untuk memberikan efek ramping. Tapi hati-hati dalam pemilihan trench coat, jangan asal bergaya tapi membuat tubuh mungil anda tenggelam di balik panjangnya trench coat.

Bisa jadi, musim hujan yang seringkali dibenci akan menjadi sesuatu yang dinanti dengan trench coat trendi yang tak hanya menghangatkan badan tapi membuat diri serasa berada seperti di negara empat musim. Limited Shop ada di FO Stamp Factory Outlet, Jalan LRE Martadinata, tepat berhadapan dengan Heritage Factory Outlet.

(ema/ern)

Kreasi Jeans Seperti yang Anda Mau

Kreasi Jeans Seperti yang Anda Mau
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Denim yang lebih populer dengan nama jeans tentunya pakaian favorit tanpa mengenal strata atau gender. Pembawaan jeans yang santai, praktis dan paling aman karena selalu fashionable sepanjang masa. Jeans akan memberikan kenyamanan, terlebih jika dipadukan dengan pasangan sejatinya t'shirt.

Tapi tak sedikit tentunya yang kesulitan dalam memilih jeans yang pas. Setelah bolak-balik ke fitting room pun jeans yang didambakan tak kunjung ketemu. Kalau sudah begitu, mungkin anda harus membuat sendiri model jeans yang diinginkan.

Kenapa tak coba ke Oasis Factory Outlet? Di FO yang terletak di Jl RE Martadinata 51 inilah anda akan menemukan tempat jahit jeans plus bisa langsung memilih jenis kain yang diinginkan.

Dituturkan Supervisor Oasis, Eri Furqon, bahan jeans yang ada di Oasis berasal dari Cihampelas. Meski bukan bahan original tapi anda bisa memilih bahan jeans merek-merek terkenal seperti Lea atau Levistrauss.

Tempat jahit jeans ini berada di tengah-tengah FO, bisa dikatakan pekarangan bagian tengah. Tumpukan-tumpukan kain berderet rapih dalam rak. Anda tinggal memilih, tentukan modelnya, paling lama dua hari jeans idaman siap dipakai.

Menurut Eri, jangan khawatir hasil akhirnya akan di luar keinginan sebab penjahitnya sudah paham benar mengenai seluk beluk jeans.

Tapi tentunya anda pun harus tahu betul jeans yang cocok dengan proporsi tubuh. Potongan low rise misalnya, di mana bagian pinggang celana jatuh kira-kira di tulang panggul akan cocok untuk yang berkaki panjang juga kaki pendek.

Bedanya, untuk yang kaki panjang jangan terlalu ketat tapi bebas model apapun sedangkan yang berkaki pendek cocok potongan low rise yang pas di tubuh atau slim fit, dengan ujung bawah yang agak lebar. Jika ingin kaki terlihat lebih panjang pilihlah kain yang berwarna gelap.

Lain lagi untuk yang bokong besar, agar tidak kelihatan begitu menonjol sebaiknya pilih potongan low rise dengan bagian bawah agak melebar untuk menyeimbangkan tubuh. Jangan pilih saku yang terlalu rendah karena akan membuat bokong makin besar. Sebaliknya untuk bokong yang kecil bisa memilih model dengan saku agak tinggi untuk menambah volume bokong.

Potongan standard rise, di mana bagian pinggang celana sedikit jatuh di bawah pusar cocok dipilih oleh yang memiliki perut besar, asal jangan terlalu ketat. Pilih detil yang vertikal dan ujungnya melebar. Ingat, jika pilih low rise hanya akan membuat perut terlihat lebih membuncit.

Bagaimana sudah siap untuk menjahit? Kain di Oasis sudah dijual per satu bahan celana dengan harga tergantung jenis kainnya. Harga kain antara Rp 39-59 ribu. Bahan strecht merupakan kain yang paling tinggi harganya. Untuk ongkos jahit Rp 40 ribu. Sehingga untuk satu celan jeans anda hanya mengeluarkan uang dalam kisaran Rp 100 ribu-an. Tapi tentunya harus ditambah biaya pegiriman jika anda enggan untuk mengambil kembali dalam waktu yang sudah ditentukan.

Tak hanya jeans, celana bahan katun atau army look tersedia dan bisa dijahitkan di sini. Namun untuk ongkos jahit celana army ditambah Rp 10 ribu yaitu Rp 50 ribu, tentu saja penambahan saku-saku khas celana army menjadi tambahan kerja untuk para penjahitnya.

Jadi jika selama ini anda cukup puyeng dalam memilih model jeans yang cocok, sepertinya harus mencoba berkreasi dengan gaya anda sendiri. Siapa tahu lebih pas.

(ema/ern)

Benarkah Pamor Cibaduyut Lesu?

Benarkah Pamor Cibaduyut Lesu?
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Beberapa waktu lalu sentra sepatu dan sandal Cibaduyut pernah dikeluhkan mengalami kelesuan. Adanya infrastruktur dan penataan kawasan yang tidak mendukung Cibaduyut sebagai kawasan belanja dianggap sebagai salah satu penyebab melemahnya daya tarik Cibaduyut.

Padahal nama besar yang disandang Cibaduyut sebagai sentra industri sepatu, sejak berdirinya tak hanya populer di negeri sendiri, tapi gaungnya terdengar hingga mancanegara.

Dua buah patung sepatu besar laki-laki dan perempuan yang berdiri kokoh sebagai pintu gerbang menuju kawasan wisata ini merupakan ciri khas yang akan selalu terekam dalam memori siapapun yang melihatnya.

Luas areal kawasan belanja Cibaduyut yang mencapai 14 kilometer meliputi lima kelurahan di Kota Bandung dan 3 kelurahan di Kabupaten Bandung ini, kini memiliki 828 pengrajin sepatu dan sandal.

Awalnya, sekitar tahun 1920, Industri Kecil Menengah (IKM) Sepatu Cibaduyut hanya dirintis oleh beberapa orang warga setempat yang kesehariannya bekerja pada sebuah pabrik sepatu di Bandung.

Pesanan demi pesanan sepatu terus mereka dapatkan. Maka warga sekitar pun ikut direkrut sebagai pekerja, sehingga keterampilan itu pun menyebar secara turun
temurun. Kesuksesan itu tertular pada warga lainnya. Mereka pun turut jejak menjadi pengrajin sepatu.

Tahun 1940, jumlah pengrajin sudah mencapai 89 orang. Dari tahun ke tahun para pengrajin terus bertambah. Seiring itu pula namanya kian populer di tengah
masyarakat.

Pada tahun 1950 saja jumlah pengrajin sudah mencapai 250 unit usaha. Cibaduyut pun menemukan masa jayanya di era 1990-an. Bagaimana di era milenium? Benarkah adanya kelesuan pasar di Cibaduyut?

Kepala Instalasi Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) Persepatuan, Odang Koswara menepis hal itu. Dia menduga isu itu muncul karena adanya persaingan bisnis.

Dikatakannya, isu sepinya wisatawan yang berkunjung dengan alasan penurunan kualitas pun merupakan wacana yang tidak bisa dibuktikan. "Counter sepatu makin banyak jadi bagaimana caranya agar orang tidak datang ke Cibaduyut maka ditiupkanlah isu itu," ujarnya.

Menurutnya wacana itu pun pernah dipertanyakan oleh komisi B DPRD Kota Bandung tetapi tidak ada yang bisa membuktikan.

Hal itu diakui pula oleh Wakil Direktur salah satu pusat pertokoan di Cibaduyut, Grutty, Medi Heryanto. Meski sempat ada penurunan pengunjung ketika munculnya pusat-pusat perbelanjaan yang menyediakan sepatu, Medi mengungkapkan, hal itu tidak berpengaruh banyak untuk Grutty. Sampai sekarang omzet Grutty masih stabil.

Menurut Medi, Grutty yang bekerjasama dengan 70 pengrajin sepatu di Cibaduyut sampai saat ini masih bisa bertahan sebagai salah satu pusat pertokoan besar di Cibaduyut. Untuk itu Medi pun menepis adanya kelesuan pengunjung ke Cibaduyut.

Hal berbeda dinyatakan pemilik toko jaket kulit, Dangjung, Tanjung. Dirinya mengaku ada penurunan omzet sampai 30 persen sejak dua tahun ke belakang, antara tahun 2006-2007.

Dia pun meminta pemerintah untuk melakukan revitalisasi kawasan Cibaduyut. "Buatlah Cibaduyut semenarik mungkin, revitalisasi ulang," tegasnya.

Berdasarkan data dari Instalasi Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut, jumlah unit usaha atau pengrajin memang mengalami penurunan. Tahun 2003 sebanyak 861 pengrajin, 2004 sebanyak 848, tahun 2005 sebanyak 845 pengrajin dan tahun 2006 hingga 2007 stabil di jumlah 828.

Namun dibandingkan tahun 2006 produksi tahun 2007 mengalami peningkatan, di mana tahun 2006 sebanyak 3 juta lebih pasang sedangkan tahun 2007 menjadi 4 juta lebih. Seperti yang pernah terjadi di tahun 2005 yang juga memproduksi 4 juta lebih.

Begitupun jumlah showroom dan outlet, perbandingan antara tahun 2005 dan 2006 menunjukan adanya penambahan. Di tahun 2005 ada 150 unit showroom/toko, tahun 2006 jadi 154 unit. Pusat perdagangan dari 4 unit menjadi 7 unit di tahun 2006. Penambabahan jumlah pun terjadi untuk toko bahan baku dan industri shoelast.

Mungkinkah penambahan itu menjadi indikasi bahwa sepatu dan sandal produksi Cibaduyut masih banyak penggemarnya?

Jika memang seperti itu, di tengah maraknya FO, distro, menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan di Kota Bandung, kawasan wisata belanja sepatu Cibaduyut sepertinya memang masih layak menjadi kebanggaan masyarakat Bandung. Menjadi salah satu bukti kalau produk dalam negeri masih dicintai.

(ema/ern)

Jaket Lokal Rambah Pasar Internasional

Jaket Lokal Rambah Pasar Internasional
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Tak sedikit Industri Kecil dan Menengah Indonesia yang sudah melebarkan sayapnya ke pasar internasional. Semisal para pengrajin di Cibaduyut.

Meski Cibaduyut lebih dikenal dengan industri sepatu dan sandalnya. Usaha jaket kulitnya pun ternyata cukup diminati.

Itulah yang membuat Tanjung memfokuskan dirinya untuk bergelut dalam pembuatan jaket kulit bersama tokonya yang bernama Dangjung.

Empat tahun lalu tokonya ini berbentuk distro. Jaket-jaket yang dibuat pun, jaket tipikal distro berbahan kaus.

"Karena banyak yang menanyakan jaket kulit baik itu dari Sulawesi, Kalimantan maupun luar negeri, maka saya coba jual jaket kulit," jelasnya.

Awalnya dengan cara makloon atau mengambil produk dari yang lain. Karena permintaan cukup banyak Tanjung pun mulai memproduksi sendiri.

Tahun lalu, dia mendapatkan order sebanyak 315 potong jaket untuk dikirim ke Australia. Pesanan itu didapatkan setelah dia mengikuti bisnis meeting di negeri kangguru tersebut bersama atase perdagangan dan para buyer. Menurutnya, produk jaket kulitnya dilirik pula oleh Australia, Singapura dan Amerika.

Berbagai pameran diikuti sebagai media promosi misalnya di Bali, Jakarta dan di luar negeri. Tanjung mengatakan, permintaan produknya dari luar negeri semakin meningkat. "Agustus mendatang saya pameran ke Australia lagi," ungkapnya.

Berbagai model jaket kulit dari sport, jas, jaket junkies hingga jaket dengan potongan overcoat dibuat di Dangjung.

Harga jaket ditentukan dari kualitas kulit dan proses produksi. Jika jaket menggunakan ornamen yang lebih detil akan menambah waktu dalam pengerjaannya.

Misalnya jaket sport yang lebih tebal dan rumit dijual dengan harga Rp 1 juta, warepart dijual Rp 3-4 juta. Namun rata-rata harga jaket berada di kisaran ratusan ribu. Untuk jenis jas bisa mencapai Rp 1 juta.

Selain jaket, Dangjung juga menjual tas kulit, dompet, sabuk, juga sepatu boots. Datang saja ke Jl Cibaduyut No 120.

Jika ingin melihat dulu ulasan produk sebelum datang atau langsung membelinya bisa ke www.pocima-indonetwork.co.id.
(ema/ema)

Merdeka Belanja Bersama Keluarga

Merdeka Belanja Bersama Keluarga
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Menyenangkan rasanya jika setiap kegiatan dilalui bersama orang-orang tercinta, berbelanja misalnya. Siapkan saja waktu akhir pekan untuk rekreasi bersama si kecil sambil membelikan beberapa kebutuhannya sekaligus kebutuhan anda sendiri.

Coba datang ke tempat yang berada di Jalan Merdeka yang terkenal dengan pusat perbelanjaan Bandung Indah Plaza atau oleh-oleh Bandung shoes Merdeka. Ada juga sebuah FO yang menamakan FO-nya dengan nama Merdeka Arcade Factory Outlet.

Merdeka Arcade tak hanya bisa diakses melalui Jalan Merdeka. FO yang terletak di depan BIP ini memiliki jalan tembus langsung ke Jalan Purnawarman. Makanya nama Arcade pun dipilih untuk mengartikan lorong penghubung antara kedua jalan tersebut.

Jika ukuran kepuasan belanja adalah kelengkapan produk dan area yang luas mungkin Merdeka Arcade bisa jadi pilihan. Semua produk fashion seolah tumpah ruah. Beragam produk untuk wanita, pria, anak-anak baik itu kasual atau formal disediakan untuk memberikan anda pilihan.

Ragam fashion yang ada memungkinkan untuk lebih bebas mengeksplorasi gaya fashion. Kebebasan untuk mempadu padankan sesuai dengan kebutuhan.

Naiklah ke lantai dua jika ingin secara khusus mencari produk untuk anak anda. Naik satu tingkat, aneka jaket untuk beragam suasana akan memberikan referensi baru untuk dipadu padankan.

Setelah lelah berbelanja, lepaskan dahaga dan lapar di food courtnya yang menghadap Jalan Purnawarman. Di lantai bawah food court, anda bisa menikmati sensasi kopi di Ngopi Doeloe. Sementara di lantai 2 terdapat deretan kuliner yang menyajikan aneka makanan termasuk untuk penyuka makanan Jepang.

Sepertinya tempat ini akan cukup memenuhi hasrat berbelanja sekeluarga. Nikmati kemerdekaan berbelanjanya.(lom/lom)

Tak Hanya Berpolemik, T'shirt Juga Bisa Romantis

Tak Hanya Berpolemik, T'shirt Juga Bisa Romantis
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Konon, keberadaan t'shirt sebagai bagian dari dunia fashion berawal dari polemik. Polemik dimulai ketika aktor Marlon Brando memakai t'shirt dalam sebuah lakonnya di pementasan Broadway pada tahun 1947.

Saat itu sebagian kalangan menilai t'shirt adalah pakaian yang dikenakan sebagai pakaian dalam untuk kaum pria. Kaum muda memberontak pemikiran itu. Mereka menjadikan t'shirt sebagai idola dan ekspresi kebebasan mereka.

Mari kita tinggalkan Marlon Brando dan polemik yang diciptakannya. Memang bukan Marlon Brando tapi tentang melandanya demam distro dan industri clothing. T'shirt memiliki makna tersendiri buat anak muda Bandung.

Sebagian bercerita pendirian distro berawal dari musik. Musik underground yang diidentifikasi masyarakat sebagai musik yang identik dengan kekerasan menjadikan kaumnya minoritas.

Maka untuk membiarkan musik ini tetap 'hidup' sekaligus membebaskan kreatifitas para penganutnya, t'shirt dibuat sebagai merchandise bagi komunitas musik bawah tanah ini.

Dari sinilah industri clothing mulai terbit. Meski awalnya hanya merchandise dari band-band tertentu, industri makin dilirik.

Dengan bermunculannya brand-brand clothing baru, distro yang merupakan singkatan dari distribution outlet pun menjamur untuk memasarkan produk-produk clothing. Dari Jalan Sultan Agung, Trunojoyo, Buah Batu, Jl Aceh, dan di beberapa tempat lain toko sejenis distro pun terselip.

Setiap dari distro itu tak begitu saja berdiri, tak hanya sekedar nama. Nama mereka adalah filosofi. Entah itu dengan pondasi musik, humor, cinta sampai protes-protes terhadap carut marutnya tatanan sosial dan politik bangsa yang akan mengingatkan kita pada sejarah t'shirt sebagai simbol pemberontakan.

Misalnya ketika isu global warming sedang ramai-ramainya, tak sedikit distro yang menjadikan itu sebagai tema dari desain mereka. Jika musim hari kasih sayang tiba yaitu 14 Februari, clothing pun beramai-ramai membuat desain seputar cinta.

Salah satunya dengan t'shirt bertema soulmate atau couple yang dibuat untuk pasangan. Jika laki-lakinya memakai t'shirt bertuliskan Spiderman maka perempuan bisa memakai t'shirt bertuliskan Mari Jane.

Ada pula yang membuat desain dengan lelucon ringan yang membuat pembacanya terkekeh. Misalnya t'shirt dengan tulisan 'Sumpah Aku Pernah Kurus' yang digunakan oleh orang bertubuh tidak kurus.

Kreatifitas anak muda Bandung pun tak berhenti sampai di situ. Ketika Bandung didaulat sebagai kota wisata beragam t'shirt bernuansa tanah parahyangan pun bermunculan.

Dari mulai penggambaran ikon Kota Bandung Gedung Sate, jalanan Braga, sampai peta Bandung yang membuat kaos itu menjadi unik.

Beragam tema menunjukan beragam kreatifitas, beragam identitas. T'shirt tak hanya menjadi bagian dari fashion tapi menjadi media komunikasi untuk menyampaikan identitas itu. Meski idealisme seringkali tergerus pasar, t'shirt takkan pernah ditinggalkan.(ema/lom)

Peringatan, Dilarang Menyetrika!

Peringatan, Dilarang Menyetrika!
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - 'Do Not Iron On Print Detail' Itulah kalimat yang tertera dalam setiap t'shirt keluaran Independent Flag Clothing.

Tentu saja, peringatan ini bukan sekadar peringatan. Sayang sekali jika t'shirt dengan permainan sablon desain Independent Flag yang semarak, harus terhapus dengan cepat karena mengabaikan peringatan ini.

Selain sablon yang semarak, t'shirt-tshirt buatan Independent Flag pun bermain dengan detil. Mungkin akan jarang anda temukan t'shirt dengan detil seperti aplikasi bordel, tulisan yang dipadukan dengan pernik unik seperti resleting. Store Independent Flag yang didominasi oleh t'shirt laki-laki berada di Jl Buah Batu.

T'shirt alias kaos oblong memang tak hanya bermain dengan desain tetapi pengaplikasian sablon. Sebut saja beragam jenis sablon seperti rubber, air brush, glitter atau lainnya memiliki hasil aplikasi yang berbeda. Misalnya rubber yang menyembul, baik itu membulat atau kotak.

Tapi satu hal, setiap jenis sablon harus diperlakukan sama ketika sudah teraplikasikan dalam kaos, jangan disetrika!

Jika pun terpaksa harus disetrika, setrika jangan menyentuh langsung detil sablon. Tutupi bagian sablon dengan kertas HVS, baru bisa disetrika dengan suhu yang tidak terlalu panas.

Tak hanya dari segi penyeterikaan, untuk mempertahankan sablon jangan direndam dengan deterjen secara berlebihan. Sebab kandungan yang ada dalam detergen akan mengakibatkan sablon cepat rusak atau terkelupas. Begitu pun dengan pemutih akan membuat sablon terkelupas.

Agar tidak merusak sablon, kaos jangan disikat. Apalagi untuk berbahan katun yang memiliki tektur lembut tentunya akan merusak tekstur kain.

Agar warna sablon lebih lama jrengnya, jemur dalam posisi terbalik di bawah sinar matahari. Sebab sinar matahari yang berlebihan dapat mengakibatkan warna kaos dan sablon cepat pudar.

Terakhir, hindari mencuci dengan mesin cuci. Cucilah kaos dengan manual alias kucekan tangan. Mencuci dengan mesin cuci selain mempercepat kerusakan sablon juga membuat kaos lebih cepat melar.

Rendamlah kaos seperlunya, jangan terlalu lama, apalagi untuk kaos baru cukup dengan waktu 30 menit. Jangan terlalu keras mengucek kecuali bagian-bagian yang menjadi sarangnya kotor yaitu bagian leher dan ketiak.(ema/lom)

Rumah Distro Anyar di Kawasan Setiabudhi

Rumah Distro Anyar di Kawasan Setiabudhi
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Distribution outlet atau distro hingga kini masih terus berjaya. Jika mencari distro biasanya yang teringat adalah Jalan Trunojoyo, Jl Sultan Agung atau 18 Park di Jalan RE Martadinata yang ada di dalamnya terdapat beragam clothing.

Baru-baru ini tepatnya 17 Mei lalu, sebuah tempat belanja untuk para penggemar produk distro hadir di Jl Setiabudhi yang berada di lantai dua Mode Plus, bersebelahan dengan Rumah Mode.

Seperti namanya, konsep distrohouse yaitu menyatukan clothing-clothing dalam satu rumah. Menurut Supervisor distrohouse, Bambang S, clothing-clothing yang dipilih distrohouse memiliki konsep yang berbeda-beda. Sekitar 20 clothing di satukan untuk memberikan banyak pilihan kepada konsumen.

"Kami mengambil distro-distro yang punya idealisme, bukan desain semata," aku Bambang S, Supervisor distrohouse. Menurutnya, idealisme itu penting untuk menunjukan kekhasan dari setiap brand clothing.

Setiap clothing menempati kapling seluas 3x3,5 meter tanpa sekat. Ruangan dibiarkan terbuka hingga menciptakan kesan luas. Tak hanya keberagaman produk tetapi mereka mendesain 'rumah' mereka di distrohouse dengan gaya berbeda.

Di bagian depan, anda akan langsung disuguhi Ian's Report dan Peepin yang storenya juga ada di Jl RE Martadinata. Ians Report dengan konsep laporan beritanya dan Peepin yang lebih ceria dengan gambar-gambar bernuansa kartun.

Ke bagian belakang anda bisa menemukan Liftwear dengan sebagian besar desain khasnya adalah ekspresi wajah perempuan. Kemudian Val yang memiliki desain t'shirt yang sama antara laki-laki dan perempuan, Saint Evil dengan kata-kata tegasnya, Toilette, United Holic, atau Qumo dengan desain 'Q'nya yang unik dan brand clothing lainnya.

Diharapkan Bambang, distrohouse bisa menjadi alternatif belanja lainnya di kawasan Setiabudhi karena di kawasan ini jarang terdapat distro. Selain itu, anda bisa pula melihat produk-produk clothing di distrohouse secara online di distroonline.com.

Wah, sepertinya dengan kehadiran distrohouse setiap akhir pekan Bandung akan bertambah semarak begitu pula dengan kemacetannya.
(ema/ema)

Unjuk Gigi Lewat Pin

Unjuk Gigi Lewat Pin
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Pakar aliran Humanisme, Abraham Maslow menyatakan bahwa kebutuhan aktualisasi diri merupakan salah satu kebutuhan hirarki tingkat tinggi dalam diri manusia dari lima kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan itu, manusia senantiasa mencoba mengaktualisasikan diri dengan berbagai cara, berbagai media. Entah itu dengan organisasi, komunitas, sebuah karya atau media hasil trend peradaban, misalnya dunia fashion dengan segala pernik yang ada di dalamnya.

Jika industri clothing mengkomunikasikan identitas melalui t'shirt dan segala bentuk produk fashion lainnya, maka Pinholic mencoba mengkomunikasikannya dengan benda bulat pipih kecil bernama pin. Meskipun pin kini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari industri clothing atau distro. Trend pin memang begitu menjamur saat ini. Tulisan-tulisan atau desain di dalamnya bisa berupa ungkapan identitas atau hanya sekedar pelengkap fashion untuk sekadar terlihat lebih bergaya.

Peluang itu dimanfaatkan Ivan Sitorus, pemilik industri kreatif bernama Pinholic. "Setiap orang butuh komunikasi, setiap orang dilahirkan untuk berkomunikasi . Pinholic menjembatani komunikasi itu dengan pin. Pin bukan hanya sebagai merchandise atau gimmick tetapi sesuatu agar komunikasi bisa lebih efektif," ungkap Ivan.

Katakan tanpa suara, begitu kata Ivan. Ia mendirikan Pinholic pada tahun 2003. Menurut Ivan, Pinholic yang pertama kalinya menggunakan bahan dasar pin dengan laminasi dove. Laminasi dove memiliki permukaan yang lebih tebal dibandingkan laminasi lainnya. Ada dua macam laminasi pin lainnya yang biasa dipakai yaitu glossy atau glitter.

Menurut Ivan, kualitas pin bisa dilihat dari unsur ketebalan laminasi, peniti berkualitas yang tebal dan tidak mudah berkarat serta finishing yang rapih.

Media komunikasi pin tak hanya dimanfaatkan oleh perusahaan untuk branding merek, juga bagi pribadi, corporate, termasuk pelajar dan mahasiswa. "Pelajar itu lebih cerewet lagi dalam berkomunikasi," tutur Ivan.

Tulisan-tulisan seperti 'High School Babe' dibuat oleh para pelajar yang ingin menunjukan diri. Begitu pula dengan kampanye-kampanye sosial seperti AIDS dan Global Warming. Ivan mencontohkan mahasiwa fakultas psikologi yang membuat pin 'Curhat Bayar'.

Pinholic store bisa ditemukan di Trunojoyo 23. Sederetan pin bisa menjadi pilihan untuk mengekspresikan diri. Kalau belum merasa terekspresikan dengan pin yang ada, tinggal pesan saja ke pinholic. Meski harganya terbilang cukup mahal, pinholic memiliki kualitas.

"Kami yang termahal tapi yang terbaik," tutur Ivan.

Untuk harga satuan bisa Rp 7.000 per pieces, jika membeli banyak diskon 20-30 persen dengan minimum pembelian 100 pieces. Jika ingin memesan desain sendiri harganya berkisar Rp 1500-5.000 dengan minimum pemesanan 25 pieces. Siap tunjukan diri?

(ema/ern)

Warna Warni Celana Boxer

Warna Warni Celana Boxer
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Celana boxer yang termasuk dalam kategori celana dalam laki-laki ini kini menjadi trend. Terbukti hampir setiap clothing di Bandung mengeluarkan produk celana boxer warna-warni khas masing-masing.

Celana boxer yang rata-rata di fullprint itu ada yang bertuliskan nama atau logo clothing. Di bagian karetnya terpampang jelas nama clothingnya.

Misalnya, brand Citrus yang menampilkan celana boxer dengan warna-warni ceria Citrus. Atau The Endo dengan desain print garis-garis vertikal. Kedua brand ini bisa ditemukan juga di Distrohouse, Jl Setiabudhi, berdampingan dengan Rumah Mode.

Sebenarnya, padanan celana boxer ini adalah celana yang kedodoran alias yang memperlihatkan celana dalam. Sebagian anak muda memang menggemari style seperti ini.

Tapi penggunaan celana boxer tak hanya sebatas celana dalam. Dengan beragamnya desain dan warna, celana boxer juga bisa dipakai untuk bersantai. Tinggal bagaimana anda mempadu padankannya.

Celana boxer juga ternyata bisa dipakai perempuan. Dipadukan dengan t'shirt atau tank top akan memberikan kesan santai sekaligus seksi, coba saja.

(ema/ern)

Tampil Cantik Berkerudung ala Rabbani

Tampil Cantik Berkerudung ala Rabbani
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Seiring banyaknya wanita muslim yang menggunakan jilbab. Dunia fashion pun tak ketinggalan meng update setiap mode untuk disesuaikan dengan kebutuhan wanita berjilbab.

Tak hanya dari segi pakaian, tampilan kerudung pun tak lagi monoton, tetapi bisa dikreasikan dengan berbagai cara. Asal memiliki koleksi kerudung yang cukup lengkap dan tambahan ide kreatif, anda bisa mencoba kreasi kerudung sendiri di rumah.

Misalnya, kreasi kerudung ciptaan stylish creatorium kerudung Rabbani. Bahan-bahan yang perlu disiapkan yaitu ciput topi, ciput konde, tiga kerudung segi empat yang memiliki keterkaitan warna. Untuk kerudung dasar yaitu kerudung berbahan lembut seperti bahan vinedo, lalu sutera Cina polos dan ketiga sutera Cina corak, terakhir jarum pentul.

1. Pertama pasangkan ciput topi ke kepala yang berfungsi untuk membentuk kerudung.

2. Kemudian pasangkan ciput konde yang berfungsi untuk membentuk tonjolan rambut di bagian belakang.

3. Siapkan kerudung segi empat vinedo. Lipat hingga berbentuk segitiga. Pasangkan ke kepala dengan bagian ujung kerudung terjuntai ke depan. Ambil dua sisi kerudung dari samping wajah lalu tarik ke belakang hingga bertemu di leher belakang, rekatkan dengan jarum pentul. Rapikan bagian pinggir kerudung lalu tarik kedua sisinya ke dagu dan rekatkan dengan jarum pentul. Rapikan juga sisa-sisa kerudung yang menjuntai di depan dada ke bagian bawah bahu.

4. Siapkan kerudung sutera cina corak. Lipat dua, lalu buat lipatan-lipatan seperti membentuk bandana. Pasangkan ke kepala lalu ikatkan ke bagian belakang kerudung, tepat di bawah gelungan rambut.

5. Siapkan kerudung sutera polos. Lipat dua lalu pasangkan di atas kerudung sutera corak dengan menyisakan 1/4 bagian sutera corak. Ikatkan kerudung ke bagian belakang dan masukan bagian yang menjuntai di punggung ke dalam ikatan.

6. Kembali lagi ke kerudung sutera corak. Tarik satu sisi kerudung corak yang masih menjuntai ke atas kepala lalu ikatkan dengan sisi satunya lagi.

7. Lalu buat bunga-bunga seperti menempel di bagian pinggir kepala. Hal yang sama berlaku untuk kerudung sutera polos.

Jika masih agak kesulitan untuk mempadu padankan kerudung di rumah, anda bisa datang langsung Creatorium kerudung Rabbani, Jl Dipatiukur No.44. Di sini, anda tak hanya bisa memilih warna-warni kerudung favorit, tetapi stylish kerudung Rabbani akan membantu anda menyempurnakan penampilan dengan beragam kreasi kerudungnya yang cantik.(afz/afz)

Back to 60's dengan Polkadot

Back to 60's dengan Polkadot
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Motif polkadot jadi trend lagi. Beberapa waktu sebelumnya, motif ini minim penggemar karena terkesan kuno atau terlalu ramai.

Motif ini sering kita lihat dalam film-film jaman dulu yang masih bernuansa hitam dan putih. Atau tak usah jauh-jauh, Julia Roberts dalam filmnya Pretty Women pun pernah menggunakan kostum dengan motif polkadot.

Ketika mode vintage kembali booming, motif ini pun menjadi incaran. Apalagi jika motif bulatan-bulatan bernuansa 60's ini di desain sesuai model fashion yang sedang in.

Misalnya koleksi polkadot dengan model babydoll rancangan Addict Boutique di Jl KH Ahmad Dahlan (Jl Banteng) No 112. Bulatan-bulatan putih kecil di atas kain merah terang mencolok dengan bahan kain yang jatuh. Detil pita yang berada di tengah dada menjadi pemanis yang akan memberi kesan dada lebih bervolume.

Padukan polkadot babydoll ini dengan legging yang juga sedang tren. Kesan girlie yang ceria sekaligus retro pun akan menonjol dari penampilan anda.

Tapi untuk yang tubuhnya agak agak gemuk sebaiknya hindari motif ini karena akan membuat tubuh terkesan lebih membulat.

Gaun polkadot ini dibanderol dengan harga Rp 175 ribu. Jika tertarik harus buru-buru karena Addict hanya mengeluarkan satu model untuk setiap koleksinya.

(ema/ern)

Tambah Koleksi T'shirt Dari Peepin

Tambah Koleksi T'shirt Dari Peepin
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Warna-warna segar t'shirt keluaran Peepin Clothing sepertinya layak jadi koleksi t'shirt anda selanjutnya. Kali ini, desain Peepin seperti terinspirasi makanan berbau western.

Gambar-gambar fast food, pizza atau pop corn akan menjadi pemandangan segar yang membuat mata lapar. Desain ini tentunya bisa mengundang beragam persepsi. Bisa mengingatkan agar tidak lupa makan atau bisa pula untuk mengingatkan tidak kecanduan fast food.

Second brand dari Ian's Report ini mengeluarkan koleksinya untuk kaum hawa maupun Adam. Harga untuk t'shirt perempuan Rp 75 ribu sedangkan laki-laki Rp 80 ribu.

Untuk yang menyukai romantisme, Peepin menawarkan desain dalam nuansa kartun. Gambar Flinstone dan Wilma bertuliskan husband and wife sebagai simbol pasangan.

Peepin bisa ditemukan di Ian's Report, Jl RE Martadinata berdampingan dengan Galeri Lelaki, juga bisa ditemukan di Distrohouse, Jl Setiabudhi.(ema/ema)

Intip Tips Merawat Bahan Rajut

Intip Tips Merawat Bahan Rajut
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Masih sangat jarang orang yang peka terhadap cara perawatan pakaian yang di kenakan setiap hari. Meskipun petunjuk pemakaian sudah tertera dengan jelas, masih saja tidak mengnggap itu penting.

Jika saja sedikit peduli terhadap pola perawatan, tak hanya bisa menjaga kualitas kain dalam jangka waktu cukup lama tapi juga bisa menghemat agar tak boros membeli baju.

Padahal perawatan kain juga cukup sederhana, misalnya kain rajut. Menurut perajin rajut Sae Knit Art yang juga berprofesi sebagai asisten dosen jurusan tekstil ITB, Esty mengatakan kalau rajut tidak boleh disetrika dengan setrika biasa harus di steam atau setrika uap. Sebab jika dengan setrika biasa akan merusak kain tekstur kain. Kain akan menjadi mengkilat.

"Selain itu dengan setrika biasa akan mengoyak-ngoyak atau menarik-narik serat kain sehingga membuat baju melebar," jelas Esty.

Dalam mencuci, jika menggunakan mesin cuci jangan dicuci dengan kecepatan tinggi karena itupun akan merusak serat kain. Ketika menjemur sebaiknya tidak menggantung atau menjepitnya karena akan meninggalkan bekas gantungan atau jepitan pada bagian yang digantung atau dijepit.Nah, cukup mudahkan untuk menyayangi pakaian rajut kesayangan?

Esty menambahkan, bahan rajut yang paling baik yaitu dari serat alam, misalnya katun atau wool. Kalau bahan serat alam itu ketika dipakai tidak akan membuat badan kepanasan. Lain halnya dengan bahan sintesis yang kalau dipakai malah membuat kegerahan.(ema/afz)

Merajut Limbah Jadi Rajutan

Merajut Limbah Jadi Rajutan
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Limbah, biasa dianggap sebagai sesuatu degan efek negatifnya. Tapi ternyata jika dimanfaatkan dengan tepat, limbah pun akan menjadi sesuatu bernilai tinggi.

Di Sae Knit Art misalnya, limbah benang diolah dan diperhalus kembali menjadi benang-benang rajut siap pakai. Ragam benang rajut yang nantinya dihasilkan memiliki jenis yang berbeda. Seperti benang pita yang halus dan lurus atau benang moher, campuran benang pita dan beberapa benang lainnya yang memiliki ragam karakter, timbul atau tampak seperti serabut serat.

Ketika benang-benang tersebut disatukan untuk membuat satu pakaian rajut, komposisi yang dihasilkan tak hanya memperlihatkan gradasi tapi tekstur dari sebuah kolaborasi.

"Benang-bennag ini ada yang diolah di pabrik ada juga yang diolah sendiri tergantung dari kuantitas yang akan diolah," ujar Esty, pemilik Sae Knit Art.

LIhatlah beberapa pakaian yang jadi yang sudah dihasilkan. Misalnya pakaian hangat dengan model ponco atau selendang rajut sebagai pelengkap penampilan. Tinggal disematkan bros atau korsase, akan didapatkan kehangatan sekaligus gaya yang lebih fashionable.

Karena handmade dan dibuat oleh Esty sendiri, maka pembuatan satu pakaian pun bisa memakan waktu sampai tujuh hari. Jadi jangan harap akan ditemukan model yang sama karena tidak diproduksi secara massal.

Tentu saja, model yang dihasilkan akan begitu eksklusif karena tidak beredar di pasaran. Harganya pun bisa terbilang eksklusif dibandingkan rajutan yang berada di gerai-gerai. Misalnya rajutan model ponco dan selendang dihargai sekitar Rp. 600 ribu. Makanya menurut Esty, pelanggan rajutan Sae Knit Art adalah kalangan perancang, diantaranya ada perancang dari luar negeri.

"Proses pembuatan dan keeksklusifannya membuat harganya mahal. Untuk benang dilakukan pencelupan ulang agar mendapatkan warna yang sesuai," jelas Esty yang juga berprofesi sebagai asisten dosen di jurusan Tekstil ITB ini.

Esty pun mengaku belum mampu memproduksi rajutan secara massal. Kendalanya terdapat pada tingkat kualitas yang nantinya akan dihasilkan.

Andakah termasuk yang eksklusif itu? Sae Knit Art bisa dikunjungi di Jalan Sersan Bajuri, Komplek Grahapuspa d1-22, Lembang Bandung. Di sini, anda pun akan dikenalkan dengan ragam perlengkapan rajut sekaligus bisa menjadi bagian dari workshopnya.(ema/afz)

Gaya Casual Girlie di Raoula

Gaya Casual Girlie di Raoula
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Liburan sekolah masih panjang. Tentunya makin banyak waktu untuk bersantai. Membenahi isi lemari bisa menjadi salah satu kegiatan kala liburan. Mungkin sudah banyak koleksi pakaian kamu yang harus dicuci gudang.

Untuk anak muda, 18 Park bisa jadi pilihan untuk mengincar isi lemari berikutnya. Tentu saja di tempat inilah tak kurang dari puluhan clothing 'menjajakan' produk-produk jagoannya.

Di sini bisa ditemukan clothing-clothing dari mulai nada sangar sampai soft. Misalnya ketika memasuki bagian belakang 18 Park. Nuansa soft bisa ditemukan di clothing bertagline 'Beauty With Attitude'.

Raoula, seperti ditunjukan taglinenya nama clothing ini ditujukan untuk kaum hawa. Nuansa ruangan berwarna pink sudah cukup memberikan arti, ladies only. Tapi tidak serta merta melarang kaum adam untuk menyukainya. Siapa tahu di tempat ini bisa menemukan kado untuk adik perempuan, kakak perempuan atau pasangan.

Sebagai ciri khas clothing, t'shirt mendominasi sehingga untuk pecinta gaya casual sporty, tempat ini bisa coba untuk disambangi. T'shirt dengan bahan strech dingin yang tipis memberikan kesan jatuh di bagian pinggul. "Kaos ini sebenarnya model lama, tapi masih banyak yang beli jadi terus diproduksi," tutur Afni, store keeper.

Bahan kaos dingin memang pas digunakan terlebih dalam cuaca Bandung yang begitu menyengat akhir-akhir ini. Warna-warninya cenderung lebih soft tapi tetap menunjukan nuansa ceria. Kaos-kaos di Raoula rata-rata dijual hampir Rp 69 ribu.

Pasangan model t'shirt seperti ini yang sedang populer adalah skinny jeans. Tapi tak berarti gaya harus mengikuti pasaran, jeans dengan model bell bottom atau boot cut akan tetap memberikan warna casual yang kental.

Untuk sepatu, model-model flat shoes berderet dalam rak di antara gantungan-gantungan t'shirt. Biar terkesan lebih santai, berlibur akan lebih asyik menggunakan sandal-sandal yang coraknya beragam. Kesan casual girlie akan lebih lengkap dengan tas-tas selempang dan aksesoris.

Jangan khawatir, jika gaya casual girlie yang mencirikan gaya kamu tidak ditemukan di sini, masih banyak clothing-clothing lain di 18 Park yang menunggu untuk dikunjungi.

(ema/ern)

Geliat FO di Jalan Martadinata

Geliat FO di Jalan Martadinata
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Bandung merupakan cikal bakal munculnya factory outlet di Indonesia. Fo pertama kali muncul sekitar tahun 1999. Antusiasme masyarakat terhadap keberadaan FO ini bagai gula dikerubungi semut. Alhasil, melihat pasar yang begitu ramai, usaha FO pun begitu menjamur di Kota Bandung.

Kehadiran FO ini ternyata menarik perhatian wisatawan luar kota khususnya Jakarta. Setiap akhir pekan, mobil-mobil berplat B selalu terlihat terparkir memenuhi Kota Bandung.

Dengan datangnya wisatawan ke Bandung tak hanya menggairahkan usaha tetapi menimbulkan efek samping. Keberadaan FO yang rata-rata berada di jalan protokol ini sempat dituding sebagai biang keladi kemacetan di Kota Bandung khususnya saat akhir pekan.

Sebut saja di Jalan RE Martadinata atau Jl Riau yang merupakan salah satu titik di Kota Bandung di mana sejumlah FO berada. Setiap harinya akan dijumpai kemacetan di tempat ini, meski tidak terlalu kentara jika dibandingkan dengan akhir pekan. Arah barat, jalan ini berpotongan dengan Jalan Merdeka yang juga senantiasa dihinggapi kemacetan. Sedangkan arah timur berpotongan dengan Jalan Citarum yang juga dipenuhi area wisata kuliner untuk para pelancong.

Tak bisa disalahkan jika orang berbondong-bondong untuk berbelanja ke kawasan ini. Sederet FO ternama berada di Jalan ini menawarkan produk-produk fashion andalan.

Sebut saja Heritage dengan bangunan bersejarahnya, Galeri Lelaki, Renariti, Stamp, Terminal Tas dan lain-lain. Tak hanya FO, untuk anak muda penggemar distro, 18th (baca: eighten) Park bisa dikunjungi. Puluhan distro berkumpul dalam satu kawasan sehingga memberikan banyak pilihan. Belum lagi tempat-tempat wisata kuliner di Jalan ini makin menambah sesak Martadinata saat liburan tiba.

Sayangnya, FO kini sudah berbeda dengan konsep awalnya. Jika semula FO hanya menjual barang-barang sisa ekspor. Kini barang-barang yang ada di pasaran pun turut memenuhi FO. Bahkan, tak sedikit brand-brand baru yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan sisa ekspor.
(ema/ern)

Tambah Koleksi T'shirt Dari Peepin

Tambah Koleksi T'shirt Dari Peepin
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Warna-warna segar t'shirt keluaran Peepin Clothing sepertinya layak jadi koleksi t'shirt anda selanjutnya. Kali ini, desain Peepin seperti terinspirasi makanan berbau western.

Gambar-gambar fast food, pizza atau pop corn akan menjadi pemandangan segar yang membuat mata lapar. Desain ini tentunya bisa mengundang beragam persepsi. Bisa mengingatkan agar tidak lupa makan atau bisa pula untuk mengingatkan tidak kecanduan fast food.

Second brand dari Ian's Report ini mengeluarkan koleksinya untuk kaum hawa maupun Adam. Harga untuk t'shirt perempuan Rp 75 ribu sedangkan laki-laki Rp 80 ribu.

Untuk yang menyukai romantisme, Peepin menawarkan desain dalam nuansa kartun. Gambar Flinstone dan Wilma bertuliskan husband and wife sebagai simbol pasangan.

Peepin bisa ditemukan di Ian's Report, Jl RE Martadinata berdampingan dengan Galeri Lelaki, juga bisa ditemukan di Distrohouse, Jl Setiabudhi.(ema/ema)

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons