JENIS BAHAN KAOS






JENIS BAHAN KAOS (Oblong,Polo,dll)JENIS BAHAN KAOS OBLONG:

1. COTTON:

ada 2 macam berdasarkan spesifikasi benang:


COTTON COMBED:

- Serat benang lebih halus.

- Hasil Rajutan dan penampilan lebih rata.


COTTON CARDED:

- Serat benang kurang halus.

- Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang rata.

Sifat kedua jenis bahan tersebut bisa menyerap keringat dan tidak panas, karena
bahan baku dasarnya adalah serat kapas.

2. TC ( TETERTON COTTON):

- Jenis bahan ini adalah campuran dari Cotton Combed 35 % dan
Polyester (Teteron) 65%

- Dibanding bahan Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas
dibadan.

- Kelebihannya jenis bahan TC lebih tahan ’shrinkage’ (tidak susut atau melar)
meskipun sudah dicuci berkali-kali.


3. CVC ( COTTON VISCOSE):

- Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose.

- Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil
dari bahan Cotton.

- Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat.


4. POLYESTER dan PE:

- Jenis bahan ini terbuat dari serat sintetis atau buatan dari hasil minyak bumi
untuk dibuat bahan berupa serat fiber poly dan yang untuk produk plastik berupa
biji plastik.

- Karena sifat bahan dasarnya, maka jenis bahan ini tidak bisa menyerap keringat
dan panas dipakainya.


JENIS BENANG:

Pentingnya mengetahui tentang benang atas bahan kaos yang kita kehendaki adalah
berkaitan dengan ketebalan atau gramasi bahan kaos itu sendiri.

1. BENANG 20S:

Biasanya dipakai apabila kita menghendaki
ketebalan atau gramasi bahan kaos antara
180 sampai dengan 220 Gram / Meter
persegi untuk jenis rajutan Single Knitt.


2. BENANG 24S:

Biasa dipakai apabila kita menghendaki
ketebalan atau gramasi bahan kaos antara
170 sampai dengan 210 Gram / meter
persegi untuk jenis rajutan Single Knitt.


3. BENANG 30S:

Biasa dipakai apabila kita menghendaki
ketebalan atau gramasi bahan kaos antara
140 sampai dengan 160 Gram / meter
persegi untuk jenis rajutan Single Knitt atau
Gramasi 210 sampai dengan 230 Gram /
meter persegi untuk jenis rajutan Double
Knitt.


4. BENANG 40 S:

Biasa dipakai apabila kita menghendaki
ketebalan atau gramasi bahan kaos antara
110 sampai dengan 120 Gram / meter
persegi untuk jenis rajutan Single Knitt atau
Gramasi 180 sampai dengan 200 Gram /
meter persegi untuk jenis rajutan Double
Knitt.


JENIS RAJUTAN:

1. SINGLE KNITT:

- Pengertian teknisnya adalah rajutan jarum
single.

- Penggunaan hanya satu permukaan atau
tidak bisa dibolak-balik (2 permukaan).

- Jenis rajutan rapat, bahan padat, kurang
lentur (stratching).

Sebagian besar produk kaos yang ada dipasaran adalah memakai jenis rajutan Single
Knitt.


2. DOUBLE KNITT:

- Pengertian teknisnya adalah rajutan Jarum
Double.

- Sehingga penggunaannya bisa dibolak-balik
(atas bawah tidak masalah).

- Jenis rajutan tidak rapat, bahan kenyal,
lembut, dan lentur.
Produk kaos yang biasa memakai rajutan
jenis ini adalah pakaian untuk bayi (baby)
dan anakanak (Kid’s). Ada sebagian orang
menyebut bahan ini dengan sebutan
Interlock.


3. LACOSTE:

- Pengertian teknisnya adalah rajutan texture/corak.

- Penggunaan tidak bisa dibolak-balik.

- Jenis rajutan bertexture, bulat, kotak, atau
menyerupai segitiga kecil-kecil.

Sebagian orang ada yang menyebut bahan
ini Pique atau Cuti, dan hanya lazim
digunakan untuk Polo Shirt atau Kaos Kerah.


4. STRIPER atau YARN DYE:

- Pengertian teknisnya adalah rajutan
kombinasi benang warna (Yarn Dye).

- Penggunaan tidak bisa di bolak-balik.

- Jenisnya bisa Single Knitt maupun Double
Knitt.

- Finishing harus openset / belah.

Orang awam menyebut bahan ini dengan
sebutan bahan salur / warna-warni. Biasadigunakan untuk produk kaos dewasa (
Pria,
Wanita, T-Shirt, maupun Polo Shirt ).


5. DROP NEEDLE:

- Pengertian teknisnya adalah rajutan dengan
variasi cabut jarum.

- Penggunaannya bisa di bolak-balik.

- Jenis rajutan texture garis lurus vertikal,
lembut, dan lentur.

Produk kaos ini banyak digunakan untuk Rib
Leher (T-Shirt), Ladies T-Shirt Body Fit, dan
kaos singlet.


FINISHING:

Jenis finishing bahan kaos disini berkaitan
dengan lebar bahan kaos yang dikehendaki
yang berkaitan dengan kebutuhan efisiensi
pola / marker. Finishing juga berkaitan

dengan kebutuhan akan handfeel / pegangan
bahan kaos.

1. TUBULAR/BULAT:

Bentuk bahan kaos disini adalah bulat
melingkar (seperti sarung) untuk bahan
Cotton disebut Callendar, sedangkan untuk
Non-Cotton disebut Setting. Jenis bentuk
finishing bahan kaos seperti ini yang paling
banyak dipakai oleh para produsen garment /
Clothing Company.


2. OPENSET / FINISH BELAH:

Bentuk bahan kaos yang di openset adalah
sudah dibelah melebar / horizontal.
Kelebihan dari finishing ini adalah serat
bahan jadi lebih lurus dan shrinkage (susut
kain) lebih halus.
Jenis finishing ini banyak digunakan untuk
produk kaos yang mengutamakan mutu,
merk branded / ternama, dan kualitas export.


3. MERCERIZED/NON MERCERIZED:


MERCERIZED:

Jenis finishing yang membuat serat bahan
kaos jadi lebih rapat, warna lebih cerah,
shrinkage lebih bagus, dan handfeel lebih
keras. Contoh untuk jenis bahan ini banyak
dipaai oleh produsen kaos lokal seperti :
Metalizer, Cressida, IE-BIE, Dadung,
Dagadu, Sinergy, BE-HOT, dan lainnya.


NON MERCERIZED:

Adalah jenis finishing yang mengutamakan
handfeel atau pegangan yang soft dan lentur.
Contoh produk kaos yang memakai bahan
jenis ini: Billabong, Quicksilver, Giordano,

dan
sebagian besar produk pakaian anak-anak
dan bayi.


4. BIO ENZYM dan BIO COMPACT:

Jenis finishing ini merupakan inovasi dari
Non
Mercerized. Sebenarnya kedua jenis finishing
ini secara teknis bersifat merapuhkan
permukaan bahan kaos dengan semacam

bakteri. Yang didapatkan adalah penampilan
bahan jadi super lembut, bulunya jadi halus
dan warna lebih cerah. Kelemahan bahan ini
adalah tidak awet. Tetapi konsumen produk kaos jenis ini tidak mengutamakan
keawetan
kaos melainkan gengsi, karena produk ini
umumnya merek terkenal dan mahal seperti :
Billabong,Rusty, Ocean Pasific, Rip Curl, No
Fear, dan lainnya.


5. ROTARY PRINT:

Jenis finishing bahan kaos ini yang dimaksud
adalah bahan kaos yang sudah dalam bentuk / sablon sebelum di cutting. Proses
printingnya memakai mesin rotary sehingga
dinamakan rotary print. Jenis bahan kaos ini
banyak dipakai oleh produsen garment anakanak
dan wanita.


Disusun oleh: http://djualankaos.tripod.com


Sumber: ledro blog.htm






JENIS TINTA SABLON

JENIS-JENIS TINTA

Tinta diatas bahan kaos ada dua jenis, yaitu tinta yang berbasis air atau waterbase inks dan tinta yang berbasis minyak atau solvenbase. Tinta solvenbase sering disebut dengan istilah plastisol.

JENIS TINTA WATERBASE:

TINTA RUBBER:
Tinta ini digunakan khusus untuk sablon diatas kain gelap. Sebab tinta ini bersifat pekat, dapat menutup permukaan warna kain dengan baik. Tinta rubber umumnya digunakan untuk underbase, underbase sendiri difungsingkan sebagai penutup warna kain sebelum penyablonan warna-warna diatasnya. Tinta rubber sendiri dibagi menjadi dua jenis untuk dua fungsi kegunaan. Jenis pertama adalah tinta rubber white yang digunakan untuk underbase/dasar, bisa juga digunakan untuk mendapatkan warna-warna pastel/muda. Jenis kedua adalah rubber color yang digunakan untuk pencampuran warna-warna tua. Untuk mendapatkan warna putih yang bersih dan cemerlang, campurkan tinta rubber white dengan sedikit pigmen/pewarna berwarna nila atau ungu.

TINTA TRANSPARAN:
Umumnya disebut dengan coating, karena dapat difungsikan sebagai pelapisan hasil sablon, sehingga hasil sablon lebih cemerlang atau mengkilap. Tinta ini memiliki bentuk seperti tinta extender yang transparan, tetapi memiliki kandungan yang lebih kuat atau lebih keras. Tinta ini baik sekali untuk teknik penyablonan separasi empat warna dengan terlebih dahulu memberikan rubber white pada permukaan bahannya.

TINTA EXTENDER:
Tinta in bersifat transparan, hanya cocok untuk penggunaan diatas bahan putih atau bahan-bahan berwarna terang. Sifat dari cat ini adalah menyatu/menyerap pada bahan.

TINTA SUPER WHITE:
Tinta ini tidak hampir sama dengan tinta rubber, terdiri dari dua jenis yaitu white dan color. Tinta ini sifatnya lebih mendekati tinta extender yaitu menyatu dengan bahan dan transparan, serta dapat disablon diatas dasar bahan berwarna gelap. Kelemahan dari tinta jenis ini adalah tidak dapat menutup dengan rapat permukaan bahan walau telah dilakukan penyablonan berkali-kali.

TINTA PUFF/TIMBUL:
Tinta ini terdapat pada kedua jenis tinta baik underbase maupun plastisol. Tinta ini memerlukan pemanasan yang akan mengakibatkan tinta ini mengembang dengan efek timbul.

TINTA SOLVENBASE/PLASTISOL:
Tinta ini berbahan dasar PVC dan harganya cukup mahal serta membutuhkan peralatan khusus untuk pengeringannya. Sebab tinta ini tidak dapat kering dengan sendirinya seperti tinta waterbase pada umumnya. Untuk dapat kering dengan baik, tinta ini memerlukan suhu mencapai 160 derajat celcius serta membutuhkan beberapa peralatan seperti conveyor curing dan flash curing. Setelah pengeringan dengan benar, tinta plastisol ini memiliki daya rekat yang sangat baik. Tinta ini sering digunakan untuk menciptakan efek-efek yang menakjubkan seperti high density. Dan t-shirt yang menggunakan tintaplastisol selalu diberi peringatan "Do not iron on design", sebab tinta ini akan meleleh jika terkena panas secara langsung dari setrika.

JENIS TINTA PLASTISOL:

TINTA ALL PURPOSE:
Tinta ini berbentuk transparan, bersifat seperti extender pada tinta waterbase. Sebab tinta ini hanya baik digunakan pada kain berwarna putih atau terang.

TINTA HIGH OPACITY:
Tinta ini mempunyai sifat seperti rubber dalam waterbase, hanya saja tinta ini mempunyai daya tutup yang lebih baik pada permukaan bahan jika dibandingkan dengan tinta rubber. Tinta ini dapat digunakan untuk teknik high density.

TINTA ATHLETIC PLASTISOL:
Tinta ini bersifat lentur atau elastis sehingga sangat cocok untuk penyablonan diatas kain polymesh, spandex atau kain dengan motif berlubang-lubang.

JENIS TINTA DAN TEKNIK LAINNYA:

CORK BASE:
Berjenis plastisol, tinta ini dapat digunakan untuk teknik high density yang akan menghasilkan efek seperti busa atau gabus. Tinta ini memiliki kelenturan dan fleksibelitas yang tinggi sehingga cukup baik untuk penyablonan diatas bahan yang memiliki kelenturan tinggi seperti bahan Spandek dan Rib. Tinta ini juga tidak diperbolehkan untuk di dry clean, bleach atau disetrika.

SHIMMER GOLD & BASE:
Tinta dari jenis plastisol ini diformulasikan untuk menghasilkan warna seperti metalik. Tinta ini berbentuk pasta dan siap pakai. Tinta ini sangat baik digunakan untuk heat transfer, baik itu cold peel maupun hot peel. Sangat baik digunakan pada kain knitting, cotton, polyster dan rayon. Tidak disarankan untuk pemakaian
pada kain jenis nylon atau lycra.

YELLOW SPARKLE:
Bubuk yang diformulasikan untuk menimbulkan kesan berkelip-kelip, serta memiliki
tampilan yang glosy. Untuk mencetak bubuk ini, sebelumnya harus mencetakkan tinta plastisol sebagai dasar sekaligus sebagai perekat bubuk ini.

HIGH DENSITY CLEAR:
Tinta yang bersifat transparan, tinta ini menghasilkan efek sablon yang mengkilap dan terkesan basah.

WILFLEX LUNA CLEAR:
Tinta plastisol transparan yang tidak terlihat dengan sinar lampu biasa, akan muncul jika terkena sinar ultraviolet.

FOIL TRANSFER:
Aluminium foil dalam bentuk lembaran seperti kertas. Selain warna silver dan gold,
foil juga tersedia dalam macam warna dan motif. Untuk media tempelnya foil ini membutuhkan lem khusus.

FLOCK:
Teknik sablon yang menghasilkan efek cetakan seperti beludru. Terdapat dua jenis flock, bubuk dan lembaran. Untuk lembaran membutuhkan lem khusus sebagai media perekatnya.

SUGAR PRINTING:
Aplikasi sablon yang berbentuk bubuk transparan mirip gula pasir.

GLOW IN THE DARK:
Berbentuk serbuk yang menyerap dan memantulkan sinarnya kembali didalam ruangan gelap.

REFLECTIVE POWDER:
Serbuk yang dapat memantulkan sinar jika terkena cahaya lampu atau sinar matahari.

NATURAL SUADE:
Tinta plastisol yang menghasilkan efek kulit yang sangat lembut.

DISCHARGE AGENT:
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencabut warna dasar kain, sehingga warna bahan menjadi putih/grey. Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bahan pewarna
kainnya harus dipilih dengan yang dischargeable.

DISTRESSED atau VINTAGE:
Teknik inovasi grafik dengan membuat tekstur sehingga gambar terlihat pecah-pecah dan terlihat usang/kuno.

SHATTER BASE:
Jenis tinta untuk menciptakan kesan pecah (crack). Tinta ini diciptakan agar mudah pecah saat mengering dan untuk pengeringan membutuhkan flash curing.

ROCK BASE:
Teknik high density menggunakan tinta rock base untuk menghasilkan cetakan dengan
permukaan kasar seperti batu.

SUBLIMATION TRANSFER:
Gambar yang dicetak diatas kertas transfer, yang kemudian ditransfer ke kaos menggunakan hotpress. Sublimation transfer umumnya terbagi dalam menjadi dua jenis,
hot peel dan cold peel.

HOT PEEL:
Gambar yang diprint diatas kertas transfer.

COLD PEEL:
Kertas transfer yang berisi gambar jadi dengan berbagai jenis pilihan. Jenis cold peel ini jika diaplikasikan diatas kain kaos akan menghasilkan tekstur seperti tinta rubber, dan dapat diaplikasikan diatas dasar bahan terang maupun gelap.
Sebab dalam pembuatannya cold peel menggunakan tinta plastisol.

RHINESTONES HEAT PRESS:
Aplikasi yang digunakan untuk dekorasi dalam garmen, mempunyai beragam nama sesuai
dengan bahan yang digunakan, anatara lain nailheats, rhinestones dan swarovski crystals. Cara pengaplikasiaannya hanya dengan memanaskannya dengan mesin hot press
pada suhu 160 derajat celcius selama 10 detik.

HIGH FREQUENCY WELDING:
Proses aplikasi menggunakan mesin high frequency, seperti aplikasi plastik PVC diatas
kain.

EMBOSS PRINT:
Aplikasi yang menggunakan mesin press tekanan tinggi untuk menciptakan hasil emboss
diatas bahan.

Disusun oleh: BLAo
Sumber: Basic Screen Printing for T-Shirt, Benny Setiawan Rahardjo.

30 Tahun C59, Hadirkan Cerita Legenda Indonesia

Selasa, 24/02/2009 16:09 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Desain dalam indutri kreatif menjadi begitu penting. Digiring oleh sebuah idealisme untuk membentuk sebuah citra. Pergeseran-pergeseran tren menuntut para kreator industri kreatif untuk terus menawarkan keberagaman. Hal itu tak luput dari C59. Tahun 2009 ini C59 pun menawarkan sebuah legenda untuk dibaca masyarakat.

Berpuluh tahun perjalanannya, dengan persaingan bisnis yang muncul di sana-sini, Wiwied tidak malah padam. Kreativitas dan inovasinya terus berkembang seiriang dengan perkembangan zaman.

Menghadapi genap 30 tahun usia C59 pada 2010 nanti, sebuah ide baru diangkat oleh Wiwied. Ia mulai berpikir untuk mengenalkan sejarah ke anak muda lewat kaos. Tercetuslah sebuah ide tentang kaos bertema 'Indonesia Legends'.

Desain kreatif yang dirancang menjadi sebuah orisinalitas yang sarat akan seni, catatan dalam bentuk sketsa yang bisa menjelaskan makna tanpa harus ada deskripsi yang jelas.

Gambaran keindahan Borneo dan senyum mengembang dari seorang legenda masyarakat Betawi Benyamin Sueb merupakan ide yang akan diangkat lagi oleh C59. Begitu pula dengan tema-tema sosial seperti gambaran kota Bandung yang terkenal dengan kecantikan kaum hawanya juga bakal menjadi cerita lain di atas kaos. Tak ketinggalan ikon C59 yang berupa burung caladi si "woody woodpecker" akan diikutsertakan sebagai sebuah legenda. Melalui tema ini C59 mencoba keluar dari cangkang sebagai clothing Bandung. Namun tetap tak meninggalkan akarnya yang memang berasal dari Bandung.

"Indonesia Legends mengangkat apapun yang dilegendakan," ujar PR & Marketing C59 Bambang Hardiyanto C59.

Bambang mengatakan, latar belakang tema Indonesia Legends juga sebagai pengobat rindu. Menurutnya tema ini juga diangkat untuk orang-orang yang sejak tahun 80-an sudah menggunakan produk-produk C59.

"Meski begitu tak berarti Indonesia Legends hanya untuk usia tertentu saja. Setiap desain diciptakan untuk merangkul semua kalangan," tegas Bambang.

Two Clothes Bidik Skaters

Rabu, 30/01/2008 17:44 WIB
Baban Gandapurnama - detikBandung

Bandung - "Serving skateboarding community". Begitulah konsep diusung Two Clothes. Tidak aneh jika distro ini menjadi salah satu acuan para skater untuk shopping.

"Sejak awal hingga kini, Two Clothes fokus menyediakan produk bagi yang hobi main skateboard," kata Feby 'Lorentz' Arhemsyah, pemilik clothing tersebut kepada detikbandung, belum lama ini.

Secara resmi, Two Clothes menancapkan benderanya pada 1998. Berlokasi di Jalan Veteran, No 2, bisnis independen ini menyuguhkan ragam atribut kebutuhan skater. Di gerainya, tersedia papan luncur, sweater, kaos, topi, sepatu dan sandal.

"Soal kualitas dan harga, hasil karya ini bisa bersaing dengan produk impor," katanya. Selain itu, agar si pemakai merasa bangga, Two Clothes mengeluarkan produknya secara limited edition. Bagi pria kelahiran Bandung 1 februari 1980 ini, memilih target market komunitas skateboard merupakan peluang cerah. Sebab, jarang sekali clothing yang menggarapnya.

Usia panjang mengelola usaha, kian terasa. Sekelumit jerih payah di masa lalu, terbalas puas. Kini, produk Two Clothes mulai menjalar ke sejumlah wilayah Indonesia. Di antaranya, Jakarta, Bali, Makasar, Papua, dan Gorontalo. "Saat ini, sudah terjalin kerjasama pula dengan toko skateboard di Malaysia," ujarnya.

Suguhan ciri khas produk Two Clothes, berdesain Rock-Metal. Ya, karakternya condong ke kaum lelaki. "Tampilan gambar tengkorak dan garuda, diibaratkan simbol karakter keras. Selain itu, di setiap produk ada pesan-pesan skateboard. Misalnya, 'Skateboard is Gold'," jelas Feby.

Tak puas berkreasi melalui hasil karya. Rupanya, Two Clothes menebar sumbangsih lebih kepada para skater lokal sarat prestasi. Nama skater professional asal Bandung, seperti Firman Endo, Ega MP dan Adrian S, menjadi bagian melekat di 'tubuh' Two Clothes.

"Menjadi endorse atau sponsor, ialah kebanggaan bagi saya. Ini bentuk dukungan dan kontribusi Two Clothes kepada mereka," ungkap Feby yang tangan kirinya pernah patah saat beratraksi memainkan papan luncur.

Pengurus Kreative Independent Clothing Kommunity (KICK) ini menambahkan, dirinya tidak memilah kategori skater yang pantas disponsori. "Justru saya lagi mencari skater lokal pemula. Syaratnya, harus memiliki bakat dan keseriusan bermain skateboard," ujar Feby, yang bercita-cita produknya berada di Amerika.

Go Skater! Go! Bersiaplah dibidik Two Clothes.


(bbn/ern)

Caboo Attitude Bikin Lebih Akrab

Minggu, 17/02/2008 08:52 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung



Bandung - Berita apapun seputar selebritis seringkali membuat kita membuka mata dan telinga lebar-lebar, termasuk fashionnya.

Nah, jika anda termasuk salah seorang penggemar grup musik beraliran jazz, Maliq & D'Essential yang populer dengan lagu untittlenya, mungkin distro yang satu ini bisa membuat anda tertarik untuk berkunjung.

Caboo Attitude, itu dia nama distro yang terletak di Jl. Sultan Agung 3. Berada di antara deretan distro-distro yang lain, Caboo Attitude pernah dipilih menjadi baju sponsor Maliq & D'Essential.

"Saat itu Maliq sedang promo album. Sekitar dua sampai tiga bulan Maliq menggunakan kostum-kostum Caboo. Kini sudah tidak lagi, paling mereka hanya membeli," tutur Andika Pratama atau Dika, Divisi Distribusi Caboo Attitude.

Dika mengaku, salah seorang owner Caboo pernah menjadi additional player Maliq & D'Essential. Oleh karena itulah, Cabboo memiliki kesempatan untuk mensponsori konser-konser Maliq.

Cabboo yang berdiri di Juni 2007 ini memiliki konsep pop art dalam fashionnya. Namun seiring perkembangan pasar, tema-tema umum seperti kata-kata juga menjadi konsep Cabboo. Saat ini produksi cabboo lebih dikonsentrasikan ke t'shirt. 30 persen produk Cabboo berasal dari clothing-clothing lainnya. Harga-harga t'shirt berkisar antara 70 ribu hingga 90 ribu.

Cabboo sendiri bisa diartikan lebih akrab dengan siapa saja. Caboo Attitude, ya... bisa diartikan sikap yang akrab.

Ehm, mungkin saja anda akan lebih akrab dengan Maliq & D'Eseential jika belanja ke tempat ini.(ema/ern)

Airplane Eksis di Era 90' hingga 2008

Jumat, 08/02/2008 14:15 WIB
Erna Mardiana - detikBandung

Bandung - Kreatifitas anak muda di Bandung memang engga ada matinya. Meski diserbu dengan pembangunan pusat perbelanjaan besar, distro yang mulai muncul pada tahun 90-an tetap eksis hingga kini. Salah satunya distro Airplane, di Jalan Aceh No 44.

Dimotori oleh tiga sahabat yang senang berkreasi sendiri membuat T'shirt dan celana, Fiki Chikara Satari, Helvi, dan Colay, akhirnya mengusung merek Airplane. Dengan modal awal Rp 300 ribu, mereka pasarkan kaos buatan sendiri itu di lingkungan terbatas.

"Awalnya hanya mulut ke mulut antar teman. Produksi kami pun hanya terbatas, paling beberapa stel kaos. Eh ternyata banyak yang suka, akhirnya kami titipin ke distro-distro milik teman," ujar Fiki yang memulai usahanya 10 tahun yang lalu.

Melihat animo yang bagus, akhirnya pada 2001 atau tiga tahun setelah usahanya dirintis, Fiki dan dua sahabatnya menyewa sebuah tempat di Jalan Aceh 44. "Sewa awalnya dulu hanya Rp 6 juta per tahun, sekarang sudah Rp 60 juta per tahun," ungkapnya.

Tidak hanya memproduksi T'shirt dan celana, jaket, sweater, topi, dan sepatu pun mulai dirambah Airplane. "Tapi ingat, kami ini jualan merek bukan hanya fashion. Merek bagi distro adalah identitas," ujar Fiki.

Menurut Fiki, bertahan selama 10 tahun memang bukan hal yang mudah di tengah-tengah persaingan antara factory outlet dan mall-mall di Bandung. "Distro sendiri jumlahnya sudah mencapai 300-an. Biar merek kami tetap bisa eksis, kami harus melakukan inovasi terus," ujarnya. Kini Airplane telah memasok ke 94 distro yang ada di Indonesia.

Sejak 2007, kata dia, Airplane memakai konsep season. Setiap empat bulan satu kali, dibuat tema khusus. "Untuk season awal tahun ini adalah 'seduce you good'. Kami ingin menjadikan awal tahun ini sangat menggoda, tentunya dalam konotasi yang baik," tuturnya.

Tetap dengan mengusung model yang simpel, T'shirt, celana denim, hingga jaket semua dibuat sedikit 'menggoda'. Menurut Direktur Kreatif Airplane Gino Herriansyah, warna yang mendominasi pada season kali ini adalah biru, merah, dan kuning. "Dengan adanya tema, memudahkan kami pada saat promosi," cetus Gino.

Fiki menambahkan salah satu cara agar Airplane tetap eksis adalah menjadi sponsor band-band lokal, seperti the Sigit."Kami menjadi sponsor bagi The Sigit yang akan konser di Texas pada Maret 2008 nanti," ujar Fiki.

Bahkan untuk pemasaran produk Airplane, Fiki membuat terobosan baru dengan sistem pembelian online melalui website. "Yang pesan dari luar negeri banyak, seperti dari Finlandia, Australia, Filipina, Belanda dan juga Amerika," ujarnya bangga.

Kini jumlah karyawan Airplane sudah mencapai 54 orang. Dengan keseriusan dan inovasi yang terus diasah, Fiki optimistis usahanya akan tetap bertahan di tengah persaingan usaha yang sudah tidak ramah lagi.
(ern/ema)

Heaven, Distronya Skateboarder

Senin, 03/03/2008 08:47 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Berkunjung ke Skatepark, berkunjung pulalah ke Heaven Sk8er Shop, sebuah distro yang menyediakan alat kelengkapan skateboard. Pendirian Heaven pun bersamaan dengan pembangunan Skate Park di bulan April 2006. Alat-alat skateboard seperti papan skateboard tentu saja, skate shoes, helm, t'shirt, jaket, disediakan di tempat ini.

Produk-produk di Heaven diimpor dari luar negeri. Karena kayu yang digunakan untuk membuat papan skate adalah maple Canada yang memang jelas tak ada di Indonesia. Meskipun Heaven memperoduksi papan sendiri dengan brand Heaven Skateboard, proses pembuatannya pun dilakukan di Amerika.

Papan skateboard dijual terpisah dengan kelengkapan lainnya seperti wheel (roda), truck, dan baring. Untuk papan Amerika, harganya mulai 500 ribu-600 ribu sedangkan untuk produk asli Heaven Rp 400 ribu. Untuk truck, Rp 400 ribu hingga Rp 550 ribu. Roda Rp 200 hingga Rp 350 ribu. Jadi untuk mendapatkan papan skate siap pakai biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 1,2 juta.

Skate membutuhkan sepatu khusus dengan alas datar. Bahan dasar kulit lebih direkomendasikan sebagai salah satu penentu keawetan sepatu. Dapatkan skate shoes dengan harga Rp 500 ribu-Rp 2 juta. Untuk keamanan ketika bermain, belilah helm skate dengan harga Rp 150 ribu-Rp 400 ribu. T'shirt dengan harga Rp 90 ribu -Rp 125 ribu, jaket Rp 175 ribu dan celana Rp 200 ribu.

(ema/ern)

Sativa, Merangkum Reggae Dalam Fashion

Sabtu, 08/03/2008 09:17 WIB
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung

Bandung - Musik reggae yang unik dan mengusung budaya Jamaika ternyata memiliki pasarnya tersendiri di Tanah Air, termasuk di Bandung. Komunitasnya reggae di Bandung yang tidak sedikit, kini bisa mengekspresikan kecintaannya pada reggae melalui atribut-atribut berbau reggae dan Jamaika yang ditawarkan di Sativa.

Distro ini banyak membawa corak kuning merah dan hijau dalam desainnya. Kreativitas mereka dituangkan dalam motif baju, jaket, topi dan tas. Corak ini memang bisa ditemukan beberapa distro, namun diakui pemilik Sativa, Aldi dan Dody, di distro ini benar-benar total mengusung unsur reggae dan Jamaika.

"Di tempat lain mungkin ada juga, tapi tidak total mengusung tema ini," tutur Aldi.

Produk-produk yang ditawarkan di sini, ungkap Dody, merupakan hasil desain dan produksi mereka sendiri. Tidak hanya untuk pria, atribut-atribut untuk wanita juga tersedia di sini. Harga yang ditawarkan untuk produk-produk ini bervariasi. Untuk t shirt mulai dari Rp 40 ribu sampai Rp 60 ribu, topi senilai Rp 50 ribuan dan jaket seharga Rp 100 ribuan.

"Beberapa produk lain sedang dalam pengembangan, mungkin ke depannya kita bisa memperluas jenis produk misalnya sepatu," jelas Aldi.

Aldi juga menambahkan, selain untuk menuangkan ekspresi mereka terhadap musik reggae keberadaan distro ini juga diharapkan dapat menjadi tempat berkumpulnya para pecinta musik reggae di Bandung.

"Komunitasnya sudah termasuk banyak, hanya saja tidak terorganisir. Semoga saja distro ini bisa menampung para pecinta reggae Bandung di satu tempat," ungkap Dody.

Sativa, yang dalam istilah Jamaika berarti salam perdamaian, dapat ditemui di Jalan Tamansari 90. Jangan mengaku pecinta musik reggae kalau belum mengunjungi distro ini.

(twi/afz)

Riotic, dari Studio Musik ke Distro

Jumat, 04/04/2008 08:41 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Sejarah berdirinya distro atau industri clothing di Bandung cikal bakalnya berasal dari industri musik, khususnya musik indie. Begitupun dengan distro yang bisa dikatakan senior ini, Riotic, didirikan di tahun 1996. Awalnya adalah salah satu recording company di kota Bandung.

Menurut Pemilik Riotic, Dadan Ruskandar yang biasa disebut Ketu (dari kata ketua), terbentuknya Riotic awalnya dari kumpulan anak-anak muda Bandung yang biasa bermusik dengan genre punk rock yang tergabung dalam Hijau Enterprise. Keinginan untuk mendokumentasikan musik itulah yang memicu didirikannya industri rekaman label Indie dengan nama Riotic.

Riotic sendiri berasal dari kata riot yang diartikan Dadan sebagai kondisi cheos yang dilihat dari segi musik. "Tetapi bukan orangnya yang cheos," ungkap Dadan. Band punk rock pertama yang dibuatkan mini albumnya oleh Riotic Record adalah Turttle Jr. Kemudian Riotic Record membuat album Bandung Burning yaitu 17 kompilasi album punk rock yang kasetnya laku keras dan masih dicari sampai sekarang. Terakhir band yang adalah Authority yang salah satu anggotanya dalah anak almarhum seniman Harry Rusli.

Tak hanya band-band lokal yang dirilis Riotic Record tapi juga band-band indie dari luar negeri. Misalnya dari Belanda, Amerika, dan rata-rata negara di Eropa.

Banyak dari para penggemar musik punk rock tersebut menanyakan merchandise band, maka pada tahun 97 didirikanlah distro Riotic. Menurut Dadan, pada saat itu distro yang ada di kota Bandung baru Riotic dan Harder. Hampir 70 persen dari produk-produk Riotic adalah merchandise band-band musik indie, dimana mayoritas merupakan band lokal Bandung.

Sehingga image sebagai distro yang menjual merchandise band lokal indie seluruh Indonesia melekat di Riotic. Bahkan, salah satu band ternama tanah air, Peterpan menitipkan merchandisenya di tempat ini.

Tak hanya t'shirt juga CD, kaset, topi, pin dan lain-lain. Harga t'shirt berada di kisaran Rp 55-85 ribu, kaset Rp 12-18 ribu, topi Rp 60-65 ribu, pin Rp 5 ribu- Rp 7500. Riotic memproduksi cukup sedikit dalam memproduksi. Dalam satu kali produksi satu design hanya 30 pieces. Itupun tidak ada pengulangan produksi di kemudian hari.

Lokasi Riotic berpindah-pindah dari mulai Cijerah, Cicadas belakang BIP, Dago sampai akhirnya ditahun 2007 memilih Jl Sumbawa No 61. Dalam satu kawasan terdiri atas distro, tempat recording dan latihan serta kantin. Beberapa tempat duduk di sediakan di bagian depan. Setiap harinya Riotic ramai dikunjungi. Entah itu oleh anak band yang latihan ataupun sekedar kongkow hingga yang belanja. Terlebih ketika para pengunjung tahu kalau band-band ternama Bandung seperti Burgerkill, Jeruji, Pure Saturday melakukan latihannya di tempat ini.

(ema/ern)

Merangkum Musik, Film dan Tokoh dalam T-Shirt eGo

Rabu, 09/04/2008 08:38 WIB
Pratiwi Ester Novita Manik - detikBandung

Bandung - Tan Malaka, Marlyn Monroe, Pulp Fiction nama-nama yang mengingatkan kita pada tiga hal yakni, tokoh, musik dan film. Ketiga hal berbeda itu terangkum dalam wujud t-shirt yang bisa ditemui di eGo.

Distro yang berdiri sejak Desember 2007 ini memberikan alternatif baru dalam fashion. Jika wajah selebriti sudah sering terpampang di t-shirt, eGo menawarkan wajah-wajah populer di bidang-bidang lain, termasuk politik.

Menurut pemilik eGo, Supriatno Yayat, dirinya memilih tema ini karena ingin memberikan pilihan bagi konsumen untuk mengidentifikasi diri melalui t-shirt.

"Pilihan t-shirt seseorang menjadi representasi orang tersebut. Misalnya jika memilih t-shirt Mao, menggambarkan orang yang cenderung ke aliran kiri" jelas Al, begitu dia akrab dipanggil.

Al juga menambahkan, pemilihan nama eGo karena mudah diingat. Istilah ini juga memiliki arti yang serupa dalam dua bahasa, dalam bahasa inggris maupun indonesia.

Beberapa corak t-shirt lain yang ditawarkan di sini memang tergolong unik. Corak untuk jenis film maupun musik mengusung wajah-wajah dengan aliran yang jarang. Misalnya Bjork dengan jenis musik electronica, atau Trainspotting film bergenre cult classic.

Harga yang ditawarkan untuk t-shirt di sini bervariasi mulai dari Rp 40 ribu sampai Rp 70 ribu. Perbedaan harga tergantung tingkat kerumitan desain baju. Menurut staf operasi eGo, Tiara, desain corak t-shirt dan pemilihan bahan baju dilakukan sendiri.

"Jadi semakin rumit desain dan semakin bagus bahan mempengaruhi harga," tutur Tiara.

T-shirt yang ditawarkan tidak hanya untuk pria yang biasanya identik dengan kegiatan-kegiatan aktivis atau corak pakaian yang unik. Pakaian ukuran wanita juga ditawarkan di sini.

Selain desain yang sudah tersedia, pelanggan juga dapat memesan desain tertentu sesuai selera. Bahkan dapat memesan t-shirt dengan potret diri sendiri. Harga yang ditawarkan untuk pemesanan t-shirt bisa mencapai Rp 100 ribu untuk pesanan satuan, tergantung desain. Jika memesan sebanyak 12 unit, harga yang ditawarkan kisaran Rp 40 ribu.

Menurut Tiara, meski kini hanya menawarkan aneka t-shirt, tidak lama lagi eGo akan meluncurkan produk celana boxer. Produk celana boxer ini nantinya tidak mengubah konsep awal, yakni penggunaan corak wajah musisi, film atau tokoh.

Aneka t-shirt unik ini dapat diperoleh di outlet eGo di Jalan Dipatiukur 7B. Model-model t-shirt dapat dilihat di situs http://egotshirt.blogspot.com. eGo menyalurkan produknya ke beberapa outlet di Bandung, seperti ian's report, Fuku ya dan Achtung. Aneka t-shirt ini juga disalurkan ke Cirebon, di Jalan Kutagara 38. Rencananya akan merambah juga ke Jakarta dan Yogyakarta.

Jadi, t-shirt mana kah yang merepresentasikan aliran anda?(twi/ern)

Tolak Jadi Spion Pembajakan di Negeri Sendiri

Senin, 12/01/2009 12:23 WIB
Rivki - detikBandung

Bandung - Menjual produk-produk musik rock luar negeri berlisensi membuat pemilik Rocstar Ridho Trisonly dipercaya. Bahkan sempat ditawari oleh perusahaan merchandise rock luar negeri untuk menjadi spion di negeri sendiri terhadap produk-produk luar negeri yang dibajak. Namun tawaran tersebut ditolak.

"Saya tidak mau tahu usaha orang lain, kalau memang mereka ingin memberantas pembajak, kenapa mereka tidak ke sini saja," Kata Ridho saat detikbandung berkunjung ke tempat usahanya di Jalan Tirtayasa No 34, Bandung.

"Setiap orang mempunyai rezekinya masing-masing, jadi gue tidak peduli mau membajak atau apa, yang penting kita sama-sama usaha," sambungnya lagi.

Setiap usaha selalu menemui kendala. Bagi Ridho, kendala yang dihadapi adalah nilai kurs dolar yang tidak menentu sehingga dirinya mengaku kesulitan jika harus menghitung berapa jumlah pengeluaran dan pendapatan yang dipatok oleh Rockstar

"Misalnya bulan ini harganya segini, bulan depan belum tentu harganya sama. Otomatis modal dan keuntungan yang didapatkan tiap bulan berbeda," ujar Ridho mencontohkan.

Perkembangan rock yang pesat, mau tak mau membuat Rockstar harus mengupdate barang-barang yang ditawarkannya.

"Tergantung bulannya, kalau bulan menjelang puasa hingga bulan akhir tahun, biasanya gue memperbanyak stok barang karena pada bulan tersebut pembelinya ramai. Kadang-kadang dalam satu bulan kita pernah tidak memperbaharui barang yang ada di toko."

Bukan hanya pakaian yang ditawarkan di Rockstar, kaset, baju, gelang, atau sepatu menjadi pilihan para penggila musik rock.

"Di sini menjual enam kategori produk seperti aksesoris, Boots and Shoes, Poster, records, action figures dan apparels, dan genre-nya Musik, Movie And Life Style, semuanya bertemakan rock," ujar Ridho.

Untuk pakaian, bukan hanya kelompok-kelompok musik yang sedang tren di kalangan remaja, grup-grup band legendaris seperti The Beatles dan The Doors menjadi favorit pengunjung yang singgah ke tempatnya.

C59, Pelopor Clothing di Jawa Barat

Selasa, 24/02/2009 08:15 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Geliat industri fashion di Bandung sepertinya terus merekah. Didukung kreatifitas anak muda melalui distro dan clothing yang masih memperlihatkan kejayaannya. Tapi di tengah persaingan beragam label clothing, sepertinya nama besar brand C59 masih terus terngiang. Bahkan seperti akar yang keberadaannya tak bisa dilepaskan dari kreativitas Kota Bandung.

Tahun 2007 lalu, C59 mendapatkan Hade Award yang diberikan Disperindag dan Kreativity Independent Clothing Kommunity (KICK), sebagai pelopor industri clothing di Jawa Barat. Sang pelopor yang nama besarnya berawal dari sebuah rumah di Jalan Caladi No 59.

Kesuksesan C59 adalah buah dari tekad seorang Marius Widyarto (53) bersama istrinya Maria Goretti Murniati(53) yang memulai usaha di bidang kaos pada 12 Oktober 1980 lalu.

Usaha ini berawal dari sebuah ide yang tak biasa. Wiwied, demikian sapaan akrab Marius, mendapatkan modal awal dengan menjual kado pernikahan. Dari hasil penjualan tersebut Wiwied membeli satu buah mesin jahit dan dua mesin obras untuk menjalankan usahanya.

"Dari SMU saya sudah senang membuat kaos-kaos kelas atau kaos ekstrakurikuler," tutur Wiwied yang menghabiskan masa SMP dan SMU di Aloysius ini. Kesupelannya dalam bergaul dari satu komunitas ke komunitas lain mengasah kemampuan Wiwied dalam seni berinteraksi dengan orang lain.

Kemampuan bergaul itulah yang dia jadikan sebagai modal. Wiwied mencari klien dari komunitas ke komunitas. Bersama sang istri Wiwied pun bergerilya mencari klien yang ingin dibuatkan kaos.

Saat itu pengerjaan kaos pun masih dilakukan secara manual. Tapi dalam waktu singkat, C59 dapat menunjukan keunggulan produk dari mulai bahan kaos, jenis sablon dan tekhnik pengerjaan kaos.

Wiwied mengaku dirinya sempat kesulitan untuk mendapatkan modal agar usahanya bisa diperbesar. Namun berkat kegigihan Wiwied dalam membangun relasi. Wiwied pun berhasil menggandeng sebuah bank swasta yang bisa memberinya kucuran dana untuk mengokohkan nama C59.

Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1990 Wiwied berhasil mendirikan sebuah pabrik di Cigadung Permai yang dibangunnya dengan mencicil. Di pabrik ini, pembuatan kaos tak hanya dilakukan secara manual tapi sudah berbaur dengan teknologi.

Mulai saat itu, usaha Wiwied pun mengalami perluasan dari semula pembuatan kaos pesanan merambah ke retail. Di tahun yang sama pula Wiwied mendirikan toko retail yang pertama di Jalan Tikukur No 10.

Untuk mengukuhkan usahanya, pada tahun 1993-1994 C59 resmi berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Caladi Lima Sembilan. Kini Wiwied mempekerjakan sekitar 300 karyawan. Bahkan kadang mencapai 700 karyawan jika sedang dibanjiri pesanan.

Sejak berubah menjadi perseroan, Wiwied mulai mengepakan sayap C59 ke luar Kota Bandung. Mendirikan toko dan bekerjasama dengan department-department store di beberapa kota untuk penjualan produk C59. Pada tahun 2000, C59 berani melangkah memasarkan produknya ke Eropa Tengah seperti Ceko, Slovakia dan Jerman. Begitupun di dalam negeri pemasaran si departemet-department store kian digencarkan.

Selain berada di departement-depertement store. Produk-produk C59 juga bisa ditemukan di showroom C59 Jalan Merak No 2.

Tetap Bertahan By Order

Tak pernah meninggalkan usaha awalnya melalui by order atau pesanan, sampai sekarang pun C59 masih menerima pesanan produksi kaos. Pesanan tak hanya datang dari instansi atau komunitas yang bersifat individu, tapi datang juga dari label-label lain yang ternama sampai beberapa clothing di Bandung.

"Kami juga memproduksi merek-merek besar dan beberapa merek clothing di Bandung," tutur PR & Marketing C59 Bambang Hariyanto. Dengan adanya kantor cabang di delapan kota, kata Bambang, C59 tak pernah sepi klien.

Meskipun diakui Bambang dari sisi retail penjualan menurun. Hal itu terjadi karena banyaknya pesaing dari luar dan adanya pemain-pemain baru dalam industri clothing di Bandung. Saat ini dalam satu bulan C59 bisa memproduksi sampai 6.000 pieces untuk pesanan di seluruh Indonesia.

Belajar Ilmu Kaos di Showroom C59

Selasa, 24/02/2009 08:49 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Keberadaan C59 tidak hanya sekadar pembuat kaos. Perintis dan pemilik PT C59 Marius Widyarto (53) atau Wiwied berharap C59 bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Wiwied pun tak ragu untuk 'buka kartu' rahasia pabriknya ke masyarakat umum.

Wiwied mengaku konsepnya dalam mengembangkan C59 tidak muluk-muluk. Dia hanya berpikir dari bisa menghidupi diri sendiri, menghidupi dua orang sampai akhirnya tertuju pada satu titik bahwa C59 harus bermanfaat untuk orang banyak. Misalnya dengan menjadikan pabriknya di Jalan Cigadung Raya Timur No 107 sebagai tempat wisata kaos yang terbuka bagi masyarakat umum.

"Bukan cuma membuat kaos tapi juga membuka wisata pabrik sehingga orang bisa melihat langsung proses kreatif pembuatan kaos," tutur lulusan fakultas Ekonomi Universitas Parahyangan tersebut.

Selain itu menurut Wiwied pabrik juga dijadikannya sebagai training center. Di mana Wiwied membuka peluang bagi siapapun yang ingin belajar dengan magang di pabrik C59.

Menurut PR & Marketing C59 Bambang Hardiyanto kunjungan wisatawan ke pabrik C59 dimulai tahun 1999-an. Sejak saat itu, pabrik C59 pun kerap dikunjungi baik dari sekolah maupun wisatawan yang menggemari produk-produk C59.

Dengan senang hati para pegawai C59 pun akan memberikan ilmunya pada para pengunjung karena menurut Bambang hal itu sudah menjadi bagian dari pelayanan C59. Di sini pengunjung akan diajak melihat dari mulai proses kreatif pembuatan desain kaos, proses sablon, proses menjahit sampai proses pengepakan kaos.

Dengan adanya kunjungan tersebut diakui Bambang menjadi salah satu cara untuk menambah klien. Karena dengan melihat secara langsung proses pembuatan kaos di C59 di saat yang sama C59 diperkenalkan kepada masyarakat. Hasilnya, tak sedikit dari pengunjung yang nantinya memesan untuk membuat kaos di C59.

Tak hanya berhenti sampai di situ. C59 sepertinya cukup serius untuk menjadikan pabriknya sebagai tempat wisata. Bambang mengatakan untuk melengkapi wisata kaos di pabrik C59, ke depan rencananya akan dibuat area pertunjukan seni di kawasan pabrik. Namun kapan tepatnya Bambang sendiri belum bisa memastikan.

Angkat Isu Sebagai Pembeda

Kamis, 11/12/2008 10:06 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Kreativitas industri clothing tak hanya diperlihatkan dari sisi desain, pemilihan tema atau isu desain pun menjadi faktor pembeda untuk menonjolkan karakter.

Menurut salah seorang pemilik Wadezig!, Ridho Alhadi, sejak awal berdirinya Wadezig!, selalu mengangkat tematik sebagai pembeda dengan produk lain. "Dari awal berdiri bikin rilis produk berdasarkan tema yang lagi pengen angkat," ujarnya.

Misalnya ketika sedang hangat-hangatnya perang Irak, tema itulah yang diangkat atau ketika sekarang mendekati akhir tahun tema yang diangkat "The End of The Beginning".

Walaupun diakui Ridho pemilihan isu tidak selalu yang aktual, tak harus juga berbau politik,tapi cukup relevan dalam kacamata Wadezig!. "Pemilihan tema tergantung mood. Pergantiannya paling cepat tiga bulan sekali," ujar Ridho.

Untuk tahun 2008 misalnya, hanya dua isu yang diangkat. Awal tahun temanya 'Decade 5thn Wadezig' dan 'The End of The Begining' untuk akhir tahun.

Selain punya tema sendiri, Wadezig! juga punya ciri khas lain. Yaitu mereka punya artist series yang merupakan hasil kerjasama dengan para seniman lokal.

"Artist Series kerjasama dengan seniman lokal untuk produksi desain kolaborasi," tuturnya. Selain seniman lokal Wadezig juga pernah kerjasama dengan seniman Singapura.

Para seniman tersebut membuat desain masing-masing dan Wadezig! yang merilis produknya. Untuk kerjasama t'shirt baru dua seniman yang diajak kolaborasi. Selain t'shirt, Wadezig! juga pernah bekerjasama dengan fotografer dalam pembuatan kalender Wadezig.

Kerjasama dengan seniman ini juga tak selalu rutin, tergantung apakah ada seniman yang mau diajak kerjasama atau tidak. "Ya, kalau lagi mood saja," ujarnya.

Disinggung mengenai endorse band-band lokal, Ridho mengaku Wadezig belum secara eksklusif mengendorse band-band lokal. Hanya sebatas support pada even-even tertentu. "Belum ada yang cocok dengan Wadezig. Pada dasarnya kita pengen ngangkat seninya bukan cuma bandnya," pungkas Ridho.

Dari Nitip Jadi Tempat Titipan

Jumat, 12/12/2008 08:34 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Tidak bisa ditolak, kalau pengusaha clothing kian hari kian bertambah angka. Dari mulai skala besar dengan produksi gede-gedean sampai skala kecil yang hanya memproduksi beberapa lusin saja.

Seperti halnya Blaze yang memulai usaha clothingnya hanya dengan memproduksi beberapa lusin t'shirt. Awalnya pun tanpa toko. Dodi, pengelola Blaze mengatakan, pemilik Blaze, Firdaus Patriaman, melalui label Bloodsheedrain, sejak 2002 memasarkan produknya dengan menitipkan pada distro-distro.

"Bisa dikatakan Blaze mulai dari nol," ungkap Dodi. Melihat label Blodsheedrain mendapat sambutan yang cukup hangat, maka dua tahun lalu, Blaze pun memiliki rumah sendiri di Jalan Sultan Agung Tirtayasa.

Jika sebelumnya Blaze menitipkan barangnya, setelah memiliki toko, gantian Blaze yang menjadi tempat penitipan clothing-clothing terutama yang skala kecil dengan jumlah produksi hanya beberapa lusin.

"Ya, saling mmebantulah. Toh kita juga awalnya dari nitip," papar Dodi.

Sekitar 40-60 clothing pun menitipkan produknya di Blaze. Meski dari sisi penjualan label Blaze, Bloodsheedrain tetap lebih unggul.

Setiap bulan, kata Dodi, pasti ada saja clothing baru yang ingin menitipkan barangnya. Tapi Blaze juga tidak sembarangan menerima setiap label clothing. Kualitas tetap dikedepankan, kalau perlu mencari sendiri clothing yang sesuai.

"Kita nggak nerima desain-desain yang lebih mengarah ke pornografi atau yang melanggar norma-norma," ujarnya

Dodi menuturkan memang tidak semua clothing-clothing tersebut mendapat sambutan baik. Kalau sudah seperti itu, Balze memberikan tenggat selama tiga bulan. Jika tidak laku dijual maka terpaksa dimasukan ke dalam gudang.

Hal itulah yang menjadi salah satu alasan clothing baru cepat gulung tikar. Belum muncul sudah tenggelam.

Gandeng Band Indie Produksi Merchandise

Jumat, 12/12/2008 12:20 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Jika merchandise band biasanya datang dari bandnya sendiri, lain halnya dengan Blaze yang coba jemput bola dengan menawarkan pembuatan merchandise pada band-band Indie khususnya yang beraliran underground.

"Kita menawarkan band-band untuk kerjasama dan dibuatkan merchandisenya oleh kita," tutur penelola Blaze, Dodi. Band-band Indie biasanya butuh dana segar. Dengan adanya merchandise, tanpa harus mengeluarkan biaya produksi mereka bisa dapat uang.

Setiap band hanya bisa memilih satu item merchandise apakah itu t'shirt, sweater, tas dan jaket dan lain-lain. Setiap band hanya mengeluarkan satu desain yang diproduksi secara terbatas yaitu 50 pieces.

Saat ini Blaze sudah menggandeng 8 band indie antara lain, Alice, Jihad, Diego, Hell Beyond, Outright juga Caravan.

Pangsa pasar band-band tersebut memang lebih spesifik tapi cukup kuat karena didominasi oleh komunitas. Band-band underground biasanya memiliki kedekatan secara langsung dengan penggemarnya sehingga penjualan mercahndise pun bisa dibilang sangat lumayan.

Selain merchandise band-band lokal, Blaze juga menyediakan merchandise band-band mancanegara buatan Thailand. Untuk harga hampir semuanya rata. Berada di kisaran Rp 80 ribu.

iHAQi, Dakwah Kreatif Lewat Kaos Oblong

Rabu, 31/12/2008 07:59 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung

Dakwah Kreatif Lewat Tshirt
Bandung - Kebaikan ternyata bisa dilakukan dengan berbagai media. Begitupun dakwah yang tak selalu paparan di atas mimbar atau majlis ta'lim, tapi bisa dibalut dalam ranah komunikasi yang lebih bebas.

Misalnya iHAQi yang melakukan dakwah lewat kaos oblong. Gagasan kreatif ini muncul awalnya dari perkumpulan masjlis ta'lim iHAQi dengan trainer utama Dody Koesdijanto. Majlis ta'lim ini sebagai salah satu unit dari PT Diplus Indonesia pimpinan Eric Yusuf. Dari mulai pembuatan buku perjalanan waktu iHAQi, training iHAQi hingga akhirnya melebar ke pembuatan t-shirt.

Menurut Supervisor Training Management iHAQi, Wina (32) bisnis kaos ini dimulai setahun lalu. Tema-tema yang diangkat seputar Islam tapi dengan desain yang tidak monoton. Selain unik, banyak desain-desain nyeleneh plesetan dari merek-merek ternama yang pasti akan membuat tertarik.

Misalnya, kata-kata dalam logo Harley Davidson diubah menjadi Muslim Haram Su'udzon, S.W.A.T artinya Shalat Waktu Adzan Tiba, tulisan S dalam Superman diganti dengan angka 5 yang diiringi tulisan 'Muslim Ritual Pray'. Selain itu ada juga yang dikaitkan langsung dengan ayat Al-Qur'an, misalnya gambar gajah yang dibawahnya dituliskan angka surat dan ayat yang menunjukan surat Al-fill yang bercerita tentang gajah, Save Our Planet yang dikaitkan dengan surat Al-aqoarah ayat 11, atau tulisan Jurassic Park diplesetkan jadi 'Jujur Yuk Pak!' sebagai bentuk dakwah anti korupsi dan desain-desain lainnya yang secara keseluruhan sudah lebih dari 40 desain.

"Sekecil apapun bisa kita jadikan untuk dakwah," tutur Wina saat ditemui di stand iHAQi dalam gelaran Braga Festival. Meskipun menurut Wina desain yang ditawarkan tak selalu desain-desain nyeleneh, Wina berharap melalui desain-desain tersebut secara tidak langsung bisa mengingatkan tak hanya kepada si pemakai tetapi pada yang melihat tulisan tersebut. Wina mencontohkan tulisan S.W.A.T, Shalat Waktu Adzan Tiba yang mengingatkan orang untuk shalat.

"Kita saling mengingatkan," ujarnya.

Kaos-kaos keren ini bisa didapatkan di Bandung Indah Plaza lantai 1. Selain itu, setiap akhir pekan iHAQi memiliki mobile store yang berkeliling di Jalan Riau. Untuk hari Jumat biasanya berjualan di masjid-masjid. Harga kaos anak Rp 60 ribu, laki-laki dewasa Rp 80-85 ribu sedangkan perempuan dewasa Rp 90 ribu. Sebanyak 2,5 persen dari keuntungan penjualan kaos akan dizakatkan.

Wadezig! Pilih Online Dulu Baru Buka Toko

Kamis, 11/12/2008 09:29 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung



Bandung - Kebanyakan distro atau clothing membuka tokonya terlebih dahulu, setelah itu baru memasarkan secara online. Namun berbeda dengan Wadezig! yang memasarkan produknya secara online, baru buka toko.

Sekitar tahun 2003, kegemaran terhadap t'shirt membuat tiga orang web desain tercetus ide untuk membuat produk. Karena ingin membuat brand yang nggak nge-bule alias berbahasa Inggris seperti halnya brand-brand lain, nama Wadezig! pun dipilih. Wadezig!, sebuah suara pukulan.

"Awalnya Wadezig dijual online melalui www.wadezig.com," aku salah seorang pendirinya, Ridho Alhadi.

Akhirnya, ungkap Ridho, ketika tahu industri kreatif ini tengah ramai, mereka pun ikut arus dengan membuka toko. Tahun 2004, toko di buka di Jalan Hasanudin setelah itu pindah ke Jalan Sultan Agung. Toko Wadezig! tidak akan sulit ditemukan. Berada di dekat Blankwear dan Oglea. Hanya sekitar 25 meter dari muka Jalan Sultan Agung.

Meski secara idealisme dan desain tidak terlalu spesifik, Ridho mengaku keseluruhan konten Wadezig! lebih kental mengangkat sisi art dan sub culturenya.

"Konten art dan desain kita lebih kerasa daripada yang lain. Sisi sub-culturenya juga lebih dalam dari yang lain," tutur Ridho.

Dari sisi pemasaran, seperti halnya clothing lain produk Wadezig! juga sudah tersebar di seluruh Indonesia. Meski belum sampai ekspor ke luar negeri, secara perorangan sudah ada orang luar yang membeli produk Wadezig!.

Lalu, bagaimana strategi untuk bersaing dengan clothing lain yang juga tidak kalah oke? "Intinya industri kreatif adalah terus kreatif. Kalau tidak kreatif lagi nanti mati," begitu kata Ridho.

Sablon Instant, Bikin Baju Cepat Berwarna

Selasa, 26/08/2008 15:11 WIB
Ema Nur Arifah - detikBandung

Bandung - Serba instant, begitulah yang dicari banyak orang di tengah kesibukannya saat ini. Dari mulai produk makanan, kerudung instant, sampai produk-produk berbau teknologi berembel-embel instant sebagai tanda mudah dan cepat.

Di dua event yang mengikutsertakan Industri Kecil Menengah (UKM) yaitu Jabar Expo di Graha Manggala Siliwangi dan di Temu Pesantren, Gasibu, sebuah stand menghadirkan sablon instant.

Kaos-kaos polos putih dengan sedikit sentuhan warna di bagian kerah, atau strip-strip sederhana di bagian tangan, dengan cepat bisa langsung segar dengan gambar.

Dengan menggunakan cat sablon khusus dan obat yang mempercepat pengeringan sablon, sehingga proses pembuatan bisa ditunggu tanpa lama. Kaos-kaos yang kebanyakan diperuntukan untuk putra-putri anda ini bisa disablon dengan beragam gambar figur karton yang lucu.

Entah itu Winnie The Pooh, Sun Go Kong, Naruto, Mickey Mouse, Dora the explore dan lain-lain. Bisa juga diaplikasikan nama-nama putra-putri anda. Harganya berkisar dari Rp 15 ribu sampai ukuran dewasa seharga Rp 40 ribu. Untuk kaos berwarna hitam ditambah Rp 2.500. �

Menurut tukang sablonnya, Daud, sablon instant ini hanya bisa ditemukan dalam acara pameran-pameran saja, pihaknya tidak memiliki outlet secara khusus. Untuk workshopnya sendiri berada di kawasan Padasuka Jalan Pasirlayung Blok E No 5.

Tak perlu ke tempat workshopnya di Jalan Pasirlayung untuk melihat langsung pembuatannya. Sambil menunggu proses sablon selesai, pemesan bisa menunggu sambil melihat proses penyablonan berlangsung.

Ada screen, yaitu alat yang digunakan untuk mengaplikasikan cat ke kaos, kuas, cat sablon, dan hairdryer untuk mengeringkan.

Untuk awal tentu saja pilih ukuran dan desain yang diinginkan. Dalam satu screen bisa terdiri dari empat bagian dari figur yang akan disablon. Hal itu tergantung dari berapa warna yang ada di figur tersebut.

Misalnya untuk tokoh lucu winnie the pooh. Winnie memiliki empat warna berbeda di tubuhnya, merah, biru, kuning dan hitam. Maka dalam screen ada empat bagian tubuh dari mulai skets awal tubuh utuh, kemudian bagian per bagian yang memiliki warna berbeda. Jika ada unsur warna lain, warna-warna primer yang ada tinggal dicampurkan.

Tukang sablon tinggal mengaplikasikan warna melalui screen secara berurutan untuk menghasilkan gambar figur yang diinginkan. Pengerjaan akhir yaitu di hairdryer, walaupun katanya dengan dianginkan pun bisa cepat kering. Tidak kurang dari 15 menit anda sudah bisa langsung membawa pulang untuk diberikan pada putra-putri anda.

Tentu saja, jika berniat memesan jangan sampai melewati tanggal 27 Agustus 2008, sebab dua pameran tersebut akan berakhir pada tanggal tersebut.(ema/ern)

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons